(temanku men-tag ku di notes yang ditulis di sebuah jejaring sosial. buatku, tulisan itu sungguh sungguh dalam maknanya. karena itulah, aku ingin berbagi disini. terima kasih buat temanku yang sudah memberi izin untuk 'copas'...)
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang
bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar
negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu
setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan
Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng,tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja
dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu
dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di
sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda
bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru,
Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita
beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak
yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata :"Sudah di bilang! kamu jangan minum air
dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa
bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa
berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting
pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah
Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak
dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS
menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia....
:')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di
ruang tamu..Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam
malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras
dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan
segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang
Dokter atau Insinyur.Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa
itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai
dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu
untuk berhati-hati. .Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan
memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi
dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.Papa pasti berusaha
keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya
yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu
ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti
Papa belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal
membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada
Papa untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan
izin..Karena Papa tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan
posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki
yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?Papa menangis karena papa sangat
berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah
selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya
yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan
semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....
bokap,Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak
kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin
memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA"
dalam segala hal..membuat kebanggaan…n sungguh sangat berarti…
bokap papa ayah abah emang superstar bukan…..apalagi nyokap, mama, ibu qta
Rabu, 21 April 2010
Senin, 12 April 2010
tergelitik
hari ini aku mendengar sesuatu
dari bibir seseorang yang aku ga pernah ngira, bakal ngomong seperti itu
"permudahlah urusan orang lain.....dan mudah-mudahan urusan kita pun dipermudah"
mungkin bagi sebagian (besar orang), kalimat seperti ini meaningless.
tapi entah kenapa,
mendengar kalimat ini hari ini,
aku jadi tergelitik dan berpikir,.......
gimana sih aku sehari-hari dalam melakukan sesuatu (urusan)? apalagi yang berkaitan dengan orang lain...
kadang disadari atau tidak,
kita semua cenderung memiliki pola pikiran " ME FIRST"
so self centered......
bener ga sih?
dari bibir seseorang yang aku ga pernah ngira, bakal ngomong seperti itu
"permudahlah urusan orang lain.....dan mudah-mudahan urusan kita pun dipermudah"
mungkin bagi sebagian (besar orang), kalimat seperti ini meaningless.
tapi entah kenapa,
mendengar kalimat ini hari ini,
aku jadi tergelitik dan berpikir,.......
gimana sih aku sehari-hari dalam melakukan sesuatu (urusan)? apalagi yang berkaitan dengan orang lain...
kadang disadari atau tidak,
kita semua cenderung memiliki pola pikiran " ME FIRST"
so self centered......
bener ga sih?
ada di:
Balada si miNyun
KEPERGIAN ANGIN
Terdengar suara mengetuk-ngetuk lembut daun jendela rumah Si Kerdil.
Siapakah gerangan? di tengah hari begini…Si Kerdil bertanya-tanya dalam hati. Lalu, ia pun berjalan menghampiri jendela Daun jendela berkelepak-kelepak pelan. Rupanya, teman lama singgah untuk menyapa.
“Hai Angin, apa kabar?” tanya Si Kerdil dengan penuh semangat. “Ada kabar apa dari negeri di seberang?” sambungnya lagi.
Angin bersiul penuh semangat.
“Begitukah? sepertinya petualangan yang menyenangkan..rupanya kau sudah jauh berkelana yah…” kata Si Kerdil lagi.
Angin kembali melanjutkan ceritanya, bersiul, berdesir, seakan menari berputar-putar.
Tapi kemudian, berhembus pelan.
“Ah..Angin, sudah hendak pergi lagi kah? tapi…” Si Kerdil menunduk tercekat, tak mampu selesaikan perkataannya. Tak rela rasanya, angin baru saja singgah sejenak.
Angin berdesir pelan, lembut terpa pipi Si Kerdil.
“Baiklah..baiklah..aku mengerti. Lain kali, singgahlah lebih lama. Sedikit lebih lama saja…supaya kau bisa cerita lebih banyak tentang negeri yang kau datangi..”
Lalu Angin bertiup perlahan, menyelubungi Si Kerdil, memenuhi udara dengan hawanya. Kemudian, Angin pun berhembus; membawa daun-daunan yang jatuh berguguran melayang-layang ringan.
Sehelai daun melayang-layang ringan, lalu jatuh di telapak tangan Si Kerdil. Si Kerdil diam menatap daun yang tergeletak di telapak tangannya itu, sambil menyaksikan kepergian Angin.
Dalam hati ia berdoa, semoga takdir mempertemukan mereka kembali,
walau entah kapan…
ada di:
Balada si Kerdil
Sebelum Terlelap…
Ngantuk….
Bisik Si Kerdil di dalam hati. Kelopak matanya berkejap-kejap pelan. Ia palingkan muka menuju jendela kamarnya. Dari sana, ia memandang langit biru.
Sore ini cerah, pikirnya. Tadi siang, matahari berinar terik…Tapi, kemarin sore, matahari bermain petak umpet. Sore pun menjadi mendung.
Kenapa harus ada mendung?
Kenapa harus ada cerah?
dalam hatinya, Si Kerdil bertanya-tanya.
Mungkin karena,
tanpa ada mendung, kita tak bisa merasakan nikmatnya cerah. Juga, tanpa ada cerah, kita tak bisa memaknai mendung….begitu pikirnya.
Matanya kembali berkejap-kejap. Ia palingkan mukanya dari jendela kamar. Pikirannya terus menerawang, sementara perlahan matanya mulai terpejam.
Ia benar-benar mengantuk!
ada di:
Balada si Kerdil
Senandung Sore
Sore begitu cerah.
Mentari lembut bersinar, angin pun bertiup pelan. Si Kerdil menghirup nafas dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan segarnya udara sore. Dikelilingi suasana yang begitu nyaman, hatinya tergelitik untuk ungkapkan rasa. Maka, menyanyilah ia, bersenandung sendiri. Sambil menatap birunya langit, ia nikmati saja kesendirian sementara udara menggemakan senandungnya.
Tak lama kemudian, datanglah seorang teman. Pertama-tama teman hanya merebahkan diri, duduk di sebelahnya tanpa berkata-kata. Tapi, sejurus kemudian, teman ikut bersenandung bersama si kerdil. Si kerdil terkejut, ia terdiam. Ia pun lalu menatap teman dengan sorot mata bertanya-tanya. Tapi teman hanya balas menoleh padanya, tersenyum, sambil terus bersenandung.
Sejenak si kerdil bingung. Tapi ia lalu teruskan bersenandung. Menyanyikan lagu yang sama bersama teman. Memang, pada awalnya Si Kerdil merasa sedikit terusik dengan kehadiran teman yang tiba-tiba saja ikut bersenandung bersamanya. Selama ini, bersenandung dalam kesendirian cukup menyenangkan baginya. Tapi ternyata, bersenandung bersama teman terbukti lebih mengasyikkan…
ada di:
Balada si Kerdil
being an adult is no fun?
"anak-anak bisa melihat mimpi dan harapan, sedangkan orang dewasa melihat kenyataan...melihat kenyataan itu sangat menyakitkan. tapi, kita tidak bisa berpaling"
begitulah kutipan dari sebuah buku yang pernah kubaca.
begitulah kutipan dari sebuah buku yang pernah kubaca.
benarkah ketika kita beranjak dewasa kita tidak lagi melihat mimpi-mimpi serta harapan?
"saat kita kecil,waktu terasa panjang dan penuh"
begitulah ungkapan yang pernah kudengar.
"saat kita kecil,waktu terasa panjang dan penuh"
begitulah ungkapan yang pernah kudengar.
ketika kecil, hari-hari seakan terasa lambat berlalu.
24jam dalam sehari cukup untuk kita melakukan segala aktivitas; belajar, bermain, makan, tidur....
tapi kini, yang lebih sering kita ucapkan
tapi kini, yang lebih sering kita ucapkan
"duh..Kok uda jam segini lagi sih..Mana ini belum beres..Itu belum kelar"
susahnya jadi orang dewasa!
susahnya jadi orang dewasa!
(padahal waktu kecil dulu inginnya cepet gede)
betulkah being an adult is no fun?
betulkah being an adult is no fun?
ada di:
Balada si miNyun
Terima Kasih, Ira :D
hampir tengah malam.
masih saja kupencet-pencet tuts keyboard yang menjelang dadas
setumpuk buku mejeng dengan rapi disamping layar netbook
berikut sederet tugas yang masih ngantri buat segera dikerjakan
tapi,
tetep aja ujung-ujungnya blogging lagi hehehehe
huuuuuuuufhhhh.....
media player pun kunyalakan, dengan segera mengalun lagu dari The Panas Dalam
Cita-citaku ingin menjadi Polwan
Mana mungkin aku Hanya lelaki
Oh Tuhan tolong hambamu
Aku tak sudi jadi Bapak Polwan.....
halah, opo ikiiiiiiiiiiii????!!
tapi yang jelas tawaku lepas karenanya
terima kasih Ira, teman seperjuangan sepeminjaman buku hehehe
atas suplai lagu-lagunya,
the panas dalam yang mampu meluruhkan penat yang mulai berkerak
baiklah, sekarang marilah kembali ke jalan yang benar!
ada di:
Balada si miNyun,
Drunken miNyun,
lagu,
The Panas Dalam
menilai seseorang
Kamu tahu?
ternyata ngga mudah menilai seseorang dengan berimbang
seringkali,
kita dipengaruhi subjektivitas pribadi ketika menilai seseorang,
bahkan terkadang memakai subjektivitas orang lain sebagai tolak ukur
saat kita sedang tergila-gila pada seseorang
ketika kita mengidolakan, mengagumi, menyukainya....
kita cenderung menilainya dari satu sudut pandang
hanya sisi positifnya saja yang terlihat oleh kita
hanya kebaikan dirinya yang nampak di mata;
sehingga kita lupa,
bahwa diapun punya sisi lain dibalik segala kemilau yang membutakan mata kita
saat kita membenci,
tidak menyukai seseorang
kita juga cenderung menilai dari satu sudut pandang
saat itu yang kita ingat hanya hal-hal yang tidak menyenangkan tentangnya
bahkan terkadang mengingat wajahnya pun kita enggan
hal-hal buruk saja yang terkenang di benak
sehingga kita lupa, dibalik semua itu dia pun punya sisi lain
sisi lain yang tak nampak akibat kita gelap mata
jika kita mau melihat semua dengan berimbang,
sesungguhnya setiap orang punya nilai tersendiri
yang satu mungkin punya kekurangan di satu sisi,
tapi keunggulan di sisi lain;
karena sesungguhnya ngga ada manusia yang sempurna.
ternyata ngga mudah menilai seseorang dengan berimbang
seringkali,
kita dipengaruhi subjektivitas pribadi ketika menilai seseorang,
bahkan terkadang memakai subjektivitas orang lain sebagai tolak ukur
saat kita sedang tergila-gila pada seseorang
ketika kita mengidolakan, mengagumi, menyukainya....
kita cenderung menilainya dari satu sudut pandang
hanya sisi positifnya saja yang terlihat oleh kita
hanya kebaikan dirinya yang nampak di mata;
sehingga kita lupa,
bahwa diapun punya sisi lain dibalik segala kemilau yang membutakan mata kita
saat kita membenci,
tidak menyukai seseorang
kita juga cenderung menilai dari satu sudut pandang
saat itu yang kita ingat hanya hal-hal yang tidak menyenangkan tentangnya
bahkan terkadang mengingat wajahnya pun kita enggan
hal-hal buruk saja yang terkenang di benak
sehingga kita lupa, dibalik semua itu dia pun punya sisi lain
sisi lain yang tak nampak akibat kita gelap mata
jika kita mau melihat semua dengan berimbang,
sesungguhnya setiap orang punya nilai tersendiri
yang satu mungkin punya kekurangan di satu sisi,
tapi keunggulan di sisi lain;
karena sesungguhnya ngga ada manusia yang sempurna.
ada di:
Balada si miNyun
Langganan:
Postingan (Atom)