9 Mei 2012.
Pukul 3 Pagi.
hari ini saya bangun lebih cepat dibanding kemarin;
walaupun saya baru tidur sekitar 4 jam.
"semoga urusan hari ini dipermudah dan diperlancar"
doa saya dalam hati, sambil menutup pintu mobil.
sepanjang perjalanan saya berusaha menguatkan hati demi menerjang ganasnya ibukota *tsaaaaah*
pukul 8 pagi waktu jakarta. gerbang kedutaan baru saja dibuka...dan saya mendapat nomor antri 17.
lumayan lah dibanding kemarin...
tak lama kemudian, dipanggillah saya untuk wawancara. petugas yang mewawancara saya ramah tapi pertanyaan yang diajukannya tajam dan bertubi-tubi..saya sempat berpikir, ini wawancara apa interogasi yah??
tapi syukurlah, tidak ada dokumen kami yang dianggap bermasalah.
ijazah yang sudah capek-capek saya bawa dari bandung ternyata tidak dilirik sama sekali *pliys dyeh..*
sayapun diminta membayar 700 ribu (atau 60 euro) untuk biaya visa; dan dipersilakan untuk mengambilnya sekitar pukul 3-4 sore nanti.
kali ini saya bisa melenggang dengan hati ringan saat meninggakkan kompleks kedutaan.
berhubung saya belum selesai packing, dan rekan seperjalanan sayapun ada keperluan lain di jakarta, akhirnya kami memutuskan untuk memakai jasa orang lain untuk mengambil visa.
pukul 3 sore hari, waktu jakarta.
saya telepon orang yang dimintai tolong untuk mengambil visa; sebut saja namanya pak D.
"Pak D, gimana visa, beres?"
"Neng...punya rekan neng mah beres...tapi punya Neng belum, katanya besok"
DEG!!!seketika saya merasa bagai tersengat petir di siang bolong!
"Lho? kok baru besok?ada masalah apalagi?kan saya berangkat besok....?"
sekuat tenaga saya menahan suara, supaya tidak terdengar bergetar.
"Nggak tahu juga, saya sudah bilang sama orang sananya Neng berangkat besok, tapi mereka ngotot besok aja. Mereka janjikan besok dapat nomor urut satu"
"Tapi kalau besok saya ke kedutaan dulu nggak bakal sempet pak, jam4 saya udah harus di bandara.."
"Nggak apa-apa, besok bisa sama bapak diambilnya, nanti kita ketemu di bandara"
Pukul 3 Pagi.
hari ini saya bangun lebih cepat dibanding kemarin;
walaupun saya baru tidur sekitar 4 jam.
"semoga urusan hari ini dipermudah dan diperlancar"
doa saya dalam hati, sambil menutup pintu mobil.
sepanjang perjalanan saya berusaha menguatkan hati demi menerjang ganasnya ibukota *tsaaaaah*
pukul 8 pagi waktu jakarta. gerbang kedutaan baru saja dibuka...dan saya mendapat nomor antri 17.
lumayan lah dibanding kemarin...
tak lama kemudian, dipanggillah saya untuk wawancara. petugas yang mewawancara saya ramah tapi pertanyaan yang diajukannya tajam dan bertubi-tubi..saya sempat berpikir, ini wawancara apa interogasi yah??
tapi syukurlah, tidak ada dokumen kami yang dianggap bermasalah.
ijazah yang sudah capek-capek saya bawa dari bandung ternyata tidak dilirik sama sekali *pliys dyeh..*
sayapun diminta membayar 700 ribu (atau 60 euro) untuk biaya visa; dan dipersilakan untuk mengambilnya sekitar pukul 3-4 sore nanti.
kali ini saya bisa melenggang dengan hati ringan saat meninggakkan kompleks kedutaan.
berhubung saya belum selesai packing, dan rekan seperjalanan sayapun ada keperluan lain di jakarta, akhirnya kami memutuskan untuk memakai jasa orang lain untuk mengambil visa.
pukul 3 sore hari, waktu jakarta.
saya telepon orang yang dimintai tolong untuk mengambil visa; sebut saja namanya pak D.
"Pak D, gimana visa, beres?"
"Neng...punya rekan neng mah beres...tapi punya Neng belum, katanya besok"
DEG!!!seketika saya merasa bagai tersengat petir di siang bolong!
"Lho? kok baru besok?ada masalah apalagi?kan saya berangkat besok....?"
sekuat tenaga saya menahan suara, supaya tidak terdengar bergetar.
"Nggak tahu juga, saya sudah bilang sama orang sananya Neng berangkat besok, tapi mereka ngotot besok aja. Mereka janjikan besok dapat nomor urut satu"
"Tapi kalau besok saya ke kedutaan dulu nggak bakal sempet pak, jam4 saya udah harus di bandara.."
"Nggak apa-apa, besok bisa sama bapak diambilnya, nanti kita ketemu di bandara"
0 komentar:
Posting Komentar