Minggu, 26 September 2010

Manusia Sepertimu

Pagiku yang damai tiba-tiba dinodai oleh suara sms itu.
Masih setengah mengantuk, kugapai handphone dan kupencet tombol ‘inbox’. Sekejap kemudian muncullah tulisan di layar, dari sender yang tidak tercantum di phonebook-ku: 


Ini bpk, lg pinjem hp org, tlng beliin bpk pulsa 50rb, di nmr barux bpk: 08524****1504.bpk lg ada mslh, skrg d kntr polisi.jgn dlu tlfn/sms, nnti bpk yg tlfn, pntg!

HUH! 
Aku mendengus sekesal-kesalnya (beruntung upil-upil dalam hidung tidak ikut terbang, jika begitu apa kata dunia?!)
 

Teringat pada surat pembaca dimuat di koran langgananku beberapa hari lalu; yang menceritakan bahwa si penulis mengalami hal yang serupa denganku. Teringat  juga beberapa waktu lalu, ibuku, sepupuku juga pernah menunjukkan sms yang serupa…tapi sedikit berbeda redaksionalnya.
 

HUH! 
Aku mendengus lagi…masih sedikit kesal. Penipuan macam apalagi ini? (sayang sekali, kamu tidak berhasil, weeee~)
 

Buaya kok dikadalin….hehehehehehe
 

Plis deeeeh…mana ada bapak-bapak pake bahasa a-be-ge macam gitu…tulisan disingkat-singkat, ada kata ‘barux’ segala (maksudnya baruks?buruks?boroks??atau naon??heuheu)
…katanya penting, tapi ko ngga boleh dihubungi….bapak yang aneh!hmmm!
 

kemajuan teknologi, berkembangnya sistem komunikasi ternyata membuat masyarakat kita mengalami euforia. komunikasi non-temu muka lewat perangkat HP, atau lewat internet dan media lain membuat orang menjadi berani…. segala cara BOLEH dilakukan demi kepentingan pribadi; karena  menanggap “Ah..nyante aja…ga bakal ketauan deh. Ga bakal ketemu ini….”
 

Selalu ada cara gampang meraih untung!

Kamu,
Siapapun dirimu yang mengirim sms seperti itu padaku, juga pada orang-orang lain (yang telah kau bohongi)
Sayang sekali, kamu bukan pemberani. Kamu adalah pengecut yang cuma bisa mendompleng teknologi.
Kamu seperti lintah yang senang menjadi gendut dengan menghisap darah dari inangmu.
 

Satu kalimat saja untukmu:
DUNIA TIDAK MEMERLUKAN MANUSIA SEPERTIMU


*teruntuk para manusia lintah…maaf jika tersindir. Anggap saja gurauan, syukur-syukur dianggap serius…

Sampai Jumpa, Ramadhan

"Siisii, wake up!WAAKEEE UUUUUPP !!"
si kecil itu nyerocos sambil ajrut-ajrutan di kasur.

"..........................engh………………....."
aku mengerang (melenguh?hehe) malas dan melanjutkan berpura-pura tidur. Berhasil......(^_^)v      
Dia akhirnya menyerah lalu melengos keluar kamar. Sekejap kulirik sosoknya saat melewati pintu. Hhhh...aku menghela nafas sambil menerawang, lalu melempar pandangan, menatap putih langit-langit kamar. Badan masih terasa pegal, dan mataku terasa berat, kepala pening akibat kantuk yang ditahan; hasil dari 7.5 jam berkendara menuju kampung halaman.
Aaah, sejak kapan kau sudah bertumbuh begini besar?
Rasanya belum lama melihatmu belajar merangkak kesana-sini. Tapi lihatlah kini,
sudah lincah lari kesana kemari...pintar mengganggu kakakmu sambil nyerocos dalam bahasa inggris pula..halah..  @_@

Huffh…….
Entah kenapa, ketika beranjak dewasa,
waktu terasa berlalu begitu cepat; berbeda dengan masa kanak-kanak dahulu. Waktu terasa panjang dan penuh. Perbedaan cara berpikir kah? Pengaruh usia kah? Perbedaan berat dan tinggi badan kah? (ngga mungkiiiiiin...)

Hmmm..hari ini, hari terakhir ramadhan tahun ini. 
Memoriku berputar, bergerak flashback mengingat kembali hari-hari yang kulalui. Mereka-reka perjalanan rasa yang pernah kutempuh.
Aku bersyukur,
Despite all of those things, aku masih hidup dan masih bisa tersenyum..

Ramadhan selalu berhasil membuatku melankolis, tapi ramadhan juga selalu membawa pelajaran tentang hal penting dalam hidup:
Kita jadi bayi, hanya sesaat
Remaja, juga tak lama
Pada akhirnya, kita semua akan menjadi tua..(lalu menjadi tanah)

i guess there's no such thing as being forever young :)

Kegembiraan, kesenangan itu hanya sementara
Kesedihan pun, hanya sementara
Maka,
Tak perlu merasa terpuruk saat sedih datang
Juga jangan terlena saat gembira tiba

Pada akhirnya, itu semua akan berlalu. Karena hidup ini pun, ternyata hanya sementara..


Sayup-sayup terdengar suara adzan.

Aaah, hari ini pun telah berlalu.
Syawal akan datang, esok dimulai lagi lembaran baru di bulan yang baru. Sampai jumpa Ramadhan, semoga aku masih diberi waktu untuk berjumpa kembali denganmu..


* selamat idul fitri teman,
  mohon dimaaafkan segala perilaku serta perkataan 
  yang tidak berkenan..



kampung halaman, 09.09.2010