Senin, 29 Agustus 2011

12 O'Clock Bell Rings: A Twisted Cinderella Story



akhir-akhir ini lagi senang baca komik.

berhubung harga komik sekarang mahal, jadi beralih ke komik-komik yang bisa di download dari internet :D
kebetulan seorang teman 'mengajari' saya sebuah situs, dimana saya bisa download komik-komik secara bebas. uh well, sebenarnya nggak bebas-bebas amat sih. supaya bisa download, harus daftar dulu. tapi prosesnya nggak ribet kok.) 
dan di situs inilah saya dapat komik yang kali ini jadi topik pembicaraan kita (kitaaa??)


anyway,
dari situs itu saya dapat komik yang lumayan menarik. judul aslinya nggak tahu, tapi judulnya setelah di terjemahkan ke bahasa inggris adalah "12  O'Clock Bell Rings", buah karya Kishimoto Seishi.

in general,
12 O'Clock Bell Rings merupakan sebuah cerita 'parodi' gothic dari cerita klasik Cinderella. Secara sederhana, alur cerita nggak jauh beda sama cerita asli Cinderella. tapi, saya suka bagaimana sang mangaka, Kishimoto-sensei menerjemahkan para tokoh menjadi karakter yang berbeda. belum lagi, gambar-gambar dengan suasana goth; lengkap dengan dark eyeliner, bold lipstick, lolita style gown, witch, spiders,...and jack o'lantern sebagai hiasan kepala (kalo orang sini nyebutnya 'bando') yang dipakai oleh Cinderella.

Geeez...what a truly twisted Cinderella story! 

sini saya kasih bocoran sedikit soal ceritanya *spoiler*

di sebuah negeri antah berantah hiduplah seorang gadis yang konon punya kualitas untuk menjadi istri pangeran (or so she said by herself..).
tapi, kasihan Cinderella, hanya bisa meratap layaknya ratapan anak tiri terhadap rongrongan saudari-saudari tirinya. sementara saudari-saudarinya bersiap untuk menggondol pangeran di acara dansa istana nanti malam, Cinderella hanya bisa menggerundel sendiri karena..apaboleh buat, dia hanyalah seorang upik abu.
tapi, ketika sedang berjalan-jalan di hutan, ia bertemu dengan seorang penyihir (bukan ibu peri lho!!). 
awalnya Cinderella skeptis, menganggap penyihir itu hanyalah semacam penipu yang hanya mengincar uang saja (yeah right...). tapi rupanya sang penyihir sangat lihai bersilat lidah, hingga akhirnya Cinderella pun termakan bujuk rayunya. sang penyihir menyanggupi untuk mengubah Cinderella jadi putri cantik agar ia bisa pergi ke istana untuk berdansa dengan pangeran.
hanya satu kekurangannya, mantra perubah wujud sang penyihir hanya sanggup bertahan sampai jam12 malam saja. dan begitulah.....ketika bel yang menandakan pukul 12 malam tiba, Cinderella pun kembali menjadi upik abu, kabur meninggalkan pangeran dan menyisakan sebelah sepatu kaca di tangannya.
perburuan mencari sang pemilik sepatu kaca pun berlanjut, hingga akhirnya joker si utusan istana  (nampaknya ini utusan rekrutan baru, haha so untypical...) datang ke tempat dimana Cinderella tinggal bersama saudari tirinya. satu per satu saudarinya mencoba sepatu kaca itu...dan tentu saja nggak muat.


"You're only making me look better, my "dear" sisters. Stand back and I'll show you how it's done"

begitu Cinderella berkata, dalam hati tentu saja, sambil mencoba sepatu kaca. oh, rupanya Cinderella yang ini punya kepribadian yang sedikit *ehm* berbeda...kalau tidak boleh dibilang narsis mah..

tapi...OH??? nggak muat!! haaaa~howcome??
Joker berkata, sepertinya kaki Cinderella bengkak hasil dansa semalam, sehingga sepatunya tidak pas di kaki Cinderella (oh my....)
Tapi, BAU Cinderella menjadi petunjuknya, bahwa ia-lah gadis yang semalam berdansa dengan pangeran (hahahaha...bau....well that's original...)
Cinderella pun diboyong ke istana, and she lived happily ever after...


or so i thought.......

but when the 12 O'Clock Bell Rings,...




and the prince said,


"Ah! MAMA! Can't you fix that thing where your magic only works until midnight?"



guess you should be alert when things turn out too good to be true, huh? ;)






Painting My Wall




there's a big blank white wall in front of us.


"what i'm gonna do with this thing....."
so i said

"paint it"
so you said

"naah~   i kinda like the way it is"

"not that, i mean you could've draw somethin in it"

"like what?"

"dunno....like scenery maybe"

"uh-huh...."

"or people"

"uh-uh...."

"hey, don't just uh-huh me like that. are you really listenin?"

"yeah, i hear you. go on."

"or....you can draw stories or somethin...."

"stories?" i smirk,
"you fool. stories are to be written. or told. not to draw"

you laugh.
"who cares? i mean, it's your wall. you can do whatever you like with it"

"yeah you're right...stories, huh?"

"yeah. stories"

"but you realized, don't you? i can't possibly draw and finish it by myself"

"i know youd've said that"

"so?"

"got another brush?"

"sure"



and we smile.

coklat dan kue lebaran



saya dapat coklat.
coklat kecil buatan tangan yang dibungkus plastic wrap.
sebetulnya saya kurang suka makanan manis.
meskipun begitu, itu salah satu coklat terenak yang pernah saya makan seumur hidup.

lalu hari selanjutnya saya dapat kue lebaran.
tidak banyak memang, dua toples kecil saja.
kue keju, dan kue (nggak tahu apa namanya) yang ujungnya dicelup coklat.
dibungkus indah dalam kotak beranyam warna hijau.
meskipun begitu,

kue itu istimewa buat saya.

coklat dan kue lebaran itu,
pemberian orang-orang dari kelas bahasa asing yang saya pegang saat ini
pemberian yang bagi orang lain sepele,

"ah..cuma coklat sebiji doang.."
"mau kue lebaran mah banyak, dimana-mana juga dijual"

tapi tidak demikian bagi saya.

justru hal sepele seperti itulah yang bermakna,
walaupun banyak orang cenderung melupakannya.

saat kamu memasak, melelehkan coklat, mencetaknya, dan membungkusnya satu per satu
pastilah kamu sudah pikirkan dengan siapa saja coklat itu akan kamu bagi.

saat kamu memilih, membeli kue-kue dalam toples, lalu membungkusnya,
pastilah kamu sudah pikirkan dengan siapa saja kue itu akan kamu bagi.
belum lagi kamu sudah bersusah payah membawanya.

saat kita ingin berbagi,
bukankah kita cenderung ingat untuk berbagi dengan orang yang kehadirannya bermakna bagi kita?
bukankah kita cenderung ingat untuk berbagi dengan orang yang kita rasa dekat di hati?

saya tidak bermaksud narsis atau apalah itu istilahnya
untuk berani berpikir bahwa saya adalah orang yang kehadirannya bermakna bagimu, 
juga dekat di hatimu

tapi...

"terima kasih"

mungkin cuma sepatah kata itu yang bisa meluncur dari mulut saya.
saya memang tak pandai berekspresi, dan berkata-kata.

so,
"THANK YOU"
for thinking of me :)

Minggu, 21 Agustus 2011

geje stadium II




(mencoba berpikir positif)

mungkin ia hanya takut kehilangan peran.
karena itu selalu berkesan 'mengekang' dan mengikat, tak ingin kami jauh

mungkin mereka hanya ingin berkeluh kesah dan ingin didengarkan,
sekedar meringankan beban di pundak dan melepas penat di pikiran





(pikiran negatif sedang muncul)

tapi 'tong sampah' ini sudah penuh. 
jika dipaksa untuk dijejal-jejali, 
semua isinya akan tumpah berantakan. 
mengotori sekitar dan mungkin kehilangan fungsinya sebagai tempat penampung sampah.





(setelah keluar dari wc)

ternyata 'sampah' itu perlu dikeluarkan bersama sisa-sisa metabolisme tubuh lainnya. walaupun tidak menyelesaikan akar masalah, 
tapi berdiam di tempat itu, 
tidak memikirkan apa-apa selain bagaimana mengosongkan isi perut 
untuk sementara ini cukup mujarab meringankan isi kepala 
*dan tentu saja isi perut*




Celoteh tentang Cinta dan Kesedihan: Lelaki yang Membelah Bulan


kesedihan dan cinta.

itulah dua faktor yang sering membuat seseorang mendadak jadi pujangga :)

nggak percaya?

cobalah tengok, dikala jatuh cinta orang cenderung menjadi puitis dan berbunga-bunga. lembar-lembar buku catatan, posting di situs pribadi, update status atau tweet berhiaskan kata-kata indah nan menawan. dunia serasa begitu indah dan berwarna.

pun dikala kesedihan datang,orang juga bisa menjadi puitis karena dorongan hati yang mendesak ingin dikeluarkan. melepaskan diri dari sesaknya himpitan rasa, meringankan nafas dan terkadang juga meluruskan pikiran; agar bisa berdamai dengan diri di kemudian hari.

tapi,
diantara kedua faktor tadi,rasanya celoteh tentang cinta lebih banyak dibuat jadi konsumsi publik (dan memang cenderung disukai) dibanding celoteh tentang kesedihan. (entah kenapa) magnet celoteh tentang cinta lebih banyak menarik perhatian dibanding celoteh tentang tragedi dan kesedihan.

kenapa?

(mungkin) karena efek yang diberikan oleh keduanya berbeda. ketika seorang berceloteh tentang cinta, yang dipancarkannya adalah aura kebahagiaan; energi yang (berkesan) positif. sehingga, bagi orang lain yang mengkonsumsi celoteh itupun, ada perasaan yang positif hinggap di dirinya meskipun celoteh itu (mungkin saja) samasekali tidak berkaitan dengan dirinya.

ketika seorang berceloteh tentang kesedihan, yang dipancarkannya adalah aura yang gelap; energi yang (berkesan) negatif. sehingga, orang menjadi 'alergi' ketika melahapnya; ada perasaan tidak enak hinggap di dirinya ketika bersentuhan dengan celoteh itu meskipun (mungkin saja) celoteh itu juga samasekali tidak berkaitan dengan dirinya.

tetapi tidak demikian dengan Noviana Kusumawardhani, seorang penulis yang menelurkan kumpulan cerpen dengan judul "Lelaki yang Membelah Bulan" ini. Kumpulan cerpen ini berisi delapan cerita yang melulu bertemakan tentang kesedihan. 
sang penulis rupanya tidak takut mengangangkat tema yang bagi sebagian besar orang dianggap gelap, hitam, negatif, atau apalah lagi itu namanya.
lewat cerpen-cerpen yang disajikannya, sang penulis berbagi pandangan bahwa kesedihan pun merupakan bagian yang penting dari kehidupan; sama pentingnya dengan hadirnya cinta dalam kehidupan. 

saya lebih suka menyebut cerpen saya sebagai teman perjalanan memasuki ruang gelap, karena hanya dengan menerima gelap maka kita akan mengenal terang


begitulah katanya. 

cerpen-cerpen yang tersaji dalam buku ini memiliki judul yang sederhana:
"perempuan senja" 
"lampion merah bergambar phoenix"
"lelaki yang membelah bulan"
"peti mati"
"penari hujan"
"sebuah pagi dan seorang lelaki mati"
dan "pemburu air mata"

meskipun begitu, judul-judul yang sederhana ini ternyata sanggup menjelma jadi fatamorgana tentang kehidupan yang aneh, berisikan melankoli tentang warna senja, malam, kematian, juga perpisahan.
tetapi, jika ditilik lebih dalam, fatarmorgana itu ternyata hadir sebagai  kiasan dari secarik kanvas yang (kadang) bisa saja menyeruak dalam kehidupan sehari-hari.

cerpen favorit saya dari kedelapan judul di atas?
hmmm...............................tidak ada hehehehe
semuanya memiliki bobot dan keindahan masing-masing; walaupun indah dengan cara yang tidak biasa. semuanya favorit sekaligus membuat alergi ;)

walaupun begitu, saya harus setuju dengan ucapan si pengarang, bahwa
"dengan menerima gelap, maka kita akan mengenal terang"

siapkah anda merangkul sisi gelap dari diri?



10年後の君へ

Tahu?

sebetulnya sudah lewat sepuluh tahun (bahkan lebih) sejak pertamakali kita bertemu :)

"karena ingin pergi ke jepang" 
begitu jawaban standarmu ketika ditanya kenapa pilih mendaftar di jurusan ini..hahahaha naif memang, 
tapi hey,cita-cita memang harus digantung setinggi langit bukan?

yaaah...kita sama-sama tahu.
(mungkin) sesungguhnya kamu tidak sengaja "terjebak" di sini.
apaboleh buat jika ternyata kamu ternyata "hanya" diterima di pilihan kedua, bahkan ketiga.
apaboleh buat jika ternyata tidak ada jurusan lain yang bisa kamu pilih, karena kamu "cuma" lulusan IPS (itu mah saia, hahahaha)
apaboleh buat jika ternyata kamu pikir lebih praktis melanjutkan saja apa yang telah kamu pelajari semasa SMA dulu, karena kamu dulu jurusan bahasa

tapi....tak sedikit darimu yang memang memilih untuk mempertaruhkan masa depan dengan menaruh jurusan ini di pilihan pertama 
dan selamat, kamu lulus \(^o^)/  

menyesalkah?

sekarang, setelah (lebih) dari sepuluh tahun berlalu
aku bisa menjawab dengan lantang: TIDAK, AKU SAMA SEKALI TIDAK MENYESAL..
karena dengan "terjebak" di sini, aku bertemu denganmu.

hari itu,
hari dimana pertama kali kita berkumpul, 
berpakaian rapi (atau culun? hehehe) 
yang perempuan pakai rok panjang semata kaki dan berkemeja
yang laki-laki pakai celana bahan (itutuh, celana babeh-babeh tea hehehe) juga berkemeja
ada sedikit rasa gamang, segan sekaligus gembira karena menghadapi wajah-wajah yang tidak dikenal
hari itu,
aku dan kamu sama-sama tidak punya bayangan, 
akan jadi apa kita sepuluh tahun kedepan

tapi lihatlah kini,
kamu telah menjadi wanita dan pria yang mapan
kamu telah menjadi seorang penerjemah berpengalaman
kamu telah menjadi seorang guru, bahkan dosen yang dikagumi murid-muridmu
kamu telah menjadi seorang istri dan suami yang membuat iri pasangan lain
kamu telah menjadi ibu yang luarbiasa
kamu telah menjadi ayah yang hebat
kamu telah menjadi seorang pengusaha sukses
kamu melanjutkan pendidikanmu ke jenjang yang lebih tinggi lagi

sepuluh tahun yang berlalu bagaikan sekejap saja,
telah mengubahmu menjadi orang-orang yang luar biasa

siapa sangka? :)

tapi..
sepuluh tahun telah menciptakan jarak diantara kita
apaboleh buat kawan...memang sudah hukum alam

apaboleh buat jika kita hanya bisa bertemu saat ada 'peristiwa besar' saja,
saat kawan kita menikah
saat kita punya ponakan baru :D
atau....hanya bisa meluangkan waktu sejenak untuk sekedar berbuka puasa bersama (walau kadang kita lupa diri dan berlanjut pada sahur bersama, hahahaha)

kamu punya kehidupanmu sendiri, begitu juga aku
kamu harus menapaki jalanmu sendiri begitu juga aku

begitulah...sepuluh tahun ini aku belajar darimu
jarak itu tidak selalu menjauhkan kita
kedekatan itu tidak berarti harus selalu bersama

kita tak tahu, masihkah kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan?

sesungguhnya tak masalah jika kini kita tak selalu bisa bertemu muka
bahkan jarang berkirim kabar 
yang terpenting adalah, untuk selalu menghargai waktu yang kita punya
betapapun jarangnya waktu itu kita punya,
betapapun sedikitnya waktu itu kita punya

karena itu,
terimakasih kawan..
untuk waktu yang telah kamu pinjamkan
mudah-mudahan, masih ada waktu kita sepuluh tahun kemudian
untuk sekedar menyapamu,

"apa kabar.....?"  ;)





~ ツバサたちへ ~

Selasa, 09 Agustus 2011

Puisi Hujan

aaah...
hujan datang lagi 

hujan terkadang membawa sakit,
saat bulir-bulir kecilnya menerpaku
ketika aku sedang melaju, berkendara membelah jalanan kota
terasa pedas di wajah, pedih di mata
dan dingin yang dibawanya menusuk-nusuk sekujur tubuh

hujan juga terkadang membawa kesal,
"aaah...terlambat deh..."
karena membuatku harus menepi menunggunya reda
atau terburu-buru mengenakan jas hujan 
cepat-cepat menyelamatkan isi tasku supaya tidak ikut-ikutan kuyup
membiaskan coretan-coretan indah dalam buku catatan tebalmu

tapi hujan juga membawa senyum padaku,

ketika kita duduk di meja pojok dekat jendela,
hujan membuat kaca di dalam jadi berembun
dan aku, seperti anak kecil saja
tersenyum jahil sambil menuliskan sesuatu pada kaca yang berembun itu
sesuatu yang sanggup membuat hatiku berdebar 
saat kulihat pipimu memerah

di tengah hujan aku menari-nari
sementara kau duduk berteduh tak jauh dari sana,
mungkin sambil berpikir, "apa yang si bodoh itu lakukan?"
saat kumenatap wajahmu yang tersenyum itu,
aku merasa begitu hidup

pun di kala hujan,
di dalam bis kota itu,
saat aku meraih rokok dari jemarimu,
berbicara sebuah pelajaran tentang hidup
lewat kata-kata sederhana dalam percakapan singkat
sesaat aku merasa begitu arogan,
saat kau memandangku dengan tatapan tajammu
tapi sedikitpun aku tidak menyesal,
karena lebih menyakitkan bagiku 
untuk menyaksikanmu terus hidup dalam bayangan masa lalu

dan hujan yang turun kini,
memang seperti katamu,
membasuh semua serta melarutkan diri kita dahulu
membuat celah keterasingan di antara kita kini
membuat biru surat merah jambu itu

tapi hujan tetap membawa senyuman,

dengan meninggalkan jejak pelangi setelah ia pergi
meskipun hawa dingin masih menghembuskan sebuah elegi...

_________________________________________________________ 


"selamet yeee....akhirnya lu dapet pengikut" seseorang berkata pada perempuan itu. 
sambil mengernyitkan dahi tanda tak mengerti, perempuan itu membalas, "maksud lu?"
"bergaul sama lu bertahun-tahun, akhirnya virus lu nular sama dia" balas orang itu sambil tersenyum simpul
"hah?" perempuan itu masih bingung, siapa orang yang dimaksud.
"itu tuh....orang yang lu kasih amplop merah jambu itu" balas orang itu lagi.
s**l, darimana dia tahu soal amplop merah jambu itu! begitu batin perempuan itu.
"emang gue pembawa penyakit menular apa...sebar-sebar virus..." kata perempuan itu
"yeee...gitu aja marah..maksud gue, virus pujangga lu...gak nyangka gue, laki-laki itu bisa nulis hal-hal semanis itu" orang itu kembali berkata, "lu udah baca catatan di situs pribadinya?"
"belum...dan nggak minat" balas perempuan itu dingin.
orang itu tertawa ngakak, "halah...sok jual mahal lu. gue tau kok, alamat situs apa yang terdaftar di bookmark lu.." habis berkata begitu, kemudian orang itu melenggang pergi.

tepat sasaran. 
kata-kata orang itu sangat menohok dinding pertahanan perempuan itu. untungnya tak lama waktu istirahat siang tiba, dan orang-orang bergegas ke luar ruangan untuk mencari makan siang atau sekedar jalan-jalan. sehingga tak ada yang memperhatikan, bahwa pipi perempuan itu kini merah padam akibat kata-kata yang diucapkan orang itu.

perempuan itu menghela nafas panjang.
ruangan itu kini hening.
tangan kanannya menggerakan kursor bergambar panah pada icon browser, lalu mengklik dua kali pada suatu alamat yang ada di daftar bookmark-nya. tak lama kemudian, tampillah sebuah situs, berwarna biru laut. perempuan itu lalu mengklik pada daftar tulisan terbaru, berjudul "Puisi Hujan". perlahan tangan kanan menggerakan scroll, matanya mencerna kata demi kata pada tulisan itu.


tak terasa, air mata mengalir di pipinya.
hangat.



49 Days


saya diracun oleh Dali XD
*seenak udel nyalahin orang, padahal sendirinya yang merengek dan merampok film-film dari hardisk Dali...* 
tapi racun yang satu ini membuat saya berterima kasih pada Dali, soalnya saya diracun dengan cara yang menyenangkan hehehehe

racun yang didapat dari Dali *yang konon baru-baru ini mulai terserang demam korean wave* bernama 49 Days, korean drama yang sanggup membuat saya termehek-mehek sorangan di tengah malam 
*dari kejauhan, dari sebuah kamar nan gelap di tengah malam terdengar sayup-sayup suara ratapan seorang remaja paruh baya.....horor....*

harus saya akui, saya suka drama ini; drama ini beda dengan beberapa korean drama yang sudah saya tonton sejauh ini. berhubung udah suka banget, jadi meskipun berhembus isu plagiarisme soal isi ceritanya, saya tak peduli, hahahahaha

sepanjang pengamatan saya, korean drama yang sekarang lagi populer disini (baca: indonesia) kebanyakan punya alur cerita yang mirip *kalo nggak boleh dibilang sama mah...*
kalo yang ceritanya tentang cinta-cintaan, pasti latarnya anak orang kaya ketemu anak orang biasa-biasa. terus mereka ketemu, terus mereka berantem-beranteman, eh ujung-ujungnya saling suka. di tengah jalan mereka menemui halang rintang *emang lomba lari...* 
tapi mereka tak putus asa demi memperjuangkan cinta mereka *tsaaaah* 
dan akhirnya tokoh utama pria dan tokoh utama wanita akhirnya bersatu, happily ever after

STANDAAAAAR....

sudah-sudah, mari kita kembali ke jalan yang benar. kembali ke laptop permasalah utama.


apa sih yang membuat 49 Days beda?


jawaban sederhana: tentu saja endingnya 
(hehehehe)

49 Days dengan cerita yang berakhir tragis *spoiler* sedikit berbeda dari kebanyakan korean drama yang sedang populer akhir-akhir ini; mengingatkan saya pada tipikal korean drama yang awal-awal beredar di indonesia, macam winter sonata, atau endless love (saya baru tahu, ternyata 'judul resmi'nya drama ini adalah 'Autumn in My Heart'......) 
cerita cinta kan tidak harus selalu berakhir bahagia, sodara-sodara!
*penggemar cerita tragedi, fufufufufu*

emang sih, awal cerita cukup bikin bosen dengan memunculkan tokoh utama wanita yang lagi-lagi tipikal:
anak perempuan, 
orang kaya, 
manis manja (bukan grup dangdud), 
punya segalanya, de es beh de es beh
udah gitu, drama ini panjang lagi, 20 episode booo...
dan progress cerita di episode awal yang begitu lambat nyaris membuat saya menyudahi keinginan untuk melahap habis drama ini. 

tapi, ternyata kesabaran serta pengorbanan jam tidur pun terbayar sudah \(^o^)/

opening title drama ini cukup mengesankan, sepintas saya kira saya salah muter film hehehehe 
karena, openingnya mirip dengan opening acara berita dengan menyajikan puzzle-puzzle adegan pemandangan kota yang berbeda, diiringi musik yang mirip dengan theme acara berita pula :D

setiap tokoh dalam drama ini mengalami perkembangan karakter yang di luar dugaan. salut buat scriptwriternya (^_^)P dan juga salut buat para pemeran yang sudah menghidupkan tokoh-tokohnya. 
gadis yang tadinya manis manja dan cengeng, berubah menjadi gadis dewasa yang tegar, tokoh yang saya kira bakal jadi antagonis seterusnya ternyata kembali ke jalan yang benar di saat yang tidak saya duga; 
atau tokoh scheduler yang bener-bener cuek beibeh dan samasekali tidak berperasaan ternyata bisa juga jatuh dalam depresi, hahahaha 

pada awalnya, saya kira drama ini melulu bercerita soal cinta antara dua jenis manusia saja; alias cinta antara kekasih. tapi ternyata saya salah. 49 Days menyajikan cerita cinta secara unik, dengan memunculkan konflik cinta pada kekasih, orangtua dan anak, juga cinta antar sahabat. gara-gara drama ini, saya juga jadi berpikir: 

"Siapakah sahabatmu yang sejati?"
"siapakah sesungguhnya soulmate saya?"

juga, 49 Days memberikan penafsiran berbeda mengenai "cinta yang berakhir bahagia". 
kalo di drama lain, biasanya akhir bahagia itu diwujudkan dengan bersatunya para kekasih. tapi tidak disini; ternyata walaupun tidak bisa selalu bersama dengan orang yang disayangi, kita pun masih bisa hidup berbahagia.

49 Days juga membuat saya berpikir mengenai 

"Seberapa tuluskah saya?"

niat baik seseorang tidak selalu menjadi kebaikan bagi orang lain; seperti halnya kebaikan Ji-Hyun yang ternyata malah dipandang sebagai siksaan bagi sahabatnya, In-Jung. ketika kebaikan yang kita beri ternyata bermakna berbeda bagi orang lain, bisakah kita tetap meneruskan niat baik dengan tulus?
bisakah saya menempatkan kebahagiaan orang-orang yang saya pedulikan di atas kebahagiaan saya sendiri?walaupun itu berarti saya harus mengorbankan sesuatu yang paling berarti buat saya....

lalu,
ketika saya sudah berjuang keras mencapai sesuatu, dan saya merasa optimis bahwa "mulai sekarang hidup saya akan sempurna", bisakah saya menerima dengan hati lapang, ketika seseorang berkata bahwa saya harus meninggalkan itu semua?
seperti halnya Ji-Hyun yang akhirnya berhasil mengumpulkan 3 tetes airmata, dan berhasil 'kembali' ke dunia orang hidup, tapi tiba-tiba saja scheduler datang dan memberitahu bahwa 6 hari lagi Ji-Hyun akan meninggal.
akankah saya merasa, seluruh perjuangan saya itu adalah hal yang sia-sia?

aaah....korean drama ini memang benar-benar nggak sopan hehehehe sudah membuat saya termehek-mehek, menjungkir balikkan pikiran saya pula. bener-bener deh...;) 


"untuk menjalani hidup yang bermakna"


itulah pelajaran terbesar yang bisa saya petik setelah nonton drama ini.
meskipun kehidupan tidak selalu seperti apa yang kita inginkan,
dan kita akan terus berputar dalam roda kehidupan,
berada di atas roda dan merasa bahagia atau kegencet di bawah roda, bertemu nestapa

berterima kasihlah,
berbahagialah,
dan jalanilah hidup dengan penuh makna...


Jarambah Bandung: Museum Pos

target ketiga: MUSEUM GEOLOGI dan MUSEUM POS

lhoo, kok dirapel?
iyadong kan museum geologi dan museum pos masih satu kawasan. dan lagi sebenarnya kami gagal mengunjungi museum geologi pada kesempatan kali ini *memalukan* 
pada saat kami tiba disana -di museum geologi kamsudnya- waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 waktu indonesia bagian gedung sate (lho?!). 

ternyata, setelah berada di sana kami baru tahu bahwa museum tutup pukul 15.00, jadi sudah tidak menerima pengunjung. hanya pada waktu libur sekolah saja museum buka hingga pukul 16.00. sayangs sekalis T_T

karena itulah kami langsung capcus -bukan sodaranya masakan capcay- ke seberangnya: museum pos.
syukurlah museum ini masih buka hingga pukul 16.00
tanpa basa-basi kami dipersilakan untuk segera memasuki museum, yang ternyata ada di ruang bawah tanah...hoooooh....


bolang Dwi mejeng di pintu masuk menuju museum pos

bolang Dali yang terobsesi mengisengi sepeda pak pos
lagi-lagi, museum ini pada akhirnya hanya menjadi sebuah ruangan dimana benda-benda jadul dari jawatan pos dikumpulkan. tidak ada guide. tapi, berhubung kami dibebaskan untuk berkeliling sendiri, kamipun akhirnya bernarsis ria dan berautis ria mengoprek dan jarambah terhadap barang display, hahahahaha *jangan ditiru*










gerobak pos yang konon digunakan di Maluku pada dekade 1870 
banyak barang yang lucu dan aneh sih disini :)
ada gerobak pos yang dipakai di Maluku pada zaman kolonial dulu. konon gerobaknya ditarik pake sapi/ kerbau. silakan saja bayangkan pak pos yang keliling desa ditemani kerbau dan gerobak *mau kemana, kisanak? hahahahaha*








bis surat jaman kolonial belanda, digunakan di Irian Barat
mesin pencetak perangko buatan jerman













ada macam-macam bisa surat jadul yang penampakannya udah kaya peninggalan zaman prasejarah XD 
ada mesin pembuat perangko buatan jerman 

radio milik mas Suharto yang legendaris
ada koleksi perangko dari macam-macam negara
ada display sepeda onthel yang dipakai pak pos jaman dulu, 
seragam para karyawan pos dari jaman ke jaman, mesin hitung yang digunakan pada jaman dahulu (semacam mesin kasir lah kalo sekarang mah....), 
kantong pos yang ternyata beda-beda menurut jenis barang yang dikirim
diorama 'pos keliling desa',
sampai radio antik milik mas Suharto, tokoh pos legendaris yang hilang pada saat perang kemerdekaan berkecamuk...*ngomong-ngomong, saya melihat radio yang mirip sewaktu menonton film dokumenter di museum KAA sebelumnya...*

aaah...saya jadi membayangkan bagaimana sosok kakek saya dahulu dalam seragam pos *curhaaaaat*


bolang Dwi, bolang Anjar, dan bolang Dali sedang bedebat soal pose yang pas untuk difoto (padahal kan yang difoto kepalanya doang, wkwkwkwkwkwk)

waktu berkunjung pun habis. kami pun pulang, tak lupa sebelumnya duduk manis dan berpose di depan kantor pos pusat bandung :)

bolang Dali, bolang Anjar, dan bolang Dwi bergaya ala fotomodel (gadungan) dan dipotret oleh bolang miNyun (yang terobsesi jadi fotografer) :D

Jarambah Bandung: Museum Sri Baduga

target kedua: MUSEUM SRI BADUGA

ternyata tengah hari bolong berkunjung ke daerah tegallega 
merupakan ide yang buruk (-_-)*
panas dan muaceeeet! 
sedikit ngutruk dalam hati, "siapa sih yang punya ide bikin museum di tempat gini?!" 
*jangan dipedulikan sodara-sodara, tukang ojek berhelm sukro lagi ngambek gara-gara kepanasan*

dari beberapa museum yang kami kunjungi hari ini, inilah satu-satunya museum yang kudu bayar kalo mau masuk dan lihat-lihat ke dalam..haaa...
nggak mahal sih memang, cuma 2500 rupiah saja. tapi kesan pertama saat menginjakkan kaki di pintu masuk, sudah cukup membuat saya memble ('3')

setelah mendapatkan full service yang profesional saat mengunjungi museum KAA, mendapati para pegawai museum sri baduga yang saat itu lagi keleleran nggak jelas dan ramah seperlunya membuat saya berpikir satu kalimat saja: "wah..kebanting banget"
ditambah lagi, ruang-ruangan yang gelap (entah kenapa lampunya nggak dinyalakan) membuat saya jantungan setiap kali menjumpai manekin yang dipajang di ruang pamer. saya kira itu orang beneran lagi diem di pojokan ruangan nan gelap *ini kunjungan ke museum apa uji nyali seeeeeh*

sebetulnya display di museum sri baduga cukup menarik, karena beragam macamnya. mulai dari display mengenai sejarah geologis danau bandung (yang jadi cikal-bakal kota bandung), pajangan batu-batu purba, kayu yang udah jadi fosil,
kehidupan manusia purba, benda kubur manusia purba (hoh?!), replika gua pawon berikut manusia purba penghuninya,
display mengenai sejarah budaya seperti alat pertanian tradisional, rumah tradisional, sampai pajangan manekin yang menyerupai orang lagi ngaji di bale-bale ada (entah bagus entah syerem yang ini teh,....)
baju pengantin sunda, naskah-naskah kuno, 
alat musik, sampai permainan anak tradisional ada disana. 
tapi sayang, karena tidak ada guide yang memberi penjelasan mengenai barang-barang pajangan tersebut, akhirnya barang-barang itu hanya menjadi sekedar barang pajangan yang "ih, aneh ya" dan "ih, lucu ya" bagi kami yang sangat-sangat awam.

cukup sekira satu jam,
kami sudah tamat mengelilingi ruang museum.
Hoaaaah...panyaaaas....sudah waktunya kami bergegas menuju target selanjutnya.
tapi, sebelumnya makan dulu di gasibu hehehehehe

Jarambah Bandung: Museum Konferensi Asia-Afrika

Para bocah tua nakal kembali berpetualang.

kali ini anggota pasukan berjumlah empat orang; saya, dali #diimpor dari padang#, anjar #diimpor dari surabaya# dan dwi #diimpor dari solo#
serta dipersenjatai dua kendaraan bermotor, empat jaket gahool, empat masker, empat helm standar SNI, dua backpak, dan dua tas selempang *detail yang nggak penting*

rute kita kali ini adalaaaaaah.....eng ing eng!
jarambah ke museum-museum di bandung!
dengan target utama: museum konferensi asia-afrika, museum sri baduga, museum geologi, dan museum pos.

waktu sudah menunjukkan pukul 09.30, waktu indonesia bagian ciumbuleuit, titik start para bolang -bukan singkatan dari bocah malang- dalam perjalanan kali ini. sedikit telat memang, matahari pun sudah mulai terasa panas. tapi tak apalah, sepeda motor yang dipacu sekira 40 km/jam (maklum, boncengan nggak berani ngebut, ehehehehe) cukup memberikan suasana angin gelebug yang sanggup meredakan hawa panas.

target pertama: MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA

Gedung Merdeka a.k.a Museum Konferensi Asia Afrika

sampailah kami di tujuan pertama. setelah dua kali balikan memutari banceuy untuk mencari parkir, akhirnya kami berhasil mendapat tempat pas di dekat pintu masuk museum KAA.
nitip tas, nitip jaket, tulis nama di buku tamu....lalu disambutlah kami oleh tour guide yang senyumnya manis semanis kurma madinah (lho?!)

pertama-tama kami dipersilakan untuk menonton film dokumenter mengenai konferensi asia afrika berdurasi sekira 10 menit. rupanya ini film yang dibuat pada tahun 2000an lalu, untuk merayakan 50 tahun KAA. kok 2000an? maaf, lupa persisnya tahun berapa film ini dibuat *jitak berjamaah*. film berisi footage-footage dari konferensi tahun 1955 lalu, juga testimoni dari orang-orang yang pada waktu itu terlibat.

beres nonton film kami bertepuk tangan dalam hati (mau tepuk tangan keras-keras malu sih, cuma berempat soalnya...) dan memulai perjalanan keliling gedung. 

sepanjang perjalanan, kami disuguhi banner-banner yang berisi foto-foto pada saat KAA pertama berlangsung, foto para tokoh (presiden dan perdana menteri) yang terlibat, foto suasana sidang utama dan sidang komisi, after party KAA (hah, after party??) -maksudnya acara sampingan pada saat KAA berlangsung-, banner berisi hasil-hasil KAA seperti dasasila bandung dan lain-lain, juga banner berisi foto gedung merdeka before and after KAA :D...pretty impressive, because some of these photographs comes from 1920s!

lalu, bosan dong cuma lihat-lihat ruangan dan foto-foto?
oh tentu tidak!
guide kami memberikan full service :D 
sembari melihat foto dan banner, ia pun menjelaskan cerita di balik peristiwa mengenai gambar-gambar yang terpajang tersebut...juga tak lupa menceritakan sejarah gedung merdeka. siapa sangka gedung merdeka yang indah itu dulunya pernah dijadikan tempat dangdutan, hahahaha
selain itu, ia pun berbaik hati menjadi fotografer cabutan saat kami ingin bernarsis ria di depan diorama bung karno yang sedang berdiri depan podium untuk berpidato

sayang sekali, pada saat kami berkunjung di aula utama sedang diadakan simposium enterpreneurship internasional, sehingga kami tidak bisa bernostalgila di aula legendaris tempat KAA berlangsung. tapi, guide yang baik hati dan murah senyum itu mempersilakan kami untuk sedikit mengintip ke dalam aula \(^O^)/ 

tak terasa, dua jam berlalu, dan tibalah waktu untuk melenggang kangkung menuju taget selanjutnya.

bolang Dali dan bolang Anjar lagi serius motret





*sayangnya, karena nggak ada yang berani nyebrang jalan asia-afrika yang penuh dengan kendaraan berkecepatan tinggi, kami nggak punya foto gedung merdeka yang tampak depan T_T Ralaaaat: akhirnya bolang minYun berhasil mendapatkan foto tampak depan daripada gedung Merdeka *lonjaklonjakmode*


Jarambah Bandung: Curug Omas

teman saya dari jakarta datang berkunjung :)

"pokoknya mau wisata deh di bandung...kuliner dan jalan-jalan"
pernyataan yang membuat saya -mendadak didaulat jadi guide- bingung meskipun tidak sampai pusing tujuh keliling. 
sebelum jalan-jalan di bandung, baiknya sih tentukan dulu, mau wisata apa;
wisata belanja?
wisata kuliner?
wisata alam?
atau....  (silakan isi dengan hati yang bersih)

eniwei,
setelah saya jemput teman-teman saya di stasiun bandung dan mengisi perut akhirnya diputuskan bahwa mereka ingin wisata alam (hoh?) suatu keputusan yang membuat saya sedikit shock, mengingat ini sudah menjelang tengah hari *garukgaruk*
tapiii...tamu adalah raja, dan manut saja saya saat mereka bilang mau main ke dago pakar; atau nama kerennya 'Taman Hutan Raya Djuanda'

pergilah kami berempat; saya, uwi, ifan dan lala menuju hutan di tengah kota *tsaaaah*

perjalanan dari stasiun menuju dago ditempuh dengan menggunakan angkot, jurusan stasiun-dago (yang menuju arah dago ya, bukan sebaliknya....awas salah naik angkot hehehe). sampailah kami di terminal dago, setelah menghabiskan ongkos sekitar 4000 rupiah -_- mahaaal..
dari terminal ke dago pakar sih sebenarnya ada 3 pilihan:
1. naik angkot jurusan ciburial; tapi angkot ini jarang banget tersedia. ngongkos sekitar 2000 rupiah
2. naik ojek sampe pintu masuk dago pakar, ngongkos 5000rupiah; pilihan paling gampang sekaligus paling mahal
3. jalan kaki sampe dago pakar; pilihan ini tidak dianjurkan kecuali bagi anda yang uda biasa jarambah jalan kamamana, mengingat jarak terminal-dago pakar yang hampir 1 kilometer.

setelah mampir beli minum dan perbekalan di warung terdekat, berbincang, berdebat kusir *lebay* akhirnya kami mencapai mufakat untuk memilih opsi ke 2, yaitu naik ojek sampai pintu masuk dago pakar.

rasa terima kasih yang dalam saya ucapkan pada siapapun penemu mesin sepeda motor :)
jarak yang lumayan jauh dari terminal-dago pakar hanya ditempuh dalam sekejap saja jika menggunakan ojek hehehehe

memasuki kawasan, kami diharuskan membayar tiket masuk sebesar 7500rupiah. jaman saya smp dulu mah, pelatih ekskul saya pintar menemukan jalan rahasia untuk bisa masuk ke kawasan taman hutan raya tanpa membayar...hahahahaha *jangan ditiru*

mulailah kami berjalan-jalan :)


tangga yang menuju gua jepang. percayalah, perempuan berkerudung merah ini bukan penampakan!


entah bagaimana akhirnya diputuskan (nggak tau juga siapa yang memutuskan, hihihihi) kami akan berjalan sampai curug omas, yang berada di maribaya. asal tahu aja, jaraknya ada sekitar 6 kilometer..hueeee....
berlagak sehat, saya pun meng-OK-kan saja (nggak tahunya besoknya betis saya keriting, hahahahaha)
tanpa mampir untuk melihat-lihat gua belanda dan gua jepang.

sesi pemotretan di perjalanan menuju Curug Omas
track menuju curug omas sebenarnya cukup enak, karena sudah disediakan jalan setapak dari paving block (bener nggak sih gini nulisnya?ah biarlah...). tapi sayangnya, jalur yang seharusnya diperuntukkan untuk pejalan kaki atau pengendara sepeda -non motor- ini kerap dilalui oleh kendaraan bermotor, sehingga di beberapa titik paving block-nya ambles dan air pun menggenang -_-
menyesal saya hari ini memakai sepatu putih.....
tapi lebih kasihan lagi teman saya, lala, yang memakai setelah untuk pergi ke mall tapi 'diculik' dan dibawa jalan-jalan ke tengah hutan, hahahaha 
perjalanan dari dago pakar-maribaya (curug omas) ditempuh dalam waktu 2 jam, tapi itu uda termasuk istirahat dua kali dan foto-foto dulu sih hehehehehe

daaaaan....akhirnya pun kami sampai di curug omas.
uwi, si manis jembatan shirotolmustakiim *nyehehehehe*
di curug omas, ada jembatan yang melintas dekat sekali dengan air terjun, sampai-sampai kalau kita lewat di atas jembatan itu, terasa percikan air dari air terjunnya. saya menyebutnya jembatan shirotolmustakiim, hahahaa
jembatan ini sempit, walau pegangan/pagarnya dan rangkanya terbuat dari besi pijakannya terbuat dari kayu...dan nampak mengkhawatirkan pula. 







penampakan Curug Omas dari atas jembatan shirotolmustakiim
ditambah lagi tulisan peringatan yang bertengger di sana: "hanya sanggup menahan beban untuk 5 orang"
membuat jantung saya berdegup lebih kencang daripada ketika saya memimpikan kecengan saya *nggak penting* saat melintasi jembatan itu.

buat yang masih sayang nyawa, ada jembatan satu lagi yang lebih kokoh dan lebih lebar, letaknya agak jauh di bawah jembatan shirotolmustakiim tadi. jadi, dari 'pintu masuk' curug omas itu ada dua jalur, jalur ke kiri menuju jembatan sempit yang berada di dekat air terjun, dan jalur ke kanan menuju jembatan lebar yang letaknya lebih bawah.


penampakan Curug Omas, difoto dari jembatan bawah yang lebih besar
berhubung hari sudah siang menjelang sore, kami tidak bisa berlama-lama di sana.jadi setelah berfoto-foto walau kurang puas, kami kembali pulang. teman saya yang 'korban penculikan' itu akhirnya menyerah, tak kuat menahan derita dan memilih untuk naik ojek saja dari curug omas sampai gua belanda. tadinya, mang ojeknya minta ongkos 20.000rupiah *ajegile* tapi setelah ditawar edun, akhirnya tarif turun sampai 10.000. maafkan kami mang, kami adalah musafir kelana dengan budget minimalis, hihihihi

saya dan dua teman perkasa lain, ifan dan uwi memutuskan pulang dengan berjalan kaki saja. secara ajaib jalur pulang berhasil kami tempuh dengan waktu tempuh 45 menit saja!
(perhatian, banyak faktor harus diperhitungkan disini, antara lain: faktor kebelet, faktor lapar, dan faktor X lain yang secara ajaib dapat menyebabkan akselerasi dalam kecepatan berjalan. tidak berlaku umum, karena syarat dan ketentuan berlaku)

akhirnya,
sampailah kami di ujung penantian. lhoa?? kok penantian?? maksudnya tempat tukang ojek menanti penumpang, yaitu pintu masuk dago pakar yang diperuntukkan bagi pengunjung yang membawa mobil. oh iya, maaf saya lupa menyebutkan, pintu masuk resmi ke kawasan dago pakar ada 3; pintu utama tempat kami check-in *emang hotel...*, pintu untuk pejalan kaki (letaknya beberapa meter sebelum pintu utama), dan pintu untuk pengunjung yang bawa kendaraan pribadi (letaknya beberapa meter setelah pintu utama).

kembali kami menumpang ojek menuju terminal dago,
12 kilometer sudah kami tempuh. cape, haus,.....dan cacing-cacing di perut sudah memainkan orkes.
setelah menemukan angkot jurusan kalapa-dago, kami lempar p***at kami ke dalamnya;
dengan tujuan selanjutnya: The Kiosk Dago!






*emang sih ceritanya jalan-jalan yang hemat ongkos, tapi ujung-ujungnya boros makan gara-gara cape kebanyakan jalan, hahahaha*









Daydreaming


"Sudahlah, hentikan" 
ucap lelaki itu tiba-tiba.
"Apa?" perempuan itu berucap sambil memalingkan kepala pada laki-laki yang baru saja berkata padanya.
"Kamu masih memikirkan tentang dia kan? aku tahu..masih ada sedikit yang kamu pendam ketika mengingat dia"

perempuan itu hanya menarik ujung bibirnya ketika mendengar perkataan laki-laki itu. 
"Bagaimanapun, kita nggak bisa membuang begitu saja masa lalu; karena semua telah menjadi bagian dari diri kita...yang berperan membentuk kita seperti apa adanya kita hari ini..." balas perempuan itu.

Tiba-tiba saja lelaki itu menghentikan langkah perempuan itu, dengan berdiri di hadapannya. 
"Aku nggak peduli..setidaknya jangan tunjukkan wajah seperti ini " kata laki-laki itu sambil mengangkat dagu perempuan itu dengan tangan kanannya, " padaku ketika kamu teringat dia..."

perempuan itu terdiam sejenak, bibirnya menyunggingkan senyum tapi dengan tatapan mata yang mencerminkan kepedihan. 
"Gue nggak pernah, dengan sengaja melakukan semua itu. Dulu, memang pernah gue mati-matian berusaha untuk melupakan...tapi kemudian gue sadar, gue nggak akan pernah bisa. 
Semua yang gue lakukan, malah semakin menambah pedih yang gue rasa..." 
perempuan itu terdiam sejenak,
"Ternyata yang perlu gue lakukan hanyalah tidak berusaha untuk mengingat kembali..."
perempuan itu menarik nafas, mengalihkan pandangan.

Ia lalu berjalan, dan duduk. 
Laki-laki itu mengikuti dan duduk di sampingnya. 
"Tapi ketika semua kenangan tiba-tiba saja datang berkelebat, gue bisa apa?"
kata perempuan itu pelan.

"Sampai kapan kamu mau terus seperti ini....?"
ucap laki-laki itu kesal, sambil mengepalkan tinju pada paha kanannya. Tentu saja, membuang muka dari perempuan itu.

Perempuan itu melihat polah laki-laki yang duduk di sebelahnya. Sendu ia menatap,
"Terserah lu mau ngomong apa...tapi buat gue sekarang, semua kenangan yang datang tanpa diundang itu, hanya merupakan mimpi di siang hari,
yang akan hilang ketika gue terbangun..."

Mengutip Film


dalam hidup, ada dua hal terbesar;
yaitu CINTA dan KEMATIAN.
kalau sudah siap menerima keduanya, 
maka kita akan sanggup menghadapi segalanya 

sungguh beruntung,
mereka yang mengetahui apa yang mereka cari 
dan masih punya cukup waktu untuk mencarinya

kesedihan nggak pernah membiarkan kebahagiaan datang sendiri,
walaupun mungkin kita tidak punya cukup jamuan
untuk menjamu keduanya

lu boleh nggak percaya sama orang,
tapi nggak percaya sama orang yang tulus sama lu itu beda!
sama aja dengan pengkhianatan.....
dan rasanya sakit banget...





(dikutip dengan bebas dari "Tentang Dia" , a film by Rudy Soedjarwo; 
ketidak-miripan kata-kata adalah kekurangan mengutip; and please don't sue me for quoting this, because i'm already broke -__- )