Senin, 26 September 2011

Jarambah Bandung: Braga Festival 2011 [3]

musium KAA yang 'mendadak' ramai
ini kali kedua saya menginjakkan kaki di gedung merdeka.

kalo waktu lalu saya puas banget main kesini, tapi tidak kali ini, huhuhuhu
di satu sisi, senang juga sih lihat musium banyak pengunjung seperti ini.
sayangnya, karena tidak ada tenaga yang mengarahkan suasanya jadi riuh seperti di pasar.

tapi,
kali ini saya berhasil memasuki ruang konferensi yang pada kunjungan lalu belum sempat saya masuki *lonjak-lonjak mode* sayangnya, saya tidak berhasil mengambil gambar yang cukup oke untuk ditampilkan di post ini T_T (lain kali kalo motret kacamata dipake ya..hahahaha udah tau bolor ko sotoy...)

setelah puas menjadikan mang Eja sebagai korban keganasan kamera saya,
kamipun beranjak ke luar menuju venue braga festival senjutnya yang berlokasi di jalan cikapundung.
 

mang Eja lagi pura-pura jadi fotografer

rupanya di sini, ada lagi panggung gembira panggung musik. belakangan saya baru tahu, band-band yang manggung di sini adalah band-band indie. saya sempat mengira, band-band yang manggung di sini adalah band anak sekolahan hahahaha maklum, banyak personilnya yang masih pada kecil-kecil sih ;)

saya melirik jam di pergelangan tangan.
rupanya sudah tengah hari. pantes panas. pantes cacing-cacing dalam perut sudah melantunkan orkes keroncong.
mang Eja pun melirik mang penjual ketan bakar. bukan, bukan karena dia ada hati sama mang penjual ketan bakar.
tapi rupanya mang Eja kabita gara-gara mencium semerbak wangi ketan bakar.

ketan bakar yang bikin mang Eja kesengsem..XD

sambil ngagembel di trotoar, kamipun menikmati menu makan siang hari ini: ketan bakar pakai serundeng.
hari-hari biasa sih, dijamin nggak bakal mau nongkrong pinggir jalan terus makan ketan sambil jongkok2 di trotoar hahaha
berhubung hari ini kami sepakat berperan sebagai turis (bukan singkatan dari tu-ur tiris),
entah kenapa kulit wajah kami sepertinya menebal beberapa sentimeter :D

ketan bakar rupanya tidak cukup untuk mengisi perut para turis gadungan ini.
karenanya, kamipun kembali mengayunkan langkah menyusuri jalan cikapundung.
rupanya, venue ini 'dikhususkan' bagi penikmat wisata kuliner :D
selain itu, di lahan yang sehari-hari dipakai untuk parkir motor (itu tuh, lahan yang lokasinya dekat banget sama sungai cikapundung) didirikan area bermain anak yang terbuat dari balon udara.
itu tuh..yang bentuknya mirip istana-istanaan, biasa dipakai main prosotan sama anak-anak. lucu juga :D

korban keganasan kami selanjutnya adalah kentang spiral dan batagor hanimun (lah, katanya nggak berduit....)
sambil menikmati batagor, melihat pertunjukkan band di atas panggung.
ternyata, ada pertunjukkan tambahan:

aki-aki jingkrak (hahahahaha)

dibanding panggung yang berada di kawasan jalan braga, panggung disini relatif sepi penonton.
karena itu, saat ada sedikit penonton yang berkerumun depan panggung, tentu akan menjadi pemandangan tersendiri.
awalnya orang-orang yang berkerumun depan panggung hanyalah anak-anak muda, mungkin teman-teman dari personil band yang saat itu lagi manggung. tapi kemudian, dari kejauhan kami melihat suatu sosok yang sedikit janggal;
seorang laki-laki dengan rambut berwarna kelabu terlihat berjingkrak dengan semangat saat sebuah band membawakan lagu-nya Slank.

opo ikuuuu?!
awalnya saya kira, mata saya yang salah. maklum bolor...
tapi ketika dilihat secara seksama....betullah itu seorang lelaki berumur, bukan anak muda..hahaha
aya-aya wae....

Jarambah Bandung: Braga Festival 2011 [2]

bebegig beras bulog
saya lupa nama jalan ini apa.
(ngakunya aja warga asli bandung...hahahaha)

yang pasti, di jalan ini ada gedung new majestic dan pintu masuk musium KAA juga ada di sini :D
jalan inipun, ternyata dimanfaatkan juga dalam event braga festival ini.
di sini ada instalasi sasaungan, bangku-bangku kayu, sehamparan padi, seni instalasi -entah apa itu namanya saya nggak tahu- yang mencerminkan kritik sosial;
bebegig sawah (bahasa resminya: orang-orangan sawah) yang terbuat dari karung beras bulog
dan tikus berdasi, berjas, dan berperut buncit ;)


live action oleh pak pelukis
sore hari ketika saya kembali lewati jalan ini,
beberapa seniman sedang 'live action' menggambar di kanvas super besar,
membuat lukisan dari cat minyak dan konte.

ada juga pertunjukkan capoeira di sini :)

ternyata, bukan hanya seni instalasi dan lukisan yang menarik minat pengunjung.
pak pelukis pun turut menjadi 'objek'.
salah satunya, pak pelukis yang melukis dengan konte itu tadi. gara-gara bajunya yang unik,

akhirnya banyak pengunjung yang justru minta berfoto bersama beliau; bukan memotret beliau sedang melukis atau memotret lukisan karyanya.
hahaha...ada-ada saja ya.
lagi asik-asik ngelukis, eeeh...tiba-tiba ada pengunjung yang njawil-njawil, "pak, mau foto bareng dong"
pak pelukis pun harus berhenti sejenak meletakkan konte-nya demi si pengunjung.


wajah lain warga kota bandung


mendekati gedung merdeka,
lagi-lagi ada deretan foto. memajang wajah-wajah yang tidak kita kenal, tapi sesungguhnya mungkin (sangat) sering kita jumpai di sekeliling kota bandung. foto para tunawisma; dengan rambut gimbalnya, dengan wajah coreng-morengnya,...bahkan ada foto tunawisma yang tidak berbusana. foto yang bagi sebagian besar pengunjung merupakan pemandangan yang tak sedap bahkan dianggap anonoh. tapi......itu pun adalah wajah kota kita. itu pun juga wajah kota bandung.

ternyata....di hari ini, musium KAA dibuka lebar-lebar!
berhubung partner jalan-jalan saya hari ini mengaku belum pernah main ke musium KAA, maka kamipun memutuskan untuk masuk melihat-lihat sejenak ke dalam, sambil rehat sejenak dari teriknya matahari.

Jarambah Bandung: Braga Festival 2011 [1]

tanggal 25 september 2011.

masih beberapa hari lagi menuju gajian T_T
dompet dan perut saya sedang diet habis-habisan.
tapi garing banget kalo hari minggu yang cerah ini cuma diisi dengan kegiatan berpacaran dengan laptop saja.
kebetulan teman saya, sebut saja namanya "Mang Eja" (nama samaran) sedang stres dan butuh hiburan...sepakatlah kami untuk membentuk duet maut dalam rangka bertualang dengan tema "jalan-jalan di bulan tua" hahahaha

siang bolong merambah menjelajah jalan kota bandung *tsaaaah* 
dengan tujuan: braga festival!

yep,
hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian acara Braga Festival.
berbekal kamera poket pinjaman dari babeh, hari ini kami memantapkan niat untuk berpura-pura jadi turis,
biar tidak berduit yang penting gaya :D



suasana ketika saya datang
sekira pukul 10.20 WIB tiba di TKP.
saya datang dari arah landamark. setelah memarkir motor di dekat bank mandiri,
sayapun berjalan kaki menuju jalan braga. masih lengang rupanya.

sesampainya disana, saya 'disambut' oleh deretan foto....
oh rupanya ada pameran dari lomba foto dengan tema 'balik bandung' yang diselenggarakan oleh sebuah surat kabar
yang konon paling tahu jawa barat (ngaku-ngaku...hahahaha)



ini kali pertama saya mendatangi acara yang namanya Braga Festival *kemana aja neng...*
secara garis besar, Braga Festival merupakan perkawinan antara bazar kriya seni, pameran foto, pertunjukan musik,
pertunjukan seni rupa/instalasi, festival kuliner yang konon merupakan representasi dari wajah kota bandung.
ya orangnya, ya karya-karyanya, ya kulinernya, de-el-el, de-es-be. titik.
(tapi, menurut saya sih, braga festival ini lebih merupakan versi mini dari pasar seni itb yang diselenggarakan 5 tahun sekali itu)

berfoto bersama pak sariban
tahun ini, venue acara meliputi sepanjang jalan braga sampai jalan cikapundung. satu hal yang saya suka dari acara ini: pengaturan lay-out acara yang (menurut saya) PAS banget :)
sepanjang jalan braga, diisi dengan deretan display foto tadi, dua buah panggung, serta display dari komunitas hobi macam bikers brotherhood. oh iya Pak Sariban sang aktivis lingkungan yang beken itu, mangkal juga di jalan ini :)


hebatnya,
meskipun ada dua panggung dalam jarak yang relatif tidak jauh, tidak ada kesan 'saling mengganggu' dari kedua panggung tersebut. tidak ada suara hingar-bingar yang tumpang tindih.
juga, tidak ada 'stand-stand' bazaar jualan yang didirikan di sepanjang jalan braga (tapi kalo PKL mangkal mah tetep ada sih...hehehehe) jadi pengunjung yang datang bisa jalan-jalan dengan nyaman, bebas berfoto, melihat-lihat bahkan keluar masuk toko-toko yang berada di sepanjang jalan braga.

salah satu 'artis' yang manggung di jalan braga



gapura menuju venue selanjutnya
sampailah saya di ujung jalan braga.
disini dibuat semacam gapura, ada karpet merahnya segala...pake level lagi dibawahnya. tahu level? itu tuh...ganjel lantai yang kaya buat panggung itu. nggak ngerti juga saya kenapa harus ada beginian..hehehe padahal nggak pake karpet merah juga nggak apa-apa.
telepon genggam dalam saku bergetar pelan.
saya merogoh ke dalam saku, lalu melihat tulisan yang tertera di layar.
oh, rupanya mang Eja sedang culang-cileung dekat gedung new majestic.

baiklah!
saya pun menyebrang jalan menuju gedung new majestic, dengan bantuan pak polisi yang senantiasa berjaga disana :) 

Sabtu, 10 September 2011

The Legend of Sarimin

sarimin.


satu nama yang saya yakin, banyak dikenal oleh anak-anak generasi saya.
dengan catchphrase-nya: "Saaaarimiiiiin pergiiiii keeee pasaaaaaar"
sarimin telah menjadi icon.

ketika disebut kata sarimin,
yang terbayang di benak pasti "doger monyet" (atau, topeng monyet, dalam bahasa indonesia)
coba, ada nggak yang pernah ngebayangin doraemon sewaktu disebutkan kata sarimin?
saya yakin nggak ada. selain nggak mungkin tentu saja hal itu sangat aneh. bahkan terlalu ekstrim malah.

percaya atau tidak, saya telah sedikit berinvestigasi soal sarimin.
dimulai dari mewawancarai orangtua saya sendiri dengan pertanyaan sederhana,
"ada apa dengan SARIMIN?"

konon, menurut orangtua saya,
jaman dulu monyet dilatih cuma buat keperluan membantu panen. biasanya panen kelapa.
alih-alih memanjat sendiri pohon kelapa yang tinggi menjulang,
para petani memanfaatkan jasa monyet terlatih untuk memetik kelapa.

lalu entah ada orang kreatif dari mana,
punya ide untuk melebarkan sayap usaha menyewakan monyet terlatih ke dunia showbiz.
jadilah monyet itu dilatih keterampilan tambahan,
seperti jalan muter-muter sesuai alunan musik,
naik sepeda mini (sepeda bohongan tentunya)
naik mobil,
pake sarung,
belajar gerakan sholat,
dan tak lupa dilatih pergi ke pasar sambil bawa payung (atau dalam beberapa kasus, bawa gerobak)

ternyata,
pertunjukkan ini menjadi hit. bukan hanya di desa tapi juga di kota.
seperti yang fenomena badminton yang dimana-mana, di kota dan di desa; mengutip lagu bang Benyamin S (alm).
di kota....sang binatang lapangan (bukan bermaksud kasar, tapi apa daya memang dia memang binatang) jadi punya nama,
dan namanya adalah: SARIMIN.

nggak jelas juga kenapa namanya harus sarimin.
mungkin biar berkesan 'membumi' ya. nama itu kan indonesia banget.
coba namanya robert, michael, takuya, ndelala...kan nggak pas kalau disambungkan sama kalimat "pergi ke pasar"
(buat yang namanya sama....jangan ge-er ah)

coba,
"robert pergi ke pasar" (ah yang ada juga robert perginya ke supermarket)
"michael pergi ke pasar" (nah ini lagi...robert aja nggak pergi ke pasar, apalagi michael)
"takuya pergi ke pasar" (kayanya yang pergi ke pasar sih emaknya takuya, atau mungkin pembantunya)
"ndelala pergi ke pasar" (ah yang ini mah jelas nggak cocok. ngomongnya aja susah)

meskipun begitu, nggak ada yang coba lebih kreatif buat kasih nama baru *tanya kenapa*

semua doger monyet pasti menjajakan catchphrase "sarimin pergi ke pasar".
kayanya belum sah jadi doger kalau belum mengucapkan kalimat itu.

percaya atau tidak 
sarimin telah menjadi sebuah image. sebuah kesan.
sampai-sampai seorang Butet Kartaredjasa membuat sebuah lakon monolog dengan judul Sarimin.
sarimin sudah go international.
sampai-sampai di youtube pun, bertaburan video sarimin,
bahkan dengan judul bahasa inggris: Sarimin is going to the market
nggak percaya? coba aja googling dengan memasukkan kata "Sarimin" di kotak pencari

hebat yah?

pasti orang yang jadi trendsetternya dulu, tidak pernah membayangkan
betapa sarimin akan menjadi sebuah legenda....

S ・C ・E ・N ・T

i often saw her sitting on that bench.
her face always looks the same.
dim shadow lying over her face,
and the look in her eye when she gaze.

i often sit beside her. talks to her.
aside from the look on her face,
she turns out to be quite good as a partner to conversate.

it's just THAT THING with her bothers me so much.
that scent of hers.


(sniff sniff) "huuuh~.....that's strange"

"huh?"

"you don't smell"

(embarassed) "of course i don't!! what are you saying out of the blue...."

"no..no...i don't mean that...uhmmm..."

(confused) "huh??"

"it's not like you smelly or something......i mean.....you have no scent"

"scent?"

"yeah. scent. everybody has it"

"really?"

"for example, that person" (pointing out somebody)
"she has the scent of child....it tastes sweet, like candies. and milk. although she's a grown up

and that person,
he has the scent of another man...tastes like musk, and cigarret... uhm..how to put this? it tastes manly
but when you look at him, he's not manly at all...wonder where he got that scent from

or she, she has mixed scent...
say,
cigarret, men's cologne, perfume, shaving cream, weeds, alcohol
so many scent that made me feels i had enough just from a sip..."

"geeeez......what are you? a dog or somethin?
what you've just said,... that's creepy you know"

"yeah i know, i know. i've been told that alot. i just can help it (sigh)
it's not like i did it on purpose. it just struck me, you know.
like when you eat something, once the food's in, you naturally can taste various spices in it"

"oh wow....."

"so, like i said, it's strange you got no scent.
haven't you been with anybody?"

(blushing) "that's.....that's.....none of ....i don't have to answer that"

"i'm not saying THAT kind of question"

"then what do you mean?"

"hmmm...how to put this?...." (thinking)
"the scent is, like someone's life story. their scent changing as life goes on.
when they're attached to another, their scent also change.
like their own scent mixed up with scent of person they're involved with"

(amazed) "heeee~"

"....and you have no scent..no, it's more like your scent's really vague"

"is that so?"

"it smells like thin air...sometimes it's smells like i'm inhaling winter air. tastes like snow"

"really?"

"yeah"

"you're so different. i wonder....howcome you got that kind of scent"

(laughing) "i don't know either...."


you know, actually i figured it out already.
why do you have that kind of scent.
but i'd rather to pretend not knowing;
because if i told you why, wouldn't be that kind of sad?

Gender Bender

mungkin saya punya mata yang jelek dalam menilai gender :(

saya jadi berpikir, apa ini ada kaitannya dengan masa lalu saya? *ah masassiiiih...*
waktu saya kecil, bahkan sejak saya masih bayi, orang sering mengira saya sebagai anak laki-laki. susah emang kalau punya muka gahar.... ^^;
ditambah lagi (entah kenapa) ibu saya hobi membuat saya berambut pendek. ketika rambut saya panjang sedikit saja, dengan suara manis ibu merayu, "De, kita potong rambut yuu~"

bahkan menurut cerita ibu saya, ibu dan ayah saya sempat menertawai saya; saat saya yang masih bayi didandani oleh ibu. waktu itu saya dipakaikan rok putih yang girly banget, beserta topinya. tapi setelah dipakaikan, sejurus kemudian orangtua saya 'merasa aneh', dan akhirnya ayah saya berkata:
"kok jadi kaya sarimin....."

see?
even my parents think i don't suit skirts.... T_T

jadilah....sampai sekitar kelas dua smp saya sering berambut pendek;
dan saya pikir juga memang praktis sih rambut pendek. gampang keramas dan hemat shampo hehehehehe
punya potongan rambut yang sama dengan kakak laki-laki saya tidak jadi masalah buat saya. atau saat kecengan saya bilang pada kakak saya (didepan mata saya, hikhik) saat saya dikenalkan padanya "Wah Nu...ini mah kamu versi cewek..." saya masih bisa bersabar.

tapi kejadian satu itu, kejadian saat kelas dua smp membuat saya 'terpaksa' berpikir ulang untuk lebih menonjolkan sisi feminin saya. saat acara bazaar sekolah, seorang teman "nembak" saya.....
andaikan bukan dia yang nembak sih, pasti saya uda senang. uda kaya di komik-komik remaja perempuan deh pokoknya kejadiannya. masalahnya cuma satu: yang nembak saya itu perempuan *aaaaarrrrrrrgggghhhh...why this's happening to meeeeee~ *

jadi begitulah,
pada dasarnya 'sense' saya untuk membedakan gender berdasarkan penampilan memang benar-benar tumpul.
mungkin karena itu tadi.....pengalaman hidup saya membuat radar pembeda gender laki-laki dan perempuan nggak se-sensitif orang lain. mungkin bagi orang lain, dengan mudah membedakan mana laki mana perempuan; somehow they naturally know whether people that stands in front of them male or female. despite of how their looks.
masak sih saya harus pake 'metode burung garuda' buat membedakan gender seseorang.

apa tuh metode burung garuda?

wajar sih kalau nggak pernah dengar, itu nama metode memang hasil karangan saya pribadi; berdasarkan cerita anekdot yang disampaikan guru bimbel saya dulu.
alkisah, guru saya itu sedang mengajar di suatu kelas, pelajaran sejarah mengenai lambang negara indonesia; yaitu burung garuda yang dulu sering kita lihat terpajang di dinding kelas, di atas papan tulis. kemudian, sekonyong-konyong ada murid yang bertanya: "Pak, burung garuda itu jenisnya perempuan atau laki-laki?"

guru saya terkejut, namun tak kalah cerdik dari si murid. oh, baidewey, murid yang nanya itu lakil-laki. lalu, dipanggillah murid laki-laki itu, "Coba kamu ke depan. ambil meja, terus naik ke atasnya. coba ambil burung garuda yang ada di atas papan tulis". Si murid pun menurut, dan melakukan apa yang diperintahkan. "Sudah? silakan kamu peluk burung garudanya".

terbingung-bingung, si murid lagi-lagi melakukan apa yang diperintahkan. "Sudah ketemu jawaban pertanyaan kamu?" kata guru saya.
"Maksudnya gimana pak?" si murid balik bertanya. "Tadi waktu kamu peluk, ada perasaan-perasaan gimana nggak?" tanya guru saya lagi. si murid makin tak mengerti. "Kalau tadi sewaktu kamu peluk nggak ada perasaan apa-apa, berarti burung garuda itu sejenis sama kamu. kalau tadi ada perasaan apa-apa, berarti burung garudanya nggak sejenis sama kamu"

ahahahaha...i know,...know....surely you will say, "OH??What the H***?!
tapi betul lho saya tidak mengada-ngada. hanya menyampaikan apa adanya seperti yang dikatakan oleh guru bimbel saya tersebut.

kembali lagi ke jalan yang benar, yaitu topik utama 'saya susah membedakan gender orang'.
hal ini bukan masalah besar sih sebetulnya.
tapi yang bikin bete, dua kali saya 'tertipu' mentah-mentah gara-gara masalah ini. memang nggak merugikan saya di depan umum sih...tapi cukup untuk membuat saya terlihat 'bodoh' di mata orangtua dan rekan-rekan kantor saya dulu.

kejadian pertama terjadi sekitar dua tahun lalu, saat rekan sekantor saya menunjukkan foto anaknya. anaknya lucu banget. berkulit cerah, berambut ikal. di foto itu, dia pakai baju kaos dan celana pendek. belakangan saya tahu, anak itu namanya Keigo.
beberapa hari kemudian, saya ketemu langsung sama anak itu di bazaar 17-an yang diselenggarakan oleh kantor. wah kebetulan nih, pikir saya. kamera ada di tangan (walaupun hasil pinjeman, hehehe) saya potret tuh Keigo yang sedang asik wara-wiri sana-sini pakai sepeda mini. "Duh...cakep banget sih ni anak..." dalam hati saya bergumam *tante girang mode*

lalu dengan pede-nya saya ngobrol sama teman bapaknya Keigo. "Keigo lucu ya...cakep...anaknya pak L***** (bukan nama samaran, hehehe) baru satu? laki doang?"
Orang yang saya ajak ngomong memandang saya dengan wajah 'what-are-you-talking-about??' lalu berkata, "Keigo itu perempuan lagi......"
WHUAAAAAATTTT???? padahal selama ini saya kiraaaaa??
*untung bapak dan ibunya nggak denger kebodohan saya barusan*
lagian...anak perempuan dinama-in Keigo. kenapa nggak Keiko aja sih...kan lebih lucu dan lebih feminin *nyalahin*

kejadian kedua, berkaitan dengan tetangga saya; lebih tepatnya cucu tetangga saya sih. jadi tetangga saya itu punya cucu. anaknya berwajah manis, mirip banget sama ibunya. saya sering melihat sang nenek jalan-jalan sambil menggendong cucu tercinta. anak itu nggak banyak bersuara, tapi murah senyum hehehehe
anak itu berkulit putih, berambut tipis dan sering memakai baju kaos serta celana pendek (agaaain??!).

karena wajahnya yang manis, saya terlanjur mengira anak itu perempuan.
entah kenapa, sepertinya pertumbuhan rambut anak itu agak berbeda dengan anak-anak lain. sampai hampir umurnya mendekati satu tahun, rambutnya tipiiiiis sekali. bahkan cenderung 'botak' di mata saya. saya pikir, "Duh kasian banget...anak perempuan umur segitu masih botak...." *tega*

"Mas, kok cucunya Bu H*** perasaan kepalanya botak mulu sih? bukannya umurnya udah mau setahun ya?" begitu celetuk saya pada kakak saya. Dia lalu menjawab, "Ya nggak tahu atuh. Coba tanya sama anaknya, 'kenapa kamu botak?' "
*cih,...dasar kakak tidak berguna*

Feeling concerned, i ask the same question to my mom. ibu saya memberikan jawaban yang rada lumayan bisa diterima, "ada kok rambutnya...cuma memang tipis-tipis"
saya bilang lagi, "iya sih..tapi emang normal gitu? kasihan kan anak perempuan...."
sambil memberi tatapan mata 'what-are-you-talking-about??' pada saya ibu berkata: "perempuan? anak itu laki-laki kok"
"lhooo? bukannya perempuan ya? abis manis gitu..." saya membela diri
"kan kelihatan dari bajunya? ....anak perempuan mana ada yang dipake-in baju gitu"

oh nooooo~ jadi selama ini selain gagal membedakan mana anak laki dan mana anak perempuan,
saya punya pandangan yang keliru bahwa baju anak kecil, terutama baju balita itu UNISEX (*_*);

i can't believe i was so dense.....

jadi, saran buat teman-teman sekalian yang nanti punya anak,
tolooooong....
buatlah anak perempuanmu se-girly mungkin sejak dia bayi.
dan anak laki-lakimu se-manly mungkin sejak dia bayi.
make a distinction in their appearance, and of course, their name.
supaya radar mereka terlatih
dan tidak perlu menggunakan metode burung garuda.

otherwise, they might just growing up like me.
masih bagus jika mereka meniru keberanian saya (maksudnya berani malu-maluin, hehehe)
tapi gawat kan kalo mereka mengulangi kebodohan yang saya lakukan....
*sigh*

Surat Untuk Adik

De,
pagi ini mamang cerita kabar yang mengejutkan sama teteh.
katanya bulan depan ade mau nikah.

ternyata adik teteh sudah menginjak usia itu ya :)

kalau teteh ingat-ingat de,
usia ade belum lagi menginjak usia dua puluh.
belum kerja, dan lagi belum pandai melakukan pekerjaan rumah tangga.
calon suami ade masih kuliah. masih tergantung secara finansial pada orangtuanya.
kalian berdua masih sangat sangat sangat sangat muda.

teteh mengerti,
ade nggak mau lebih lama lagi dipisahkan dari si dia ;)
kalau dia memang jodohmu de,
teteh hanya bisa berdoa.
semoga dia memang orang yang dipilih-Nya untuk ade.

De,
teteh jadi teringat obrolan dengan seorang teman lama beberapa hari lalu.
teman teteh itu bilang, kebanyakan perempuan itu 'terlena' pada seremonial pernikahan (dengan kata lain, event/ acara resepsi pernikahan) itu sendiri.
terhanyut dalam romansa acara dimana pengantin didudukkan (atau disuruh berdiri berjam-jam, hehehe) di pelaminan.

teman-teman dan keluarga berkumpul untuk memberi ucapan selamat.
hari bahagia dimana pengantin perempuan dan laki-laki akhirnya diberi status yang jelas secara agama maupun catatan sipil *ehm*
tamu-tamu semua sumringah sambil menyantap hidangan, teman-teman berkumpul sambil bernostalgia kisah masa lalu.

yaaah..teteh juga mengalami sih masa-masa seperti itu. masa-masa dimana teteh ingin banget segera menikah; 
membayangkan kebahaggiaan dan keriaan saat dilangsungkan upacara pernikahan. setelahnya hidup terbayang begitu manis;
masa-masa indah dimana tiap hari bisa ketemu si dia, memandang wajahnya ada di samping saat teteh membuka mata di pagi hari *ahem*
juga sempat ngiri ketika teman-teman terdekat satu per satu sudah 'wisuda' dari dunia para lajang
*iri tanda tak mampu, hihihihi jangan ditiru yaa*

De,
meskipun di usia ini teteh masih memilih untuk sendiri, bukan berarti teteh anti menikah. teteh ingin menikah juga suatu hari nanti. hanya saja, ketika sudah mencapai usia teteh sekarang, rasanya pola pikir teteh sedikit berubah. mungkin karena masa alay teteh sudah berakhir, hahahaha

De,
ketika sudah mencapai usia ini,
bagi teteh menikah bukan sekedar masalah menyatukan perasaan tapi juga perlu disertai dengan alasan logis. menikah bukan sekedar menikmati romansa seremonial upacara pernikahan, tapi juga ada kehidupan nyata yang harus dihadapi setelah upacara itu selesai.

De,
menikah itu, menyatukan dua kepala;
kepala-nya si perempuan dan kepala si laki-laki. rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala kan beda-beda.
belum lagi masalah menyatukan dua keluarga yang latar belakangnya mungkin saja jauh berbeda.
situasi yang sangat-sangat rawan menimbulkan konflik; kalo ade nggak pinter-pinter beradaptasi dan mengelola perbedaan tersebut.

menikah itu De,
sama halnya dengan 'membeli' tiket kedewasaan.
orang dewasa itu harus mandiri. sanggup bertanggung jawab pada diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

buat yang laki-laki, menjadi seorang suami adalah menjadi imam bagi keluarga. jadi pemimpin. ibaratnya jadi 'direktur' dari sebuah perusahaan yang bernama 'keluarga'.
buat yang perempuan, menjadi seorang istri berarti pengabdian pada suami, belum lagi kelak jadi ibu; guru pertama bagi anak-anak, dan jadi 'manajer' perusahaan yang bernama 'rumah tangga'.

jadi orang dewasa itu nggak selalu enak.....
banyak banget konsekuensi dan tanggung jawabnya ;)
siapkah ade menjadi orang dewasa?
yang bukan hanya sanggup mengurus diri sendiri, tapi juga mengurus suami dan anak yang kelak hadir di antara kalian.
belum lagi mengurus orang tua, yang kini bukan hanya dua; tapi jadi empat orang..
(setelah menikah kan nggak ada istilah 'mertua', orang tua dia adalah orang tua ade juga. orangtua ade pun, adalah orangtua dia juga)

De,
teteh percaya setiap orang dilahirkan dengan membawa rizki-nya masing-masing; dan dengan menikah (secara sederhana) bisa dibilang menggabungkan rizki dari dua orang manusia. rizki ade dan rizki suami ade. kalau kita pakai persamaan sederhana, seperti 1+1=2. rizki kalian adalah angka 2 itu.
teteh ingin percaya, masalah ekonomi dan finansial bukan halangan bagi seseorang untuk menikah. tapi hey, semua itu tidak serta-merta jatuh dari langit kan? ada komponen ikhtiar kita di sana. 

ketika menikah de,
ada kewajiban suami untuk menafkahi istri. itu hukum mutlak yang nggak bisa ditawar-tawar.
sudahkah calon suami ade merintis jalan ikhtiar itu?
bukan bermaksud jadi matre De....tapi kita nggak bisa menutup mata,
bahwa hidup berumah tangga itu nggak cukup hanya bermodalkan cinta.
banyak pasangan yang awalnya mesra luar biasa, ternyata rumah tangganya berakhir dengan pahit hanya karena masalah finansial.

De,
pada dasarnya teteh nggak anti pada pernikahan di usia muda.
teteh sekedar berbagi cerita dan berbagi pandangan.

De,
pernikahan sudah di depan mata; siap-siap ya....
eits, maksud teteh bukan menyiapkan masalah resepsi. biarlah masalah itu ditangani oleh orang yang lebih ahli :)

tapi lebih kepada persiapan diri.

siap-siap kalo ternyata kehidupan setelah menikah, lebih baik dari yang dibayangkan.
jangan lupa bersyukur...karena manusia itu ternyata lebih lalai bersyukur saat dia diuji oleh kebahagiaan dan kelapangan.

siap-siap juga kalo ternyata kehidupan setelah menikah, tidak sama dengan apa yang ade bayangkan.
tetaplah bersyukur...yakinlah bahwa kita tidak diuji oleh sesuatu yang kita tidak sanggup melaluinya.

De,
teteh tahu, sebagai seorang kakak teteh juga tidak banyak membimbing dan membantu.
apalagi dalam hal ini.....tapi sebagai orang yang lahir duluan, boleh kan teteh sedikit berucap-ucap? ;)
mungkin hanya sekali ini De....dan ini mungkin yang terakhir.
karena setelah hari itu, De,
ade sudah menapaki jalan yang benar-benar berbeda dari jalan ade hari ini.
pada saat itu, mungkin saja ade telah menjadi orang yang lebih dewasa dibanding teteh :)


semoga segalanya berjalan lancar ya De,


doa teteh selalu bersamamu.






Minggu, 04 September 2011

Balas Budi Si Kucing


Saya suka sekali anime-anime keluaran Studio Ghibli.

karena itu, kali ini saya akan berbagi mengenai salah satu anime keluaran studio itu, yang buat saya memiliki kesan: co cwiiiiiiit *perhatian: kata ini harus diucapkan dengan gaya abege alay2 masa kini*



Neko no Ongaeshi merupakan anime produksi Studio Ghibli, yang dirilis pada tahun 2002 di Jepang, kemudian dirilis pula di Amerika pada tahun 2003. Film ini berdurasi kurang-lebih 75 menit, dibuat berdasakan karakter yang diciptakan oleh mangaka Hiiragi Aoi.

Anime ini menceritakan tentang Haru, seorang remaja usia SMA yang memiliki kemampuan untuk berbicara dengan kucing. Suatu hari, ia menyelamatkan seekor kucing yang hampir tertabrak truk. Saat menyelamatkannya, tongkat lacrosse miliknya patah. Betapa kagetnya Haru, saat kucing itu berterima kasih padanya sambil berkata “taihen abunai tokoro o tasukete itadaki, makoto ni arigatou gozaimashita” lalu membungkuk dengan sopan
*bertahun-tahun belajar bahasa jepang, tapi saya belum bisa berbahasa sesopan ini....kalah ama kuciiiiing, hahaha*

Malamnya, sesaat sebelum Haru tertidur datanglah rombongan iring-iringan kucing yang berjalan dengan dua kaki, layaknya manusia. Ternyata itu adalah rombongan dari Negeri Kucing. Belakangan diketahui bahwa kucing yang diselamatkan olehnya adalah Lune, pangeran dari Negeri Kucing. Sebagai balasannya, sang Raja dari Negeri Kucing datang untuk berterima kasih, dan menjanjikan bahwa mulai besok, ’kebahagiaan’ akan datang padanya.

Paginya, Haru dikejutkan oleh telepon dari teman sekelasnya, yang menanyakan siapa yang menaruh berpuluh-puluh tongkat lacrosse di sekolah. Tak hanya itu, ketika ia keluar rumah, halaman rumahnya menjadi lautan tanaman catnip (sejenis tanaman yang disukai para kucing). Belum cukup sampai disana, ketika Haru sampai di sekolah dan akan menyimpan sepatu di loker, disana terdapat paket-paket kecil yang ternyata berisi tikus!. Semua itu adalah ‘hadiah’ dari Negeri Kucing, tanda terima kasih telah menyelamatkan sang Pangeran.

Para kucing membanjirinya dengan hadiah-hadiah yang mereka kira, akan membuatnya bahagia. Siang hari, Haru bertemu kembali dengan utusan dari Negeri Kucing yang mengundangnya untuk datang ke Negeri Kucing. Utusan itu berkata, Haru akan dinikahkan dengan sang pangeran sebagai tanda terima kasih, dan nanti malam ia akan datang menjemput Haru.

Haru, meskipun berat hati tapi tak kuasa menolak permintaan itu. Saat ia sedang kebingungan, ia mendengar sebuah suara yang menyuruhnya untuk mencari 'neko no jimusho'(kantor si kucing....ooouuu...how cute~)
Suara itu juga menyuruhnya untuk mencari kucing besar berwarna putih di kafe di perempatan jalan. Merasa panik, Haru mengikuti suruhan suara itu, meskipun ia tak tahu siapa yang berkata.
Akhirnya, ia bertemu dengan seekor kucing besar berwarna putih bernama Muta; yang mengantarkannya pada 'pimpinan' Kantor si Kucing bernama Baron.
*Muta's name often confused with 'BUTA' which means pig...i think it's a word pun; consider Muta really IS fat as a pig...quite funny i think ;p

Haru pun menceritakan masalahnya pada mereka. Namun sayang, sebelum mereka sempat membantu Haru, para utusan dari Negeri Kucing datang menculik Haru, juga Muta yang tak sengaja terbawa oleh para penculik itu. Mereka mengira, Muta adalah ’pembantu’nya Haru. Tak tinggal diam, Baron pun mengejar Haru hingga ke Negeri Kucing.
*interesting point in this scene is the use of the word 'kerai'....in bahasa indonesia i think it's similar with 'jongos' hahahaha how rude...*

Haru pun tiba di Negeri Kucing. Sesampainya disana, seekor kucing putih yang cantik memandangnya dengan tatapan prihatin, lalu berkata padanya agar ia segera kembali ke negeri Manusia. Jika tidak, Haru tidak akan bisa kembali lagi ke dunia manusia. Kucing itu adalah Yuki, pelayan yang bekerja di Istana. Haru belum menyadari betapa genting situasi yang dihadapi. Melihat Negeri Kucing yang begitu indah, ia terlena ingin bersantai dan bermain disana. Maka saat utusan istana datang menjemputnya, ia merasa senang saja.

Di istana, Haru diperlakukan layaknya putri raja. Ia dijamu dengan baik, diberi pakaian indah, dan diurus dengan baik. Haru akhirnya sadar saat di wajahnya muncul kumis, di badannya tumbuh ekor, tangannya berubah menjadi seperti tangan kucing, juga di kepalanya tumbuh telinga kucing. Tak ketinggalan, bicaranya pun semakin 'kucing', nyaooooo~!

Ternyata, hal ini merupakan taktik sang Raja Negeri Kucing, yang berupaya mengubah Haru supaya 'pantas' bersanding dengan putranya. Jika Haru tak segera kembali ke dunia manusia sebelum fajar tiba, ia akan berubah menjadi kucing selamanya.

Untuk menyelamatkan Haru, Baron menyamar menjadi pengisi acara di pesta yang diselenggarakan di istana. Tetapi, kedoknya terbuka tepat pada saat acara berlangsung. Raja yang marah mengerahkan pasukannya untuk menangkap Baron. Ditengah kekacauan dan kehebohan itu, Yuki muncul dan menunjukkan jalan rahasia untuk keluar istana. Yuki, Haru, Baron, dan Muta melarikan diri bersama-sama. Ternyata, jalan itu berujung pada sebuah labirin. Di ujung labirin itu, ada sebuah menara; menara tersebut merupakan gerbang penghubung antara dunia manusia dan Negeri Kucing. Sang Raja tak putus asa, ia tetap berusaha mencegah agar Haru tak kembali ke dunia manusia, ia pun mengejar Haru hingga ke menara.

Saat situasi memanas, datanglah Lune, dan terungkaplah bahwa perjodohan itu semata-mata keegoisan sang Raja dan bukanlah keinginan Lune. Lune sendiri, sebenarnya menginginkan Yuki untuk menjadi pendampingnya. Lune akhirnya membantu Haru agar dapat kembali ke dunia manusia.

Saat Haru terheran-heran mengapa Yuki dan Lune berbaik hati membantunya hingga berani menetang Raja, terungkaplah sebuah cerita. Ternyata, Yuki pun pernah ditolong oleh Haru dahulu, saat ia masih seekor kucing kecil. Yuki kecil yang sedang kelaparan dan nyaris mati, diberi makanan oleh Haru. Jadi, bagi mereka berdua Haru adalah seorang onjin yang harus mereka balas budinya. Petualangan di Negeri Kucing membawa pelajaran yang sangat berharga bagi Haru. Lewat petualangan bersama Baron dan Muta, Haru bisa memahami diri sendiri, dan menemukan jibun no jikan-nya.

yang suka baca cerita rakyat jepang, pasti pernah mendengar cerita 'Tsuru no Ongaeshi' alias 'Balas budi si Burung Bangau'...naah, film ini juga mengangkat tema yang sama, yaitu masalah 'balas budi'
Rupanya ini tema sekaligus nilai moral yang banyak dipegang oleh orang jepang, yaitu "membalas budi pada orang yang telah memberi kebaikan pada kita, sekalipun kebaikan itu hanya sebesar biji jarak"
juga,
film ini menyorot soal karakter Haru, yang mencari 'jibun no jikan'nya. Awalnya saya bingung dengan istilah ini; apa sih maksudnya?
tapi setelah saya lihat film ini, barulah saya mengerti...jibun no jikan disini adalah mengenai "finding your passion in life"

hmmmm....

anime ini cerdik sekali, kalo boleh saya bilang.
dunia anime merupakan 'altered universe', dimana hal-hal yang tak mungkin terjadi, bisa saja dijumpai disini. anime ini berusaha mengungkapkan 'dunia yang ideal' dan dunia 'yang manusiawi' tanpa berusaha menggurui. lewat altered universe yang diciptakannya, neko no ongaeshi berusaha 'menyentil' moralitas kita..

who knows, moral education can be this fun? ;)

(IF) Heaven Can Wait

Lagi-lagi nostalgila film djadoel~

yep!
kali ini saya mau dengan egoisnya membahas (lagi-lagi) film jadul dengan genre drama yang membekas di hati saya *cieeee*

Film berjudul asli Tengoku wa Matte Kureru (translated to english as "Heaven Can Wait") ini menceritakan tentang Hiroki (Inohara Yoshihiko), Takeshi (Kiyokiba Shunsuke), dan Kaoru (Okamoto Aya); tiga orang sahabat masa kecil yang tak terpisahkan.

Ketika kecil, mereka membuat janji bahwa mereka akan terus bersahabt hingga dewasa nanti. Waktu pun berlalu, mereka pun beranjak dewasa. Masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga, kebersamaan mereka sedikit terganggu. Tapi, persahabatan mereka tetap tak berubah.

Hingga suatu hari tiba-tiba saja Takeshi melamar Kaoru tepat di depan Hiroki. Walaupun sebenarnya Hiroki juga menaruh hati pada Kaoru, ia tidak bisa berkata apa-apa selain memberikan dukungan pada sahabatnya itu.
Musibah tiba-tiba saja datang menjelang hari bahagia pernikahan Kaoru dan Takeshi. Kecelakaan menimpa Takeshi, membuatnya jatuh dalam kondisi koma, dengan kemungkinan kecil untuk kembali sadar.

Hiroki dan Kaoru tetap setia menunggu Takeshi membuka mata, bahkan Hiroki rela meminta pada atasan tempatnya bekerja untuk ditransfer dari pekerjaan yang sekarang digelutinya, agar ia punya waktu untuk menjenguk Takeshi setiap hari.

Di tengah-tengah penantian yang tak pasti, Hiroki dan Kaoru menyadari perasaan mereka masing-masing, perasaan yang telah lama mereka pendam. Akhirnya, Hiroki pun mengungkapkan isi hatinya pada Kaoru……bahwa ia ingin membuat Kaoru bahagia.

Tapi, tepat sehari setelah itu, Takeshi sadar dari koma. Hati Kaoru dan Hiroki diselimuti kebimbangan, disaat semua orang bersuka cita menyambut kembalinya Takeshi.
Nyatanya, mereka harus menghadapi kenytaan yang mengejutkan, Takeshi hanya memiliki harapan hidup 1 bulan saja. Meskipun semua orang berusaha menutup-nutupi, Takeshi mengetahuinya juga. Mendengar kenyataan pahit itu, Takeshi tidak berpaling. Hanya tersenyum, dan memutuskan untuk memberi hadiah terbaik bagi kedua sahabatnya…..



AAAARRRRGHHHHH.......i hate a sad movies..nevertheless, i keep watching these sort of movies..... am i an "M" type? *haha*


Satu kata saja untuk film ini : P A S !

Jalan cerita tidak berbelit-belit atau berlete-lete berlame-lame, dengan sedikit flashback masa kecil ketiga sahabat itu cukup menjelaskan bagaimana ikatan yang mereka miliki.
Lewat cerita yang sederhana, film ini benar-benar menyentuh hati saya.
Apa sih yang bakal terlintas di pikiranmu dalam 30 hari terakhir hidupmu?

Ternyata jawabannya sederhana saja,

Saya dapat memberikan hadian terindah pada orang-orang yang berarti dalam hidup saya, yaitu :
K E B A H A G I A A N :D






* baidewey....saya baru nyadar, yang main jadi Hiroki itu ternyata si Inocchi, personel boyband V6...hahahaha

Until The Lights Come Back....

Tokyo, sehari sebelum natal tiba.

Meteor tiba-tiba saja jatuh dan menabrak instalasi listrik.

Akibatnya, aliran listrik di seluruh kota padam. Tentu saja hal ini membawa kepanikan dan kekacauan. Tapi di balik itu, gelapnya malam menyingkap sisi kemanusiaan di Tokyo yang metropolis dan selalu hingar bingar.
Rahasia masa lalu, perselingkuhan, kesetiaan, keberanian, perjuangan…semua terungkap di bawah langit malam.
Gelapnya malam ternyata memberikan waktu untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang selama ini dihadapi, disamping memberikan waktu untuk merenungkan kehidupan dan cinta yang kita miliki, untuk selanjutnya menentukan sikap dalam melanjutkan hidup…

*ehm!serius aja…heuHEU*

Film Until The Lights Come Back ini memang bukan film baru (ketauan lagi nostalgila bongkar-bongkar stok film lama) tapi biarlah.....di film ini bisa liat wajah Hongo Kanata yang masih imut-imut hahahaha *tante girang mode*
Film besutan Minamoto Takashi produksi tahun 2005 ini berjudul asli Daiteiden no Yoru ni;
memiliki ide cerita yang menarik, walaupun divisualisasikan dengan gaya yang Hollywood banget. Tapi, dialog-dialognya tetapi kental dengan nuansa jepang. Memunculkan 14 tokoh dalam ceritanya (banyak banget, kan!), sanggup membuat penonton bertanya-tanya bagaimana hubungan keempat belas tokoh ini.
Meskipun begitu, alur cerita berjalan lambat, ditambah dengan ilustrasi musik yang jazzy berpotensi untuk membuat penonton terbuai ke alam mimpi bahkan sebelum film berakhir.. *euuugghhhh*

Untungnyaaaa……sinematografi yang apik sanggup mengimbangi alur yang monoton. Film ini cocok banget dinikmati di sore hari yang damai, ditemani secangkir kopi atau teh hangat plus beberapa keping biscuit ;D

So, until the lights come back
just sit tight
enjoy and relax
another face of this melting-pot city...

Forrest Gump: Hidup dari Kacamata Seorang Idiot

Pokoknya, ga enak jadi idiot, tap paling ngga aku bisa bilang hidupku ga ngebosenin



Begitu kata Forrest Gump.
Yah, inilah kisah hidup seorang pemuda idiot yang terkadang justru mendapat keberuntungan gara-gara ke-idiotan-nya itu

Saat saya lagi merasa mBete, mBle’e ga jelas, stress, suntuk, sepi sendiri gundah gulana duka nestapa tiada terkira…bacaan inilah yang paling cocok buat mengusir semua itu!
hmm!
dijamin ngakak mengocok perut!

Forrest Gump adalah seorang lelaki yang divonis memiliki IQ adidas (agak di bawah dasar), tapi Tuhan menganugerahinya bodi seorang adonis *ahuy* dan kemampuan lari yang super cepat.
Karena kemampuannya itu, direkrut menjadi pemain football University of Alabama, akhirnya menuai sukses dan menjadi superstar football.
Suatu ketika, dia dan rekan-rekan se-tim nya diundang untuk menghadiri jamuan All State Football. Forrest sang bintang lapangan beserta rekan-rekan akan didaulat ke atas panggung atas prestasi mereka. Gugup, Forrest ngotot pingin pergi ke kamar kecil dulu sebelum naik panggung *tak kuat menahan panggilan alam*

Malangnya, ketika dia lagi kebelet banget, resleting celananya macet. Padahal, ga lama setelah itu, semua pemain akan diundang naik ke panggung untuk diberi penghargaan dan sedikit berpidato. Pada saat genting ketika Forrest diharuskan sedikit berpidato, kata-kata yang keluar justru…

”AKU KEBELET!!”


*ampuuuun…ckckckck*

dan, peristiwa aneh bin ajaib bin ga logis tidak hanya berhenti disitu.

Wah, kalo saya ceritakan disini bisa keburu lebaran lagi atuh sebelum selesai baca post ini hehehe
anyway, saya salut sama penerjemah novel ini. begitu piawai mengalihbahasakan dari bahasa inggris ke indonesia, tanpa kehilangkan kelucuan-kelucuan atau sense of humor si penulis. it's not an easy job :)

pelajaran utama yang bisa saya ambil dari buku ini adalah:
Tuhan itu Maha Adil, setiap manusia diberi kekurangan juga kelebihan
bahkan seorang 'idiot' seperti Forrest pun, bisa menjalani hidup yang penuh warna..selama kita menjalani hidup itu dengan sikap positif :)

Ngomong-ngomong novel ini uda pernah diangkat ke layar lebar, dengan Tom Hanks sebagai pemain utamanya. Lumayan menghibur sih, tapi cukup banyak cerita yang dipangkas. 
Saran saya cukup dua,
1.baca dulu novelnya baru nonton film (dengan resiko anda akan kecewa)
2.nonton aja langsung filmnya (dengan resiko ngga kecewa, tapi dapat versi cerita yang nggak lengkap ;p )

pilihan ada di tangan anda…

Sabtu, 03 September 2011

ありあまる富

bokura ga te ni shiteiru tomi wa mienai yo




siang ini,
saat mp3 saya mengalunkan lagu ariamaru tomi-nya shiina ringo
sebaris kalimat pendek dari lagu itu seketika saja mengena di telinga dan hati saya.

bokura ga te ni shiteiru tomi wa mienai yo
kita tidak dapat melihat kekayaan yang sesungguhnya telah berada dalam genggaman

saya teringat obrolan dengan teman lama saya semalam,
yang intinya adalah terkadang kita tidak menyadari betapa bernilainya seseorang (atau, banyak orang) yang hadir dalam hidup kita.

"orangtua"
"keluarga"
"teman-teman"
"rekan-rekan kerja"
"sahabat"
"kekasih hati"

ketika mereka berada di sisi kita,
kita cenderung beranggapan itu adalah hal yang wajar.

hal-hal kecil (bahkan hal-hal besar) yang mereka lakukan untuk kita,
kita anggap sebagai hal yang wajar mereka lakukan,
karena mereka terikat 'status bawaan' mereka terhadap kita: sebagai orangtua, keluarga, teman, rekan kerja, sahabat, atau kekasih.

teman saya memberikan contoh yang sedikit ekstrim (hehehe)
"kalo gue pusing rempong ngerjain tugas kuliah, wajar dong lu juga ikut pusing...kan lu pacar gue"

tapi setelah itu,
sudahkah kita ucapkan satu kata itu padanya?

atau contoh lain,
saat kita lagi ngerasa down banget, putus cinta, stres dan lain-lain..
ingin curhat, ingin melepas penat. lalu kita menelpon seseorang di ujung sana. meluapkan semua, dan menjadikannya 'tong sampah' pribadi kita.

sudahkan kita ucapkan satu kata itu padanya?

cerita lain dari teman saya,
yang setiap bulan disuruh bayar cicilan ke koperasi kantor oleh orangtuanya. awalnya dia berpikir, "ko gini sih....pake ngutan-ngutang segala sama koperasi"
tapi kemudian dia tahu, dengan utang itulah orangtuanya menyekolahkan dia dan adik-adiknya, bersusah payah mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

sudahkan kita ucapkan satu kata itu pada mereka?


sebuah kata: 

T  E  R  I  M  A   K  A  S  I  H


sering kita lupa mengucap satu kata itu: TERIMA KASIH

mereka,
adalah kekayaan yang sesungguhnya telah berada dalam gengaman tangan kita selama ini.

sudahkah kita berterima kasih atas kekayaan yang kita punya?

gajah di pelupuk mata tak nampak, tapi semut di seberang pulau terlihat

seperti itulah sering kita perlakukan mereka.
hal-hal yang mereka lakukan untuk kita,
we take it for granted.

tapi sebentar saja kita merasa tak lagi diperhatikan oleh mereka,
atau mereka sempat menolak permintaan mereka,
atau kita merasa kecewa pada mereka,

itu akan selalu kita ingat,
bahkan lebih parah, kita kunci dalam hati.

dan kembali kita lupa untuk mengucapkan satu kata itu:
T  E  R  I  M  A   K  A  S  I  H



berterima kasih,
bukan sekedar "saya telah menerima apa yang kamu kasih"
bukan sekedar formalitas "terima kasih atas bantuanmu"

berterima kasih adalah bersyukur atas kekayaan yang DIA simpan dalam genggaman tangan kita.

sudahkan kita bersyukur?

duapuluh jaripun, tak cukup buat menghitung seberapa banyak kekayaan yang ada dalam genggaman tangan kita.
tahukan sesungguhnya DIA bisa dengan mudahnya kembali mengambil kekayaan itu?

karena itu, jangan lupakan sebuah kata itu, kawan...

hari ini,
mari kita masukan sebuah kata itu dalam kamus hidup kita:

T  E  R  I  M  A   K  A  S  I  H