Sabtu, 10 September 2011

The Legend of Sarimin

sarimin.


satu nama yang saya yakin, banyak dikenal oleh anak-anak generasi saya.
dengan catchphrase-nya: "Saaaarimiiiiin pergiiiii keeee pasaaaaaar"
sarimin telah menjadi icon.

ketika disebut kata sarimin,
yang terbayang di benak pasti "doger monyet" (atau, topeng monyet, dalam bahasa indonesia)
coba, ada nggak yang pernah ngebayangin doraemon sewaktu disebutkan kata sarimin?
saya yakin nggak ada. selain nggak mungkin tentu saja hal itu sangat aneh. bahkan terlalu ekstrim malah.

percaya atau tidak, saya telah sedikit berinvestigasi soal sarimin.
dimulai dari mewawancarai orangtua saya sendiri dengan pertanyaan sederhana,
"ada apa dengan SARIMIN?"

konon, menurut orangtua saya,
jaman dulu monyet dilatih cuma buat keperluan membantu panen. biasanya panen kelapa.
alih-alih memanjat sendiri pohon kelapa yang tinggi menjulang,
para petani memanfaatkan jasa monyet terlatih untuk memetik kelapa.

lalu entah ada orang kreatif dari mana,
punya ide untuk melebarkan sayap usaha menyewakan monyet terlatih ke dunia showbiz.
jadilah monyet itu dilatih keterampilan tambahan,
seperti jalan muter-muter sesuai alunan musik,
naik sepeda mini (sepeda bohongan tentunya)
naik mobil,
pake sarung,
belajar gerakan sholat,
dan tak lupa dilatih pergi ke pasar sambil bawa payung (atau dalam beberapa kasus, bawa gerobak)

ternyata,
pertunjukkan ini menjadi hit. bukan hanya di desa tapi juga di kota.
seperti yang fenomena badminton yang dimana-mana, di kota dan di desa; mengutip lagu bang Benyamin S (alm).
di kota....sang binatang lapangan (bukan bermaksud kasar, tapi apa daya memang dia memang binatang) jadi punya nama,
dan namanya adalah: SARIMIN.

nggak jelas juga kenapa namanya harus sarimin.
mungkin biar berkesan 'membumi' ya. nama itu kan indonesia banget.
coba namanya robert, michael, takuya, ndelala...kan nggak pas kalau disambungkan sama kalimat "pergi ke pasar"
(buat yang namanya sama....jangan ge-er ah)

coba,
"robert pergi ke pasar" (ah yang ada juga robert perginya ke supermarket)
"michael pergi ke pasar" (nah ini lagi...robert aja nggak pergi ke pasar, apalagi michael)
"takuya pergi ke pasar" (kayanya yang pergi ke pasar sih emaknya takuya, atau mungkin pembantunya)
"ndelala pergi ke pasar" (ah yang ini mah jelas nggak cocok. ngomongnya aja susah)

meskipun begitu, nggak ada yang coba lebih kreatif buat kasih nama baru *tanya kenapa*

semua doger monyet pasti menjajakan catchphrase "sarimin pergi ke pasar".
kayanya belum sah jadi doger kalau belum mengucapkan kalimat itu.

percaya atau tidak 
sarimin telah menjadi sebuah image. sebuah kesan.
sampai-sampai seorang Butet Kartaredjasa membuat sebuah lakon monolog dengan judul Sarimin.
sarimin sudah go international.
sampai-sampai di youtube pun, bertaburan video sarimin,
bahkan dengan judul bahasa inggris: Sarimin is going to the market
nggak percaya? coba aja googling dengan memasukkan kata "Sarimin" di kotak pencari

hebat yah?

pasti orang yang jadi trendsetternya dulu, tidak pernah membayangkan
betapa sarimin akan menjadi sebuah legenda....

2 komentar:

nz mengatakan...

mwahaha...
komen apa yah???
1. badminton itu aslinya lagunya mang koko, bkn benyamin (sumber akurat: anaknya mang koko yg notabene adalah dosen ninchigengogaku kita)

2. ane benci doger monyet.. wktu msh kecil sih iya asa lucu, tp skrg liat si monki ditarik-tarik gitu kasian ga tega.. pgn mewek aja bawaannya

3. trademark nama hewan satu lagi: bleki si gugug

si miNyun mengatakan...

wah iya? aku gag tau...hehehe berhubung pernah denger yang versi Benyamin S doang :D

emang sih, kurang ber-peri-kehewanan :(

lho, kalo gugug bukannya heli ya?
kan ada tuh lagunya: "heli! (gukgukguk) kemari! (gukgukguk)ayoo maiiiin lagiiii~"
*lagu jaman iraha etaaaa*

Posting Komentar