Kamis, 30 Juni 2011

Manusia Sepertimu [2]: Perang SMS


saya sudah ganti nomor telepon genggam beberapa kali; 
dan nomor baru yang saya pakai, hanya keluarga saya saja dan beberapa teman sekelas yang tahu.
saya ganti nomor dengan harapan bisa menyongsong hidup dengan tenang bersama lelepon telepon genggam saya *prikitiw*

tapi apa daya,
baru juga beberapa hari nomor saya aktifkan, sudah ramai telepon saya berkicau menandakan ada sms hinggap di inbox. mulai dari sms bernada penipuan yang minta dibelikan pulsa, penipuan undian berhadiah, juga ada sms dari orang-orang yang pura-pura salah sambung, yang ujung-ujungnya minta kenalan.

4iH pLiYsH d3cH....

dan, beberapa hari ini muncul pengganggu baru. 
awalnya dia berlagak jadi fakir miskol, menelpon di siang bolong. beruntungnya, siang hari jarang saya pegang itu telepon. dibiarin gitu, makin lama makin berani dia. jam aksi bertambah bukan hanya siang, tapi juga malam. akhirnya, dia kirim sms...bernada sok kenal sok dekat.

pukul setengah sebelas malam.

telepon genggam kembali berkicau.
nah, datang lagi sms dari si dia.
dikiranya saya itu temannya yang bernama pendi (bukan nama sebenarnya ..kalo ada yang namanya mirip, jangan ngaku-ngaku ah ... ;p )
bukan satu atau dua kali dia sms begitu. jika saya tidak merespon sms kirimannya, dia kirimkan lagi sms yang sama hingga 3 kali!

kesal,
sayapun mengirim pesan balasan,
SALAH SAMBUNG OI!!INI BUKAN NOMOR PENDI!!

eeeeh,
si dia bukannya berhenti. malah tambah ganas. 'menuduh' saya si inilah, si itulah, pacarnya si inilah....(masih dengan modus operandi yang sama, jika saya tidak segera membalas, dia akan mengirimkan sms teror bertubi-tubi)

Eh ngesok banget u engk kenal q y orang tercantik sedunia

begitu dia kirim sms pada saya. ya, mungkin saja kamu orang tercantik sedunia...tapi kelakuanmu tidak :p

kesal menjelang murka,
sayapun membalas,

maaf ya, saya bukan pendi, bukan herlina, juga tidak kenal edi atau ruslina, anda betul-betul salah nomor. saya tidak kenal anda, mohon jangan ganggu saya lagi dengan miskol atau sms

tapiiiii....
entah dia tidak mengerti bahasa indonesia, entah dia autis, entah dia tidak membaca sms saya dengan baik (mungkin seharusnya saya membalas sms dia dengan bahasa swahili atau swahihi saja sekalian, barangkali dia akan lebih mudah mencernanya)
semakin lancang dia mengirimi saya sms yang menceritakan pengalaman pribadinya bermesraan dengan si edi entah siapa itulah.

SAYA BENAR-BENAR MUAK...

naik pitam,
sayapun kembali mengirim sms,

saya sudah bilang, saya tidak kenal anda. anda salah nomor dan salah orang. tolong jangan kirim sms memalukan seperti itu. anda bermesraan dengan siapapun itu bukan urusan saya. kalau anda tetap menelepon atau sms ke nomor ini, saya akan laporkan nomor yang anda pakai ini ke pihak yang berwajib

pukul sebelas malam.

saya kira dia akhirnya sadar.
tapi telpon genggam saya kembali bersiul.
rupanya ada sms masuk.

Anda yang memalukan pura-pura tidak kenal semoga saja anda lupa ingatan

pukul sebelas malam lebih empat belas menit.

sayapun bengong dengan suksesnya.

saya lelah.
saya bete.
saya jengkel.
saya kesal.
saya bosan.

saya merasa rugi sudah susah payah melakukan senam jempol untuk menekan huruf-huruf di layar telepon genggam demi membalas sms darinya.

begini mungkin perasaan jadi selebkritis selebritis yang sering terima telpon, email, atau sms teu pararuguh dari orang yang sama sekali tidak dikenal. 
oh, betapa saya kagum pada kesabaran mereka *cih....*

untuk anda, si pemakai nomor 085789856501
sengaja nomor anda saya pampang di tempat publik seperti ini.

peringatan untuk anda.

jika anda segitu ngototnya ingin mengganggu saya,
setidaknya kirimlah sms dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
atau, ganggulah saya dengan konten-konten sms yang menarik tentang kabar dunia terkini.
mungkin saya akan mempertimbangkan anda sebagai rekan korespondensi saya di masa mendatang...







* semoga manusia sepertimu,
cepat-cepat diberi petunjuk oleh-Nya untuk kembali ke jalan yang benar. amin *






Selasa, 28 Juni 2011

Bintang Jatuh

"Hentikan!!" 
kata perempuan itu, 

dan laki-laki itu membalas, 
"Hah? maksud kamu?"
"The girl you've been in love with, isn't around anymore.......
berhentilah mengejar hantu dari masa lalu" 
begitu jawab perempuan itu.


__________________________________________________


Angin bertiup dingin menusuk. Purnama belum penuh bersinar. Bintang-bintang laksana mutiara, putih bersinar di langit biru pekat tiada berawan. Indah. 
Perempuan itu duduk sendiri. Nongkrong sambil mengamati langit. Di benaknya masih terngiang-ngiang kata-kata laki-laki itu, yang tiba-tiba mencegatnya saat berjalan di koridor.

"Kenapa sih kamu selalu menghindar?! kalau kamu emang terganggu dengan adanya aku, seharusnya kamu bilang dari awal! Bukannya ngehindar, ngelupain janji, terus bertingkah seakan kita nggak pernah kenal...
Okelah, kalau masalah yang lain aku bisa coba pahami. Tapi masalah mengingkari janji.....itu nyakitin banget!
Padahal kamu sendiri yang bilang, kepercayaan adalah hal yang utama!
Aku nggak ngerti...kalau emang aku punya salah yang segitu gede sama kamu, bilang.....!"

saat itu , perempuan itu hanya diam, tidak berkata-kata. Menepis tangan laki-laki itu yang mencengkeramnya cukup erat. Memandangnya dengan tatapan tajam, lalu ngeloyor pergi. Tapi penyesalan itu datang malam ini, disaat perempuan itu duduk sendiri menatap langit.


__________________________________________________


Laki-laki itu termenung sendiri. Cantiknya langit yang bertabur bintang tak sanggup kalahkah galau yang berkecamuk di benaknya. Masih terbayang eskpresi wajah perempuan itu. Memikirkan hal itu kembali timbulkan rasa bersalah di hatinya; dan ia gelisah karena tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki semua.
Sekian lama laki-laki itu duduk termenung sendiri, tiba-tiba ia bangkit dan melangkah pergi. Walaupun ia tak tahu pasti, kemana ia menuju.


__________________________________________________


Keduanya terkejut, saling memandang beberapa saat. Keduanya tak menyangka, akan bertemu di tempat ini. Keduanya merasa canggung. 
Laki-laki itu berusaha mencairkan suasana; ia tersenyum sambil berjalan menghampiri perempuan itu. 
"Ngapain malem-malem gini disini? sendirian lagi..."

perempuan itu juga mencoba untuk tersenyum, lalu menjawab,
"Liat bulan...."

laki-laki itu tertawa kecil mendengar jawabnya.

"Boleh duduk sebelah kamu?"
"Sesuka lu lah..."


__________________________________________________


Lama mereka duduk bersebelahan, tanpa ada kata-kata. Suara serangga musim panas bersahutan, seakan menjadi musik pengiring diam mereka. Tiba-tiba saja sekelebat cahaya melintas di langit.
"Eh!....bintang jatuh!"
berbarengan keduanya berkata. Keduanya berpandangan lalu tertawa.

"Tempo hari.... maaf ya. Mungkin aku terlalu lancang berkata seperti itu. Mungkin juga selama ini aku terlalu lancang memasuki hidup kamu dan menerobos area pribadimu, tanpa pernah berpikit kamu mungkin akan terganggu dengan semua tindakanku.."

perempuan itu terpana. Tak dinyana, akan didengarnya kata-kata itu malam ini. Kata-kata seperti berseliweran di pikirannya, tanpa ia mampu untuk melontarkan tanggapan walau hanya sepatah kata saja.


__________________________________________________


"Wah...udah malem nih. Kamu masih lama disini? aku balik duluan ya..." 
lalu laki-laki itu berdiri, berbalik memunggungi perempuan itu dan beranjak meninggalkannya.

Perempuan itu seketika memekik, "TUNGGU..!!"

Laki-laki itu menoleh, dan perempuan itu berlari kecil menghampirinya.
"Gue..juga minta maaf..gue justru berterima kasih, lu hadir dalam hidup gue.."


__________________________________________________


Laki-laki itu masih duduk di belakang kemudi. Dihadapannya hanya terbentang hitam malam, berikut hujan rintik yang menghembuskan dingin. Malam ini, tidak ada bulan purnama bersinar. Pun tiada langit yang bertabur bintang. Di kota ini, kelip lampu kota meraja mengalahkan gemerlap bintang sekalipun. Dan tiada bintang jatuh seperti malam itu.
Sesaat ia teringat pada kata-kata yang tertera pada sobekan kertas; yang ia temukan di atas meja tulis perempuan itu: 

i wonder, are we still the same

no, i guess not

because when the rain falls flow through the gutter
it wipes away all the selves we used to be

Tangan kirinya masih memegang amplop merah jambu itu. Lalu ia meremasnya.
Semoga kamu temukan damaimu. Semoga kamu temukan bahagiamu.
Hanya saja.........aku berharap aku ada di sana.
Bersamamu.

Laki-laki itu menyalakan mobilnya. Melaju menembus gelap malam.

Strawberry Shortcake


 
pagi ini kucari mentari yang enggan bersinar, malu-malu bersembunyi di balik mendung.
walau begitu, kucoba mulai hari ini dengan semangat baru. 
air hangat yang membasuh tubuh seakan berkata,
"hei...tenanglah...everything's gonna be alright"

coba hapuskan rasa takut dan gelisah yang selama ini diam mengendap. 
entah kenapa, aku seakan terbangun dari tidur panjang,
dan mendapati diriku kembali sendiri.

lalu kuberkata, "Tak apalah..."

strawberry shortcake yang lembut, manis, dan kaya rasa,
persis seperti hidup yang ingin kujalani. karena itu, kuawali langkah hari ini dengan sebuah senyuman.



_________________




perempuan itu lalu menutup buku catatan tebalnya, menyimpannya dalam laci meja.
Iapun bangkit dari kursi. Menyambar jaket, menyampirkan backpack di pundak.
Memutar kunci pintu, keluar, dan mengunci kembali pintu itu. 
Lalu ia berbalik menatap langit.
Nampak semburat cahaya menembus barisan mega, memberi sedikit terang pada sisa hujan semalam.

Rokok dalam Asbak dan Gelas Minum yang Setengah Terisi



"Apa sih yang lu liat dari gue?! lu terlalu naif menilai gue! inilah diri gue sebenarnya! Trial and error...pernah denger? ya, itulah masa lalu gue. That's all you need to know. Tapi asal tau aja. Gue nggak pernah menganggap semua sekedar main-main, easy come easy go. Ketika gue bilang serius, i really mean it. Lu boleh ngecap gue idealis gadungan. Sesuka lu. Gue nggak peduli. Sekarang, terserah lu..."
perempuan itu mengakhiri penjelasannya. Menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Tangannya meraih asbak dari atas meja, lalu menaruh rokok di dalamnya. Kemudian, perempuan itu hanya duduk saja, dengan kaki menyilang, kiri di atas kanan. Membisu, memandang ke luar jendela.
Sementara laki-laki itu masih terdiam. Entah bingung entah kaget mendengar penjelasan darinya. Lalu ia menunduk. Tangan mengetuk-ngetuk bangku yang ia duduki. Memutar-mutar sedotan di gelas minumnya, yang masih terisi setengahnya.

"Jadi gitu ya...tapi....i can't stop loving you.."

perempuan itu tersentak. Serta-merta mengalihkan pandangannya dari jendela. Lalu, ia geleng-gelengkan kepalanya.

"Lu gila..!"

ia pun bangkit dari duduknya, menyambar backpack yang diletakkan di atas meja, lalu ngeloyor pergi.


_______________________________________________




Rokok dalam asbak masih mengepulkan asap. Gelas minum masih setengahnya terisi. Kantin kini sepi, setelah dua orang pengunjung terakhir beranjak pergi.



Abu dalam Asbak

Asap rokok mengepul pelan dari rokok yang terselip diantara jemari tangan kanan perempuan itu.
"Sori, tolong ambilin asbak" kata perempuan itu pada laki-laki yang duduk di hadapannya, sambil menunjuk asbak yang dimaksud.
Laki-laki itupun meraih asbak, dan mengopernya pada perempuan itu. Kemudian perempuan itu menjentikkan batang rokok yang telah terbakar menjadi abu pada asbak itu. Pandangannya menerawang, ke luar jendela, lalu berujar,
"...masa lalu itu seperti hantu, yang datang begitu saja tanpa diundang, kemudian mengganggu. Dan kenangan seperti gulali, manis ketika kita masih bisa mencecapnya...tapi ketika habis...semua jadi tak berarti. Gue nggak butuh itu semua..maka gue coba lupain aja. Buat gue, yang nyata adalah apa yang gue hadapi sekarang dan apa yang akan gue hadapi nanti.."

Laki-laki itu hanya tersenyum simpul mendengar ucapan perempuan itu dan melihat gelagatnya. Perempuan itu bicara tanpa sedikitpun menatap wajahnya; melayangkan pandangan pada pemandangan di balik jendela.
Masih dengan senyuman tersungging di bibirnya, laki-laki itu menanggapi,
"Benar begitu? coba tanya hati kecil kamu. Apa dengan begitu kamu bisa berbahagia?"

Perempuan itu menoleh sejenak pada laki-laki itu, lalu menghisap rokoknya.
"Kenapa nggak? butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan sebuah luka...apa gue harus kembali memunguti serpihan-serpihan kehidupan gue yang buyar hanya gara-gara itu semua...Nggak, gue samasekali nggak rela!"
kembali ia buang pandangannya ke luar jendela.

Mimik laki-laki itu berubah. Ia lalu menggeser bangku yang didudukinya lebih dekat ke meja. "Tapi kalo kamu nggak coba untuk berdaman dengan itu semua, selamanya mereka akan jadi hantu dan gulali bagi kamu.." ia berhenti sejenak menarik nafas, "sesungguhnya betapa mudah untuk melupakan. Namun yang tersulit adalah untuk tidak mengingat kembali. Jalani saja. Perlahan, kamu akan belajar untuk merelakan, menerima, dan berbahagia itu semua pernah terjadi padamu. Karena dari situlah, kamu bisa menapak setingkat lebih tinggi di tangga kedewasaan..."

perempuan itu tersentak, memotong dengan cepat, "Tapi gue nggak butuh menjadi dewasa!!"

Tiba-tiba saja, laki-laki itu meraih tangan kanan perempuan itu, mengambil rokok dari jemarinya, lalu mematikannya di asbak.
Kemudian, ia genggam erat tangan kanan perempuan itu dengan kedua telapak tangannya. Lalu perlahan berujar,
"Lalu apa? perlahan jadi tua, terus mati tanpa pernah mencapai apapun? ayolah....hidup adalah pilihan. Berbahagia adalah pilihan. Dewasa adalah pilihan. Tenggelam dalam kekecewaan pun adalah pilihan...
Semua terserah kamu. Bagaimanapun, kamu yang menjalani semuanya"

Perempuan itu menatap laki-laki itu dan menjawab, "Tapi semua nggak sesederhana itu..."

Laki-laki itu tertawa, "Siapa bilang? kalau ingin berbahagia, ya berbahagialah...gampang kan?"


_________________

 

Kantin telah sepi. Meja telah ditinggalkan pengunjung. Rokok tak lagi mengepulkan asap, yang ada hanya onggokan abu dalam asbak.

Jumat, 24 Juni 2011

Cooking with HIM


siang itu kami berdua kembali beraksi di dapur.
saya mencuci piring. Kakak menggoreng ayam yang sudah diberi tepung.

Saya         : "Mas, itu apinya kegedean, ntar ayamnya gosong"
Kakak saya: "Oh iya gitu? segini cukup kan?" 
                  (sambil memutar knob pengatur gas)
                  "Segini udah mateng belum sih?"
                  "Angkatin dong!"
Saya          :"Yey, tangan aku kan belepotan sabun cuci, ntar kena ayam" 
                  (berkelit)
                   "Mas, itu ayamnya diangkat atuh...nanti gosong"


Kemudian si kakak memindahkan penggorengan yang masih berisi ayam dari tungku sebelah kanan ke tungku sebelah kiri.

"Kenapa wajannya dipindahin??" kataku heran.
 
Lalu jawabnya, 
"Katanya ayamnya suruh diangkat. Ini kan udah aku angkatin ke tungku sebelahnya"

 
(Dasar laki-laki...)

Surat dalam Amplop Merah Jambu


Perempuan itu menghela nafas panjang, lalu melirik pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Tiga puluh menit sudah ia menunggu di ruang tunggu lobby. Tapi tak tampak jua batang hidung lelaki yang dinantinya. Getaran pelan terasa dari dalam tas. Perempuan itu lalu merogoh-rogoh ke dalam backpacknya, meraih telepon genggam. Sebuah pesan diterima. Maaf jalanan macet banget. Kayaknya bakal telat sampe sana.

 
_____________________


 
S**T!! laki-laki itu memaki dalam hati. Kenapa harus hari ini sih?! ia menyesali keputusannya. Seharusnya aku nggak usah ambil lembur weekend ini! dalam hati ia kembali bergumam. Ia memandang antrian panjang mobil-mobil di depannya yang sedari tadi nampak tak bergerak. Seperti ular besar yang kekenyangan makan. Gendut. Diam. Telepon genggamnya berbunyi. Ah, ada pesan dari perempuan itu.
Gue gak bisa lama-lama disini. Kalo tar lu dateng gue udah nggak ada, pergi ke meja resepsionis ya, gue nitip sesuatu buat lu disana.

 
_____________________

 

Laki-laki itu bergegas lari ke lobby. Celingukan. Kemudian tertunduk sambil mengepalkan tangan. Perempuan itu tidak ada. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju meja resepsionis. Sehelai amplop berwarna merah jambu berpindah tangan padanya. Pelan-pelan ia buka segel amplop dan mengeluarkan sehelai kertas dari dalamnya.



"mungkin aku harus berterima kasih padamu; karenamu aku belajar untuk melupakan.
walaupun itu tentangku, tentangmu, juga tentang kita. dari situ aku mengerti, tiada yang sempurna di dunia ini.
mungkin aku harus berterima kasih padamu; yang membuatku sadar bahwa sesuatu yang sepertinya penting bisa jadi bukan apa-apa. kesalahan bukan padamu, atau aku. hanya saja sudut pandang kita sedikit berbeda.
dan sekali lagi, mungkin aku harus berterima kasih padamu;
karenamu aku belajar untuk dewasa, lebih kuat dan lebih tegar dalam menghadapi kenyataan yang terburuk, walaupun dengan cara yang menyakitkan.
Tapi, itu semua lebih baik daripada terus menerus berpura-pura. betapa aku ingin mencaci, memaki, bahkan membenci....
tapi karenamu, aku belajar bahwa tiada yang lebih baik dari merelakan dan memaafkan, karena betapapun pahitnya perpisahan dan beratnya rasa sakit yang harus kutanggung,
hanya akulah yang bisa menyembuhkan diriku sendiri.
karena itu tiada kata lain yang lebih menenteramkan selain TERIMA KASIH,
dan mengambil hikmah dari semuanya"


Laki-laki itu tertegun. Jemarinya bergetar memegang kertas dari amplop merah jambu yang ada di pangkuannya. Malam itu, hujan turun rintik-rintik.




Pada Suatu Ketika

apakah kita harus terlebih dulu bercengkerama dengan sepi, sebelum akhirnya menyadari betapa beraratinya kehadiran seseorang?

laki-laki itu duduk di meja dekat jendela. menatap nanar pada asbak di atas meja dan bangku di seberangnya. tidak seperti kemarin-kemarin, kali ini asbak di atas meja kosong, tidak penuh oleh abu rokok. pun bangku seberangnya, bangku dimana bisanya perempuan itu duduk sambil menulis sesuatu di buku catatannya; atau merokok sambil ngobrol ngalor-ngidul bersamanya. walau biasanya kantin sepi setelah jam makan berlalu, tapi kali ini terasa lebih sepi dari biasanya. lengang. hampa
_________________

perempuan itu berjalan perlahan di koridor. menyampirkan backpack sebelah bahu.
apakah kita harus merasakan kehilangan, baru akhirnya menyadari artinya memiliki?
masih ia berjalan dengan kepala menunduk. tak peduli kemana langkah kaki membawanya. angin sore berhembus cukup kencang. perempuan itu merapatkan jaketnya. tapi dingin tetap terasa menusuk. perempuan itu berhenti berjalan. mendongak menatap langit sore yang semakin kelabu.
_________________

mendung. kelabu. dingin. sepi. senja segera datang. di bawah naungan langit, dua orang berjalan tergesa, masing-masing tenggelam dalam kesendirian.
_________________

ada hal-hal remeh yang sering terabaikan. hal-hal remeh yang kemudian tanpa kita sadari, telah menjadi bagian dari ritme hidup kita. saat ia tiada, kadang butuh waktu yang cukup lama untuk kita menyadari kepergiannya. hingga pada suatu ketika, hanya sebuah ruang hampa yang ada.....

Meja Dekat Jendela

Perempuan itu duduk di meja dekat jendela. Sendiri, di kantin yang masih lengang. Seperti biasa, kaki menyilang; kiri di atas kanan. Membisu. Mata menerawang ke balik jendela. Sesekali menghisap rokok yang terselip diantara jemari tangan kanannya, lalu mengepulkan asapnya perlahan, dan dengan gerak lambat kembali menaruh rokok di atas asbak.
"jika saja kita lebih cepat dipertemukan, mungkin aku tidak perlu menyesali masa lalu..."
Lalu perempuan itu menghela nafas, berat. Memejamkan mata. Tangan kiri menopang kepala sementara di jari-jari tangan kanannya masih terselip rokok yang mengepulkan asap.
"apakah masih ada kesempatan kedua?"

Perempuan itu membuka matanya. Melirik pada jam tangan yang melingkar erat di pergelangan tangan kanannya. Sejenak perempuan itu tampak bimbang, namun tak lama kemudian ia berdiri, menyambar backpack di atas meja lalu pergi. Rokok dalam asbak masih mengepulkan asap. Meja dekat jendela menjadi saksi bisu kehadiran perempuan itu; perempuan yang duduk disana, sendiri dan bimbang.

___________________________


Beberapa menit kemudian laki-laki itu datang. Melayangkan pandangan ke seluruh kantin. Namun yang dijumpainya hanya meja dekat jendela. Di atasnya, rokok dalam asbak masih mengepulkan asap, walau setengahnya telah berubah menjadi abu.

Selasa, 21 Juni 2011

10 kebiasaan lucu para pengendara motor ketika berada di jalanan



1. suka ngobrol dengan sesama pengendara motor di jalan, sambil mengemudikan motornya (alias ngahalangan batur)
2. suka sms (kadang pake hp QWERTY) atau teteleponan sambil mengendarai motor
3. suka ngiprik-ngiprik tangan (atau bahasa kerennya kibas-kibas tangan) saat mau belok kiri atau kanan, alih-alih menyalakan lampu sen
4. suka maksain nyempil-nyempil diantara mobil walaupun itu berarti maksain dan mungkin ngegores mobil di sebelah kanan atau kirinya
5. suka melanggar garis zebra cross atau bahkan berhenti di zebra cross di traffic light (mencaplok tempat nyebrang pejalanan kaki)
6. suka ngelaksonin sesama pengendara motor yang justru mau tertib lalu-lintas, karena dianggap menghalangi manehna (dirinya sendiri, red.)
7. suka nggak sabaran waktu lampu merah dan mencaplok jalur yang seharusnya diperuntukkan bagi kendaraan dari arah berlawanan
8. suka pake-pake jalur trotoar yang seharusnya diperuntukkan buat pejalan kaki
9. suka nyerobot atau udah capcus duluan sebelum lampu lalu-lintas berubah jadi warna hijau
10. suka motong jalan orang lain dari sebelah kanan padahal dia mau belok kiri, atau sebaliknya (mempersilakan dirinya untuk ditabrak mobil yang kebetulan rem-nya blong)

teringat ucapan seorang bapak tua: "Ah, teu kedah SNI-SNIan lah helm teh, bapak ge 40 tahun momotoran teu nganggo helm SNI ge teu kunananon. kedahna mah kalakuan pengendara motorna nu di-SNI-keun!"
(Ah, nggak usah SNI-SNIan helm sih, bapak juga 40 tahun bermotor nggak pakai helm SNI juga nggak apa-apa. harusnya perilaku pengendara motornya yang di-SNI-kan!)



*setuju atau tidak setuju, silakan dijawab dengan hati yang bersih. sekian dan terima kasih*

Cerita 100 Kata

suatu hari tiba-tiba saya pengen nge-hedon buang-buang duit (gaya). nggak apa-apa dong sekali-sekali bergaya seperti orang kaya hahahaha iseng saya pergi ke toko buku diskon (katanya mau ngehedon buang duit, tapi teteuup...yang dicari diskonan...dasar cewek modis -modal diskon-) yang terletak di jalan supratman, bandung.
iseng mencari dan mata saya tertumbuk disana, pada sebuah buku dengan judul "KUMPULAN CERITA 100 KATA"
hah?
seratus kata??
kamsudnyaaa?
karena penasaran, sayapun memboyongnya pulang dengan mesra *preeet*


cover pun saya buka.

"SURAT CINTA"
begitulah judul cerita pertama yang menyambut saya. kalimat demi kalimat saya baca.....dan saya pun tertipu! berharap kalimat-kalimat gombal melambai-lambai indah layaknya surat cinta tersaji disana, ternyata......surat cinta yang dimaksud disini adalah surat bunuh diri karena kasih tak sampai. halah halah halah....

brilian!

buku ini merupakan kumpulan cerita pendek dari beberapa penulis yang belum pernah saya dengar namanya. bukan, bukan karena mereka ngga terkenal; sayanya aja yang udik teu gaol ;p
para penulis yang memberi gizi pada buku ini antara lain Andi F. Yahya, Hotma Juniarti, Jamaluddin Ahmad, Jessy Faiz, Krisna Adityawarman, Laila Achmad, Nita Sellya, dan Nurkastelia Anugrasindy
cukup banyak ya? :)
ngga sampai sehari, sudah selesai saya baca seluruh cerita. lho, kok cepat?? yaiyalah cepat, kan sesuai judulnya. cerita-cerita yang terbagi kedalam lima 'bab' ini (kasih tanda petik, soalnya ngga ada judul bab-nya, cuma pembagian cerita ke dalam bagian-bagian bernomor yang diberi lambang gambar), cuma berisi seratus kata tiap ceritanya. isi cerita pun macem-macem, disajikan dalam bahasa inggris juga bahasa indonesia; gimana maunya pengarang aja :)
mulai dari kisah cinta, pembunuhan (hoh?), kisah KDRT, sindiran sosial, sampai 'curhat' pengalaman pribadi pengarang pun ada disini. seperti gado-gado dicampur cabe rawit, enak tapi kadang menggigit karena pedasnya.

saya suka buku ini!
mulai dari cerita pertama pun saya sudah terkejut, dibuat bingung; kadang perlu saya baca satu cerita berulang-ulang hingga akhirnya ".....oalaaaaah...gini toh maksudnya, hahahaha". nggak mudah menyajikan sebuah cerita yang 'lengkap' hanya dalam 100 kata, tanpa kehilangan gereget dan terjebak dalam alur yang datar-datar saja.

good job!

*tuh kan, menulis ini saja sudah lebih dari 100 kata saya keluarkan.... *sigh*

Capitalism: A Love Story



siang ini baru aja selesai nonton film. bukan film baru sih. orang-orang yang suka sama film-film yang berbau 'teori konspirasi' atau film-film dengan isi pemikiran yang lumayan radikal pastinya cukup hafal dengan satu nama: Michael Moore.
ya, film yang saya tonton siang ini, "Capitalism: A Love Story" adalah salah satu film besutannya yang cukup mengguncang publik amerika
jika boleh saya bilang, film ini merupakan tontonan yang 'bergizi'; bukan hanya menghibur tapi juga sanggup membuat otak saya berasa teraduk-aduk :D
ternyata di amerika,
gaji pilot per tahun jauh lebih sedikit daripada gaji manager McDonald's. ada pilot yang bertahan dari kupon makan selama berbulan-bulan karena gajinya ngga cukup buat beli kebutuhan makan sehari-hari; ada juga pilot yang akhirnya 'menumpuk' utang sebesar 10.000 dollar dari kartu kredit, hanya karena dia cuma bisa belanja bulanan pake kartu kredit (alias ngutang...). mending kalo dia jadi berutang segitu banyak gara-gara dia belanja barang mewah apaa gitu (padahal mah nggak ada mendingnya sih ;p ).
ada keluarga yang 'rela' dibayar 1000 dollar untuk membersihkan rumah mereka sendiri (setelah rumah mereka disita oleh bank) supaya bank bisa menjual kembali rumah mereka pada orang lain...padahal rumah itu telah menjadi rumah keluarga mereka selama 40 tahun!
kebayang nggak, udah diusir paksa dari rumah, berasa orang yang ngusir itu bilang, "nih gue kasih duit, lu bersihin deh itu rumah, terus pergi ya!"
siapa punya uang, dialah yang punya kuasa!
film ini membuka satu wawasan, bagaimana sistem perbankan yang berpaham kapitalis ini merusak sendi-sendi kehidupan.
sebetulnya masalah dengan kapitalisme seperti yang diceritakan dalam film ini, bukan cuma terjadi di amerika. di negeri inipun, sesungguhnya masalah yang sama sedang terjadi, tapi sebagian besar dari kita mungkin tidak sadar; ketika yang kaya semakin kaya dan si miskin terus menjadi miskin...seakan semua sudah 'takdir'; memang sudah sewajarnya terjadi seperti itu..(padahal katanya kita punya pancasila?)
bukan,
saya bukan menyarankan anda-anda untuk segera menjadi radikal atau mendadak jadi aktivis sosial dan semacamnya. tapi, satu hal yang saya pelajari setelah menonton film ini adalah,
di luar buaian infotainment dan mendayu-dayunya sinetron atau hingar-bingar musik mainstream yang tiap hari tayang di layar tivi, masih ada dunia lain; dunia yang sesungguhnya sangat dekat dengan diri kita. dunia itu adalah DUNIA NYATA.
masihkah kita terus tutup mata dan tutup telinga?

Djadjanan Djadoel

hari sabtoe.
bertoeroet ajah pergi ke lembang oentoek beli tahoe lembang jang memang soedah terkenal lezat sedjak dahoeloe langsoeng di paberiknja. kemoedian saja menemoekan djadjanan nikmat djaman saja moeda doele, yaitoe:




djadjanan djadoel jang diseboet es gojang



(udah ah cape ngetik pake bahasa yang tidak memenuhi standar EYD hehehehe)

pertama melihat spanduknya saya bingung, "es gojang??hah?? es jenis apa nih??"
setelah saya lihat langsung bendanya, barulah saya mengerti. 
ternyata maksudnya "es goyang" (ejaan yang sudah disempurnakan, haha)
terakhir saya lihat makanan ini, jaman sma dulu (abad ke brapa tuuuuh..) 
saking semangatnya, biar lagi batuk juga hajaaaar! hahahaha
kenapa namanya es goyang?

karena es ini dibuat dengan cara digoyang beibeh!

bukan, bukan mang tukang esnya yang goyang ngebor atau goyang aerobik minggu pagi,  tapi cetakan esnya yang digoyang-goyang. ya, es ini dibuat tanpa proses pembekuan dalam kulkas seperti layaknya es-es lain jaman sekarang. 
jaman dulu sih, tukang esnya jualan pake gerobak (seperti yang tampak di kemasan esnya). nah, gerobak itu berfungsi seperti kulkas; diisi semacam zat kimia (nggak tahu namanya) dan di atasnya disimpan cetakan-cetakan es berbentuk kotak. adonan bakal es yang masih berbentuk cair dituang ke dalam cetakan ini, kemudian barulah si mang tukang es beraksi menggoyang-goyang cetakannya sampai adonan mengeras dan...jadilah es goyang! wow! ajaaiiiib! *dora the explorer mode*
es goyang modern ini kini dijual dalam kemasan-kemasan, seperti es krim bermerek. kalau dulu cuma tersedia satu rasa (rasa es puter doang, haha) sekarang setidaknya ada 12 rasa tersedia. kekurangannya cuma sekarang ngga bisa lihat live show atraksi goyang gerobak mang tukang es aja hehehehehe

saya beli rasa kacang merah.

es goyang rasa kacang merah,
tahu lembang fresh from penggorengan,
ditambah leupeut dan sambel kecap plus teh tawar panas.
enyaaaaaak! :D

kunang-kunang

saat itu saya hendak berangkat tidur.
sudah selimutan. sudah baca doa. sudah mematikan lampu. 
tiba-tiba, di pojok kamar, di atas backpak saya melihat sebuah benda kecil berkelip-kelip. 
tak lama kemudian, menyusul sebuah benda lagi berkelip-kelip di atas langit-langit kamar. ternyata ada kunang-kunang nyasar masuk kamar saya.

saya takjub.
rasanya sudah bertahun-tahun saya tidak melihat mahluk ini, sejak lingkungan rumah saya dibangun pesat dan lahan hijau mulai berkurang.
sudah hampir 24 tahun saya menempati rumah saya sekarang. mengamati perubahan lingkungan seperti menyaksikan film dokumentar mengenai perkembangan peradaban manusia ;D

awal-awal saya pindah kesini,
masih jarang rumah-rumah bertingkat bermacam model. 
semua rumah nyaris tampak sama. maklum, rumah KPR BTN sih ;p
rata-rata rumah pagarnya tidak terlalu tinggi, yaaa kira-kira setinggi ulu hati orang dewasa lah. tembok pembatas antar tetangga pun, paling hanya setinggi perut orang dewasa. bisa ngerumpi pagi-pagi di halaman sambil bercocok tanam ;)
tapi sekarang,
pagar-pagar menjulang tinggi. sampai-sampai muka rumah pun tidak terlihat. bukan hanya pagar besi, pagar tembok tinggi pun kini menjadi trend. tak cukup begitu, tembok pembatas antar tetangga pun diberi lagi pagar. boro-boro ngerumpi sama tetangga, bertegur sapa pun hanya sebatas senyam-senyum saat kebetulan berpapasan ketika membuang sampah atau manggil tukang sayur.

sampai beberapa waktu lalu,
"rumah saya RSS....rumah sisi sawah, hehehehe"
diantara bangunan-bangunan rumah tinggal, masih tersisa sawah-sawah. menghijau lalu menguning seperti hamparan permadani. kadang kerbau-kerbau diangon di lapangan belakang rumah saya :D
dari jendela dapur, sambil cuci piring saya berkelakar dengan ibu saya, "bu,...tuh ada 20 juta keliaran di belakang rumah" (saat itu seekor kerbau bernilai sekitar segitu)
tapi sekarang,
dari jendela dapur hanya terlihat tembok batako abu-abu, rumah 'tetangga baru'. lahan rumput sudah tidak ada lagi, yang ada bangunan-bangunan yang entah siapa penghuninya saya tidak kenal. sawah yang seperti permadani itupun sudah berubah jadi rumah tinggal.

saat kecil dulu,
setiap pulang les orgen (semacam alat musik seperti keyboard 2 tingkat hehe), saya dan kakak berjalan kaki dari tempat les ke rumah, melewati lapangan rumput..kadang sambil menangkap kunang-kunang untuk dibawa pulang :D
masih aman untuk dua anak kecil berjalan kaki berdua saja tanpa ditemani orang dewasa. karena kita tahu, lingkungan ini adalah 'lingkungan kita'.
tapi sekarang,
begitu hari beralih dari siang ke malam, lampu-lampu dinyalakan. pagar-pagar diselot, pintu-pintu di kunci. tidak ada lagi anak kecil bersaudara berjalan pulang ke rumah, karena sekarang anak-anak diantar jemput pakai kendaraan. entah itu motor atau mobil, atau sepeda. karena berbahaya jika anak kecil pulang sendirian.

kelip kunang-kunang kalah oleh terang lampu perkotaan.
rumah kunang-kunang kini telah berubah jadi rumah manusia yang megah.

sebelum saya terlelap,
perlahan cahaya kunang-kunang pun turut meredup.
sesaat saya merasa rindu,
pada melankoli masa lalu.

 






Kamis, 02 Juni 2011

ketika kunaiki angkot itu [2]

Hari masih pagi ketika kudaratkan p***at ku di kursi penumpang. 
matahari masih malu-malu sembunyi di balik mendung. 
Penumpang lengang, sengang dan jarang-jarang; suasana terasa sunyi dan syahdu. 
Hanya deru mesin yang terus terdengar.

"Saprak dikantunkeun ku eneng, aa masih jomblo dugikeun ka ayeuna
(setelah ditinggal sama kamu, neng, Aa masih single sampai sekarang)

ah, masa sih A?

"Ogah dimadu? diracun aja"

Tuh kan, gimana si Neng ngga ninggalin Aa coba...

aku tersenyum, walau sedikit miris, ketika pandanganku tertambat pada kaca depan mobil. Tertempel disana stiker-stiker bernuansa warna kuning hitam; aneka ria kata-kata yang tertulis disana.

Kreatif.


Sebelum turun, sekilas tertangkap oleh ujung mataku satu lagi tulisan yang tertempel di kaca depan,

"Semoga selamat sampai tujuan"




Terimakasih Kang,
telah mengantarkanku dengan selamat di tujuan.




*suatu pagi antara arcamanik-ledeng*

the 「M」 word

Tiba-tiba saja teringat pada tulisan seorang sahabat,
   
"women's problem begins with MEN "

(aih     aih    aih    aih    masa sih?    masa sih?    masa sih?    masa siiiiiih?)
Setelah berkontempelasi (deuh, kontempelasi), mengingat, menerka, meraba-raba, jungkir-balik, jumpalitan, tigersprong dan mereka-reka kembali  *lebay *,
mungkin ada benarnya juga…..mungkin juga tidak hehehehe
beginilah kira-kira yang saya ingat dari tulisan teman saya itu:

1.    MEN-struation,
Ini dia tamu bulanan yang ketika datang dikeluhkan, tapi jika tak kunjung datang justru membuat hati para permpuan menjadi H2T alias Harap Harap Tjemas (sori cuy, hari gini uda ga jaman H2C heuheu)

2.    MEN-tal breakdown
Orang bilang perempuan itu perasa, sensitiP, lebih mentingin rasa dibanding rasio.......well, they probably right :)
perempuan sepertinya memiliki kecenderungan untuk lebih sering mengalami mental breakdown.......at least once in a month they'll have a mental breakdown in some particular time (does the term PMS rings a bell?hehehe)

3.    MEN-
Kenapa laki-laki dan perempuan suka beroposisi, tapi di waktu lain nampak saling membutuhkan?
it's because...........men are from mars and women from venus
(lalu, bagaimana nasib saya yang berada diantaranya? wkwkwkwkwk)
Nampaknya setiap perempuan, setidaknya sekali dalam hidupnya, .pernah merasakan dibuat 'menderita' -baik dengan cara yang menyenangkan maupun menyebalkan- oleh para lelaki
(hayo ngakuuu.....)
Meskipun begitu…nampaknya para perempuan teu kapok-kapok untuk terus berusaha menjalin hubungan dengan si lawan jenis  (@_@)

4.    MEN-opause
Ini nih!! Titik rawan kedua dalam kehidupan seorang perempuan…mulai dari kondisi fisik yang menurun akibat digerogoti perubahan hormon, sampai mental breakdown parah yang bisa mempengaruhi keseimbangan kondisi kejiwaan…fiuh….begitulah katanya. Kok katanya? Iyalah katanya….kan saya pribadi belum ngalamin ^_^

kyoushi ni naritakatta

iza to iu toki ni, sono hagane ni natte, hito no koto ouen shite yareru ningen nanda. Sorette, kyoushi darou? (Hagane no Onna)


saat ini saya kuliah di jurusan pendidikan bahasa asing. sebelumnya saya kuliah di jurusan bahasa asing. saat ditanya 'kenapa kamu memilih kuliah di universitas ini? kamu ingin jadi guru?' saya kerap menjawab 'karena di univ ini mata kuliahnya menarik. ngga pengen-pengen amat sih jadi guru'

kyoushi ni naritakunai desu!
saya tidak ingin menjadi guru!

tapi lihatlah saya,
dua minggu setelah lulus dari universitas sebelumnya, saya mengajar bahasa asing. nyaris tiga bulan kemudian, saya berhenti. saya diterima bekerja di perusahaan asing. dua bulan pertama saya stress, setiap hari pergi bekerja di kepala saya hanya terngiang kata-kata,

'nani yattenno, atashi?!'
apa yang sih yang saya lakukan ini?!

jika ditanya bagaimana rasanya kerja di perusahaan itu, saya kerap bilang, 'gaji dan lain-lain sih OK..buat saya cukup. ngga ada yang perlu dikeluhkan sebetulnya'. tapi buat saya, bekerja disana 'merusak kepribadian' saya. diam-diam saya merindukan hari-hari dimana saya masih mengajar bahasa asing.
dan begitulah, satu setengah tahun kemudian saya berhenti, dengan alasan ingin melanjutkan studi. dua bulan setelah berhenti, saya mendapati diri saya kembali mengajar bahasa asing!

hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo ne...
sesungguhnya saya tidak ingin jadi guru sih ya...

jadi guru itu cape. cape fisik dan cape hati. teman saya bercerita bagaimana dia harus ekstra sabar menghadapi murid-muridnya. belum lagi masalah administrasi seperti memeriksa hasil ujian dan merekap  nilai. merancang menu belajar. membuat soal ujian. merancang rencana pengajaran....aaaaaah ribet ribet ribeeeeeeeeettttt!!
jadi guru itu tidak sama dengan pengajar. jadi guru itu tidak cuma menyampaikan materi pelajaran lalu selesai. orang tua bilang, guru itu singkatan dari 'digugu dan ditiru'; konyol sih, tapi hal itu benar adanya. saya menyadari diri saya yang super slebor ini tidak punya kualifikasi sebagai seorang guru. diri saya yang cepat naik darah ini mungkin tidak punya hati yang cukup lapang sebagai seorang guru.

terkadang murid-murid bertanya pada saya, mengenai 'masalah kehidupan' yang mereka alami. mereka mencurahkan kegelisahan mereka pada saya. saya belum cukup bijak untuk 'menasehati' mereka, sesungguhnya. dan saya bukan tipe orang yang pandai berkata-kata, sehingga terkadang saya berpikir,

'kotoba ga tsujiru kana....'
apa kata-kata saya 'sampai' ke mereka ya..?

sering saya mempertanyakan kapabilitas diri sendiri, apakah saya cukup 'cerdas secara emosional' untuk berdiri di hadapan mereka sebagai seorang guru.

suatu hari, saya membongkar-bongkar catatan harian jadul saya (yeah, saya punya kebiasaan menulis buku harian hingga kelas 3 SMA, hihihihi)
saya buka-buka dan baca-baca, dari membaca catatan harian itu saya semakin mantap menyadari bahawa betapa cacatnya hari-hari saya dahulu (dan mungkin juga sekarang) XD
tapi, saya menemukan sebuah catatan.....yang berisi alasan mengapa saya menjatuhkan pilihan kuliah pada jurusan bahasa asing:

karena saya ingin 'mengajar'!

'daripada jadi preman, mending jadi guru...'

begitulah yang tertera disana.


hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo,
motomoto wa kyoushi ni naritakattan da!

meskipun sesungguhnya saya tidak ingin menjadi guru,
pada awalanya saya (sebenarnya) ingin jadi guru!

hahahahaha....saya 'diingatkan kembali' oleh diri saya dahulu, bagaimana niat awal saya ketika memilih jurusan bahasa asing. jika diingat-ingat, kenapa saya bisa punya keinginan seperti itu ya?, (selain karena saya masih polos :D),

anohito no okage da.
berkat'orang itu'.

ya, dua orang itu yang 'membuat' saya ingin menjadi guru. kecengan saya dan si Onizuka -guru slebor dalam film GTO- hahahahaha konyol ya...begitulah image guru yang ada dalam bayangan saya. pintar secara intelektual dan emosional. tanpa paksaan, murid-murid akan dengan 'sukarela' mendengar kata-kata saya. Bisa menyentuh hati murid-murid.

Bisakah saya?

suatu hari, murid saya tidak datang di hari ujian. rupanya dia tiba-tiba dipindah kerja ke luar kota. dia mengirim pesan singkat,

'senang bisa sempet diajarin sama sensei. sensei paling deket sama murid-muridnya. selalu berusaha buat kelas tetep menarik meskipun materinya memusingkan...arigatou, sensei'

saat itu saya ingin menangis...
padahal belum genap 3 bulan saya menjadi guru mereka. padahal saya belum bisa 'merangkul' mereka. padahal saya belum bisa 'me-manage' kelas dengan baik.....

dakara, ....dakara.... sensei ni naritakunain da yo!
karena itulah saya tidak ingin menjadi guru!

begitu besar tanggung jawab yang harus dipikul...
sementara, saya masih meragukan kemampuan diri sendiri. sementara, saya masih bertanya-tanya,

ii sensei tte, donna koto deshou?
guru yang baik itu, seperti apa?


lihatlah saya,
saya jadi guru sesungguhnya karena pengaruh orang lain. saya jadi guru karena saya tidak suka 'pekerjaan kantoran'; tidak suka 'bekerja di balik meja'. saya masih merasa diri saya ini terlalu slebor untuk menjadi seorang guru.
tapi hampir genap dua tahun saya menikmati pekerjaan sebagai seorang guru bahasa asing. tidak diduga, saya bisa bertahan lebih lama dibanding pekerjaan saya dahulu.

hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo,
motomoto wa kyoushi ni naritakattan da!

ternyata sesungguhnya dalam hati,
mengajar adalah 'panggilan jiwa' saya...
ternyata, masih ada orang yang percaya pada saya,
bahwa saya masih 'pantas' menyandang status sebagai guru mereka


terimakasih semua,
korekara, ii sensei ni nareru youni ganbarimasu!

ketika kamu....


ketika kamu sedih,
apa yang paling mudah untuk dilakukan?
: merasa dirimu adalah orang paling malang sedunia

ketika kamu gagal,
apa yang paling mudah untuk dilakukan?
: menyalahkan dunia yang tidak adil

ketika kamu kecewa,
apa yang paling mudah untuk dilakukan?
: merasa bahwa dirimu tidak pernah bahagia

ketika kamu marah,
apa yang paling mudah untuk dilakukan?
: menyalahkan orang lain dan menghapus entri kata 'maaf' dari kamus kehidupanmu

tapi,

ketika kamu bahagia,
apa yang paling mudah untuk dilakukan?
: lupa untuk bersyukur bahwa senyum indah diwajahmu pun, itu adalah pemberian-Nya

cinta sejati

apa itu cinta sejati?


kadang geli kalau mendengar kata seperti itu :P
kesannya gombal, dan 'sinetron' banget hehehe
tapi biarlah,
sore ini saya lagi ingin bermellow-mellow :D

orang bilang,
cinta sejati itu adalah mencintai tanpa syarat,
bahwa diri ini menerima dia dengan segala konsekuensinya.

orang bilang,
cinta sejati itu adalah mencintai seumur hidup dan tidak pernah berpaling dari dia.

orang bilang,
cinta sejati itu adalah mencintai seseorang tanpa mengharapkan balasan apa-apa

orang bilang,
cinta sejati itu adalah ketika kita sanggup mencintai seseorang lebih daripada kita mencintai diri sendiri

orang bilang,
cinta sejati itu adalah menjaga dia meskipun jiwa dan nyawa menjadi taruhannya

orang bilang,
cinta sejati itu adalah melindungi, agar yang dicintai selalu berada dalam kebaikan


ada yang mau nambahin? :D

apa yang orang bilang ngga salah sih.

tapi, sambil menulis notes ini, saya mendengarkan sebuah lagu (hanamizuki, oleh Yo Hitoto) dan sepenggal syairnya menarik perhatian saya,
 
kimi to sukina hito wa, hyakunen tsuzukimasu you ni
"aku berdoa, semoga jalinan kasih antara kau dan dia yang kaucintai berlangsung hingga seratus tahun"

ya, (jika saya boleh menambahkan)
cinta sejati adalah,
saat kita tak lagi bersamanya pun, kita tetap tulus berdoa,
semoga kebahagiaan selalu ada untuknya...



2011.04.27

interpretasi mengenai kepribadian saya ^^;

bagi anda yang tidak tahan dengan kenarsisan saya, tidak disarankan untuk membaca post ini.
bagi anda yang tetap nekat resiko ditanggung sendiri ya.
membaca post ini tidak mengakibatkan impotensi, darah tinggi, kanker paru-paru serta gangguan kehamilan dan janin *tidak terbukti secara klinis*

apa sih itu kepribadian?
seperti apakah kepribadian saya?

berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu lalu sayapun membuat tulisan ini. ya, itulah salah satu pertanyaan diantara sekian banyak pertanyaan seperti 'apakah saya perempuan?' yang terkadang muncul timbul tenggelam dalam pikiran saya dikala saya lagi kelebihan waktu luang.
dan,
entah kenapa saya selalu kecantol pada semacam kuis-kuis yang berkaitan dengan eksplorasi kepribadian ketika saya menjelajah interet, membaca majalah, dan semacamnya.....daaaaan eng ing eng jreng jreng jreng....inilah beberapa uraian yang berhasil saya himpun dari sekian macam 'tes kepribadian' yang pernah saya ikuti:

berdasarkan cara berpakaian, KATANYA, saya itu pintar dan petualang. senang belajar hal baru, menikmati sosialisasi bersama teman-teman. meskipun saya katanya suka kebebasan, saya katanya juga menghargai kedamaian dan suka menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran saya.

jika saya kepribadian saya bisa didaftarkan pada kategori tertentu yang didasarkan pada pertanyaan 'kamu pelit atau royal?'
jawabannya adalah:
saya masuk dalam kategori kepribadian DORA THE EXPLORER. senang membantu orang lain tapi nggak sampai merugikan diri sendiri. segala sesuatu yang dilakukan dipikirkan secara matang-matang; dengan begitu saya bisa hidup hemat tanpa harus pelit sama orang lain.

berdasarkan bentuk rumah, katanya saya harus jadi pemimpin. saya memiliki kepribadian kuat dan suka memerintah, berpengaruh dan mengontrol orang. saya adalah penyuka kebebasan dan orang yang kuat. saya banyak bicara dan bergaul. jika saya punya masalah, saya butuh teman untuk berbagi. hidup saya selalu penuh perubahan. saya menghindari kesendirian,  dan mencari pendamping jika memungkinkan. saya suka kegembiraan dan menciptakannya kemanapun saya pergi. 
saya adalah orang biasa dan low profile. saya akan bertemu keberhasilan dalam hal-hal penting, tanpa banyak kesulitan. pada dasarnya saya bukan orang yang romantis, dapat dikatakan bahwa orang lain tidak melihat bahwa saya genit. saya percaya diri dan bahagia dengan kehidupan saya.
 
apakah saya termasuk orang yang tahan stress?
katanya saya termasuk orang yang tenang, tidak mudah terbawa emosi, tidak mencemaskan hal hal yang belum pasti & belum tentu kebenarannya. katanya saya termasuk orang yang optimis . Stres buat saya itu hal yang biasa, sedih kecewa cuma sebentar saja.

dan terakhir,
kalau kepribadian saya bisa ditafsirkan berdasarkan zodiak, katanya saya, yang berzodiak Sagitarius ini, PEMALAS. tapi saya suka bermalas-malasan dengan elegan; artinya saya selalu membawa aura dan suasana kemalasan, tapi dalam beberapa hal bisa terhitung rajin.

jika pernyataan di atas 100% benar tentulah saya sudah banyak diperebutkan para pria....secara...tipe ideal gitu. sayangnya pernyataan di atas 100% diragukan kebenarannya hahahaha ^^;
dibalik keceriaan yang saya tampakkan ketika berada di luar rumah sebetulnya saya hanya seorang yang suka menyendiri dan gemar mendekam di rumah. lagipula saya kan nggak punya potongan rambut bob berponi cihuy yang menjadi trademark si Dora itu, hahahahaha beberapa tahun lalu, teman dekat saya malah bilang: 'kamu itu kayak lilin.....memberi penerangan buat orang lain tapi pada akhirnya kamu membiarkan dirikamu habis dilalap api'
saya jadi bertanya-tanya, masihkah kini saya si lilin? atau saya sudah jadi si Dora?

lalu pertanyaan selanjutnya, emang bentuk rumah saya kayak apa?hehehehe
saya menyadari diri saya adalah tipe orang yang manipulatif. saya tahu gimana caranya supaya terkesan kuat padahal sebetulnya penakut, saya penyuka kebebasan tapi ogah jika diberi tanggung jawab ;D
saya 'mati-matian' menghipnotis diri sendiri supaya tetap potimis optimis dalam kondisi apapun, walau sebetulnya dalam hati saya kebat-kebit setengah hidup!

zodiak saya sagitarius karena itu...saya adalah RACUN bagi si anak rajin...hahahaha dibanding dikatai malas, saya lebih senang disebut sebagai 'orang yang sulit mendisiplinkan dirinya sendiri' (pleonasme...XD)

..banyak orang yang mengira, dia tahu dirinya sendiri; padahal belum tentu.
perasaan inilah yang mengusik saya. entah dengan anda, tapi beberapa kali ikut tes-tes macam gitu saya jadi sadar; bahwa saya punya kecenderungan memilih jawaban yang serupa bagi pertanyaan-pertanyaan tertentu.
apakah saya memang memiliki kepribadian seperti itu?
atau saya sebetulnya cuma 'memakaikan bingkai' pada diri saya sendiri?





Live for Yourself, Do Good for Others

dahulu,
saya pernah bilang pada teman saya, bahwa 'saya hidup untuk orang lain'. 
saat itu, teman saya hanya tersenyum mendengar kalimat yang saya ucapkan. 
mungkin pada saat itu, saya belum mengerti betapa beratnya kata-kata yang saya ucapkan.
dan begitulah, bertahun-tahun saya hidup sebagai 'lilin'. 
tahu lilin?
lilin itu memberi cahaya bagi mereka yang membutuhkan, tapi lama-kelamaan batangnya habis dilalap api hingga kemudian tak tersisa.
saya bukan orang yang selalu berpikiran positif. 
dari luar saya mungkin nampak kuat, tapi sesungguhnya saya hanya seorang pengecut; 
yang berusaha mencari tempatnya di dunia dengan menjadi lilin.

saya lelah.
berkorban raga, berkorban perasaan. 
untuk siapa?
saya menangis sendiri. 
memendam semua dalam hati, segala payah yang saya rasa; 
galau yang selalu berkecamuk di benak. 
untuk siapa?

sungguh ironis bukan,
'saya hidup untuk orang lain'.

namun kemudian,
timbul pertanyaan dalam benak saya, jika saya hidup untuk orang lain, bagaimana jika kemudian orang lain itu tidak ada lagi?
berarti saya kehilangan alasan untuk hidup dong???
saat itu saya sadar,
bahwa kalimat yang dahulu saya ucapkan 'saya hidup untuk orang lain' sesungguhnya tidak tepat.


saya belajar untuk berdamai dengan diri sendiri.
saya tidak harus berpura-pura kuat untuk orang lain. 
saya tidak perlu berpura-pura menjadi orang baik hanya untuk diakui oleh orang lain. 
saya tidak perlu memendam tangis sendiri lagi.
sesungguhnya saya punya hak untuk menangis ketika saya merasa sedih,
untuk menangis bahkan ketika saya merasa bahagia,
untuk marah ketika orang berlaku tidak adil pada saya,
dan saya punya hak untuk menjadi diri saya sendiri.
berhenti menjadi lilin.

saya berhak untuk hidup demi diri saya sendiri,
dan tetap melakukan kebaikan untuk orang lain.

'live for yourself, and do good for others'

ya, saya mengerti kalimat itu berkesan 'egois'.
tapi hey,
saya tidak bisa berbuat banyak untuk orang lain jika diri saya sendiri sekarat bukan? :)

a reason to live

some people,
just live for their selves
forget others as long as they're happy

some people,
live for others
dedicating even sometimes sacrificing
their selves, their desire, and their happiness
an altruist

some people,
live for their dreams.
they always look toward to the sky,
can't wait to see what will tomorrow bring.

some people,
live only for the moment.
forget the past, not worrying about tomorrow
cherish every moment
work hard, play hard(er)

some people,
spent their life seeking for
love of their life
but sometimes they forget how to love themselves
and how to love others who's been by their side all of the time

some people,
live just because they have to.
just for the ride


yes, people may choose what reason they live for

but then i came across these beautiful words:

tatoe ashita, chikyuu ga horobiru tomo, kyou kimi wa ringo no ki o ueru

"even if tomorrow the world will perish, today, you plant an apple tree"


may you have found your reason to live :)