Kamis, 02 Juni 2011

kyoushi ni naritakatta

iza to iu toki ni, sono hagane ni natte, hito no koto ouen shite yareru ningen nanda. Sorette, kyoushi darou? (Hagane no Onna)


saat ini saya kuliah di jurusan pendidikan bahasa asing. sebelumnya saya kuliah di jurusan bahasa asing. saat ditanya 'kenapa kamu memilih kuliah di universitas ini? kamu ingin jadi guru?' saya kerap menjawab 'karena di univ ini mata kuliahnya menarik. ngga pengen-pengen amat sih jadi guru'

kyoushi ni naritakunai desu!
saya tidak ingin menjadi guru!

tapi lihatlah saya,
dua minggu setelah lulus dari universitas sebelumnya, saya mengajar bahasa asing. nyaris tiga bulan kemudian, saya berhenti. saya diterima bekerja di perusahaan asing. dua bulan pertama saya stress, setiap hari pergi bekerja di kepala saya hanya terngiang kata-kata,

'nani yattenno, atashi?!'
apa yang sih yang saya lakukan ini?!

jika ditanya bagaimana rasanya kerja di perusahaan itu, saya kerap bilang, 'gaji dan lain-lain sih OK..buat saya cukup. ngga ada yang perlu dikeluhkan sebetulnya'. tapi buat saya, bekerja disana 'merusak kepribadian' saya. diam-diam saya merindukan hari-hari dimana saya masih mengajar bahasa asing.
dan begitulah, satu setengah tahun kemudian saya berhenti, dengan alasan ingin melanjutkan studi. dua bulan setelah berhenti, saya mendapati diri saya kembali mengajar bahasa asing!

hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo ne...
sesungguhnya saya tidak ingin jadi guru sih ya...

jadi guru itu cape. cape fisik dan cape hati. teman saya bercerita bagaimana dia harus ekstra sabar menghadapi murid-muridnya. belum lagi masalah administrasi seperti memeriksa hasil ujian dan merekap  nilai. merancang menu belajar. membuat soal ujian. merancang rencana pengajaran....aaaaaah ribet ribet ribeeeeeeeeettttt!!
jadi guru itu tidak sama dengan pengajar. jadi guru itu tidak cuma menyampaikan materi pelajaran lalu selesai. orang tua bilang, guru itu singkatan dari 'digugu dan ditiru'; konyol sih, tapi hal itu benar adanya. saya menyadari diri saya yang super slebor ini tidak punya kualifikasi sebagai seorang guru. diri saya yang cepat naik darah ini mungkin tidak punya hati yang cukup lapang sebagai seorang guru.

terkadang murid-murid bertanya pada saya, mengenai 'masalah kehidupan' yang mereka alami. mereka mencurahkan kegelisahan mereka pada saya. saya belum cukup bijak untuk 'menasehati' mereka, sesungguhnya. dan saya bukan tipe orang yang pandai berkata-kata, sehingga terkadang saya berpikir,

'kotoba ga tsujiru kana....'
apa kata-kata saya 'sampai' ke mereka ya..?

sering saya mempertanyakan kapabilitas diri sendiri, apakah saya cukup 'cerdas secara emosional' untuk berdiri di hadapan mereka sebagai seorang guru.

suatu hari, saya membongkar-bongkar catatan harian jadul saya (yeah, saya punya kebiasaan menulis buku harian hingga kelas 3 SMA, hihihihi)
saya buka-buka dan baca-baca, dari membaca catatan harian itu saya semakin mantap menyadari bahawa betapa cacatnya hari-hari saya dahulu (dan mungkin juga sekarang) XD
tapi, saya menemukan sebuah catatan.....yang berisi alasan mengapa saya menjatuhkan pilihan kuliah pada jurusan bahasa asing:

karena saya ingin 'mengajar'!

'daripada jadi preman, mending jadi guru...'

begitulah yang tertera disana.


hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo,
motomoto wa kyoushi ni naritakattan da!

meskipun sesungguhnya saya tidak ingin menjadi guru,
pada awalanya saya (sebenarnya) ingin jadi guru!

hahahahaha....saya 'diingatkan kembali' oleh diri saya dahulu, bagaimana niat awal saya ketika memilih jurusan bahasa asing. jika diingat-ingat, kenapa saya bisa punya keinginan seperti itu ya?, (selain karena saya masih polos :D),

anohito no okage da.
berkat'orang itu'.

ya, dua orang itu yang 'membuat' saya ingin menjadi guru. kecengan saya dan si Onizuka -guru slebor dalam film GTO- hahahahaha konyol ya...begitulah image guru yang ada dalam bayangan saya. pintar secara intelektual dan emosional. tanpa paksaan, murid-murid akan dengan 'sukarela' mendengar kata-kata saya. Bisa menyentuh hati murid-murid.

Bisakah saya?

suatu hari, murid saya tidak datang di hari ujian. rupanya dia tiba-tiba dipindah kerja ke luar kota. dia mengirim pesan singkat,

'senang bisa sempet diajarin sama sensei. sensei paling deket sama murid-muridnya. selalu berusaha buat kelas tetep menarik meskipun materinya memusingkan...arigatou, sensei'

saat itu saya ingin menangis...
padahal belum genap 3 bulan saya menjadi guru mereka. padahal saya belum bisa 'merangkul' mereka. padahal saya belum bisa 'me-manage' kelas dengan baik.....

dakara, ....dakara.... sensei ni naritakunain da yo!
karena itulah saya tidak ingin menjadi guru!

begitu besar tanggung jawab yang harus dipikul...
sementara, saya masih meragukan kemampuan diri sendiri. sementara, saya masih bertanya-tanya,

ii sensei tte, donna koto deshou?
guru yang baik itu, seperti apa?


lihatlah saya,
saya jadi guru sesungguhnya karena pengaruh orang lain. saya jadi guru karena saya tidak suka 'pekerjaan kantoran'; tidak suka 'bekerja di balik meja'. saya masih merasa diri saya ini terlalu slebor untuk menjadi seorang guru.
tapi hampir genap dua tahun saya menikmati pekerjaan sebagai seorang guru bahasa asing. tidak diduga, saya bisa bertahan lebih lama dibanding pekerjaan saya dahulu.

hontou wa kyoushi ni naritakunai kedo,
motomoto wa kyoushi ni naritakattan da!

ternyata sesungguhnya dalam hati,
mengajar adalah 'panggilan jiwa' saya...
ternyata, masih ada orang yang percaya pada saya,
bahwa saya masih 'pantas' menyandang status sebagai guru mereka


terimakasih semua,
korekara, ii sensei ni nareru youni ganbarimasu!

2 komentar:

nz mengatakan...

haduuuh, kok tulisanmu dari tadi nonjok semua siiih? >,<

si miNyun mengatakan...

karena.....sesungguhnya saya adalah petinju yang berpura-pura sebagi penulis.... XP

Posting Komentar