Selasa, 21 Juni 2011

kunang-kunang

saat itu saya hendak berangkat tidur.
sudah selimutan. sudah baca doa. sudah mematikan lampu. 
tiba-tiba, di pojok kamar, di atas backpak saya melihat sebuah benda kecil berkelip-kelip. 
tak lama kemudian, menyusul sebuah benda lagi berkelip-kelip di atas langit-langit kamar. ternyata ada kunang-kunang nyasar masuk kamar saya.

saya takjub.
rasanya sudah bertahun-tahun saya tidak melihat mahluk ini, sejak lingkungan rumah saya dibangun pesat dan lahan hijau mulai berkurang.
sudah hampir 24 tahun saya menempati rumah saya sekarang. mengamati perubahan lingkungan seperti menyaksikan film dokumentar mengenai perkembangan peradaban manusia ;D

awal-awal saya pindah kesini,
masih jarang rumah-rumah bertingkat bermacam model. 
semua rumah nyaris tampak sama. maklum, rumah KPR BTN sih ;p
rata-rata rumah pagarnya tidak terlalu tinggi, yaaa kira-kira setinggi ulu hati orang dewasa lah. tembok pembatas antar tetangga pun, paling hanya setinggi perut orang dewasa. bisa ngerumpi pagi-pagi di halaman sambil bercocok tanam ;)
tapi sekarang,
pagar-pagar menjulang tinggi. sampai-sampai muka rumah pun tidak terlihat. bukan hanya pagar besi, pagar tembok tinggi pun kini menjadi trend. tak cukup begitu, tembok pembatas antar tetangga pun diberi lagi pagar. boro-boro ngerumpi sama tetangga, bertegur sapa pun hanya sebatas senyam-senyum saat kebetulan berpapasan ketika membuang sampah atau manggil tukang sayur.

sampai beberapa waktu lalu,
"rumah saya RSS....rumah sisi sawah, hehehehe"
diantara bangunan-bangunan rumah tinggal, masih tersisa sawah-sawah. menghijau lalu menguning seperti hamparan permadani. kadang kerbau-kerbau diangon di lapangan belakang rumah saya :D
dari jendela dapur, sambil cuci piring saya berkelakar dengan ibu saya, "bu,...tuh ada 20 juta keliaran di belakang rumah" (saat itu seekor kerbau bernilai sekitar segitu)
tapi sekarang,
dari jendela dapur hanya terlihat tembok batako abu-abu, rumah 'tetangga baru'. lahan rumput sudah tidak ada lagi, yang ada bangunan-bangunan yang entah siapa penghuninya saya tidak kenal. sawah yang seperti permadani itupun sudah berubah jadi rumah tinggal.

saat kecil dulu,
setiap pulang les orgen (semacam alat musik seperti keyboard 2 tingkat hehe), saya dan kakak berjalan kaki dari tempat les ke rumah, melewati lapangan rumput..kadang sambil menangkap kunang-kunang untuk dibawa pulang :D
masih aman untuk dua anak kecil berjalan kaki berdua saja tanpa ditemani orang dewasa. karena kita tahu, lingkungan ini adalah 'lingkungan kita'.
tapi sekarang,
begitu hari beralih dari siang ke malam, lampu-lampu dinyalakan. pagar-pagar diselot, pintu-pintu di kunci. tidak ada lagi anak kecil bersaudara berjalan pulang ke rumah, karena sekarang anak-anak diantar jemput pakai kendaraan. entah itu motor atau mobil, atau sepeda. karena berbahaya jika anak kecil pulang sendirian.

kelip kunang-kunang kalah oleh terang lampu perkotaan.
rumah kunang-kunang kini telah berubah jadi rumah manusia yang megah.

sebelum saya terlelap,
perlahan cahaya kunang-kunang pun turut meredup.
sesaat saya merasa rindu,
pada melankoli masa lalu.

 






2 komentar:

nz mengatakan...

sukaaaa daaah...

si miNyun mengatakan...

kunang-kunang di taman...(eh itu mah kumbang-kumbang ya?)

Posting Komentar