Minggu, 04 September 2011

Balas Budi Si Kucing


Saya suka sekali anime-anime keluaran Studio Ghibli.

karena itu, kali ini saya akan berbagi mengenai salah satu anime keluaran studio itu, yang buat saya memiliki kesan: co cwiiiiiiit *perhatian: kata ini harus diucapkan dengan gaya abege alay2 masa kini*



Neko no Ongaeshi merupakan anime produksi Studio Ghibli, yang dirilis pada tahun 2002 di Jepang, kemudian dirilis pula di Amerika pada tahun 2003. Film ini berdurasi kurang-lebih 75 menit, dibuat berdasakan karakter yang diciptakan oleh mangaka Hiiragi Aoi.

Anime ini menceritakan tentang Haru, seorang remaja usia SMA yang memiliki kemampuan untuk berbicara dengan kucing. Suatu hari, ia menyelamatkan seekor kucing yang hampir tertabrak truk. Saat menyelamatkannya, tongkat lacrosse miliknya patah. Betapa kagetnya Haru, saat kucing itu berterima kasih padanya sambil berkata “taihen abunai tokoro o tasukete itadaki, makoto ni arigatou gozaimashita” lalu membungkuk dengan sopan
*bertahun-tahun belajar bahasa jepang, tapi saya belum bisa berbahasa sesopan ini....kalah ama kuciiiiing, hahaha*

Malamnya, sesaat sebelum Haru tertidur datanglah rombongan iring-iringan kucing yang berjalan dengan dua kaki, layaknya manusia. Ternyata itu adalah rombongan dari Negeri Kucing. Belakangan diketahui bahwa kucing yang diselamatkan olehnya adalah Lune, pangeran dari Negeri Kucing. Sebagai balasannya, sang Raja dari Negeri Kucing datang untuk berterima kasih, dan menjanjikan bahwa mulai besok, ’kebahagiaan’ akan datang padanya.

Paginya, Haru dikejutkan oleh telepon dari teman sekelasnya, yang menanyakan siapa yang menaruh berpuluh-puluh tongkat lacrosse di sekolah. Tak hanya itu, ketika ia keluar rumah, halaman rumahnya menjadi lautan tanaman catnip (sejenis tanaman yang disukai para kucing). Belum cukup sampai disana, ketika Haru sampai di sekolah dan akan menyimpan sepatu di loker, disana terdapat paket-paket kecil yang ternyata berisi tikus!. Semua itu adalah ‘hadiah’ dari Negeri Kucing, tanda terima kasih telah menyelamatkan sang Pangeran.

Para kucing membanjirinya dengan hadiah-hadiah yang mereka kira, akan membuatnya bahagia. Siang hari, Haru bertemu kembali dengan utusan dari Negeri Kucing yang mengundangnya untuk datang ke Negeri Kucing. Utusan itu berkata, Haru akan dinikahkan dengan sang pangeran sebagai tanda terima kasih, dan nanti malam ia akan datang menjemput Haru.

Haru, meskipun berat hati tapi tak kuasa menolak permintaan itu. Saat ia sedang kebingungan, ia mendengar sebuah suara yang menyuruhnya untuk mencari 'neko no jimusho'(kantor si kucing....ooouuu...how cute~)
Suara itu juga menyuruhnya untuk mencari kucing besar berwarna putih di kafe di perempatan jalan. Merasa panik, Haru mengikuti suruhan suara itu, meskipun ia tak tahu siapa yang berkata.
Akhirnya, ia bertemu dengan seekor kucing besar berwarna putih bernama Muta; yang mengantarkannya pada 'pimpinan' Kantor si Kucing bernama Baron.
*Muta's name often confused with 'BUTA' which means pig...i think it's a word pun; consider Muta really IS fat as a pig...quite funny i think ;p

Haru pun menceritakan masalahnya pada mereka. Namun sayang, sebelum mereka sempat membantu Haru, para utusan dari Negeri Kucing datang menculik Haru, juga Muta yang tak sengaja terbawa oleh para penculik itu. Mereka mengira, Muta adalah ’pembantu’nya Haru. Tak tinggal diam, Baron pun mengejar Haru hingga ke Negeri Kucing.
*interesting point in this scene is the use of the word 'kerai'....in bahasa indonesia i think it's similar with 'jongos' hahahaha how rude...*

Haru pun tiba di Negeri Kucing. Sesampainya disana, seekor kucing putih yang cantik memandangnya dengan tatapan prihatin, lalu berkata padanya agar ia segera kembali ke negeri Manusia. Jika tidak, Haru tidak akan bisa kembali lagi ke dunia manusia. Kucing itu adalah Yuki, pelayan yang bekerja di Istana. Haru belum menyadari betapa genting situasi yang dihadapi. Melihat Negeri Kucing yang begitu indah, ia terlena ingin bersantai dan bermain disana. Maka saat utusan istana datang menjemputnya, ia merasa senang saja.

Di istana, Haru diperlakukan layaknya putri raja. Ia dijamu dengan baik, diberi pakaian indah, dan diurus dengan baik. Haru akhirnya sadar saat di wajahnya muncul kumis, di badannya tumbuh ekor, tangannya berubah menjadi seperti tangan kucing, juga di kepalanya tumbuh telinga kucing. Tak ketinggalan, bicaranya pun semakin 'kucing', nyaooooo~!

Ternyata, hal ini merupakan taktik sang Raja Negeri Kucing, yang berupaya mengubah Haru supaya 'pantas' bersanding dengan putranya. Jika Haru tak segera kembali ke dunia manusia sebelum fajar tiba, ia akan berubah menjadi kucing selamanya.

Untuk menyelamatkan Haru, Baron menyamar menjadi pengisi acara di pesta yang diselenggarakan di istana. Tetapi, kedoknya terbuka tepat pada saat acara berlangsung. Raja yang marah mengerahkan pasukannya untuk menangkap Baron. Ditengah kekacauan dan kehebohan itu, Yuki muncul dan menunjukkan jalan rahasia untuk keluar istana. Yuki, Haru, Baron, dan Muta melarikan diri bersama-sama. Ternyata, jalan itu berujung pada sebuah labirin. Di ujung labirin itu, ada sebuah menara; menara tersebut merupakan gerbang penghubung antara dunia manusia dan Negeri Kucing. Sang Raja tak putus asa, ia tetap berusaha mencegah agar Haru tak kembali ke dunia manusia, ia pun mengejar Haru hingga ke menara.

Saat situasi memanas, datanglah Lune, dan terungkaplah bahwa perjodohan itu semata-mata keegoisan sang Raja dan bukanlah keinginan Lune. Lune sendiri, sebenarnya menginginkan Yuki untuk menjadi pendampingnya. Lune akhirnya membantu Haru agar dapat kembali ke dunia manusia.

Saat Haru terheran-heran mengapa Yuki dan Lune berbaik hati membantunya hingga berani menetang Raja, terungkaplah sebuah cerita. Ternyata, Yuki pun pernah ditolong oleh Haru dahulu, saat ia masih seekor kucing kecil. Yuki kecil yang sedang kelaparan dan nyaris mati, diberi makanan oleh Haru. Jadi, bagi mereka berdua Haru adalah seorang onjin yang harus mereka balas budinya. Petualangan di Negeri Kucing membawa pelajaran yang sangat berharga bagi Haru. Lewat petualangan bersama Baron dan Muta, Haru bisa memahami diri sendiri, dan menemukan jibun no jikan-nya.

yang suka baca cerita rakyat jepang, pasti pernah mendengar cerita 'Tsuru no Ongaeshi' alias 'Balas budi si Burung Bangau'...naah, film ini juga mengangkat tema yang sama, yaitu masalah 'balas budi'
Rupanya ini tema sekaligus nilai moral yang banyak dipegang oleh orang jepang, yaitu "membalas budi pada orang yang telah memberi kebaikan pada kita, sekalipun kebaikan itu hanya sebesar biji jarak"
juga,
film ini menyorot soal karakter Haru, yang mencari 'jibun no jikan'nya. Awalnya saya bingung dengan istilah ini; apa sih maksudnya?
tapi setelah saya lihat film ini, barulah saya mengerti...jibun no jikan disini adalah mengenai "finding your passion in life"

hmmmm....

anime ini cerdik sekali, kalo boleh saya bilang.
dunia anime merupakan 'altered universe', dimana hal-hal yang tak mungkin terjadi, bisa saja dijumpai disini. anime ini berusaha mengungkapkan 'dunia yang ideal' dan dunia 'yang manusiawi' tanpa berusaha menggurui. lewat altered universe yang diciptakannya, neko no ongaeshi berusaha 'menyentil' moralitas kita..

who knows, moral education can be this fun? ;)

6 komentar:

anggie juliana mengatakan...

Mituwww... kok bagus sig blognya, theme-nya maksudnya,

Gimana caranya?

si miNyun mengatakan...

gugling aja gie, cari blogger theme...trus donlot theme-nya, di bagian pengaturan pilih edit theme. trus theme yang uda didonlot tadi, di upload...simpan..kalo uda beres...tinggal lihat blog :)

anggie juliana mengatakan...

gitu? nggak perlu di adobe2 dulu atau diapai dulu yaa??

Entar di coba... bagus ung.. ^^

si miNyun mengatakan...

iya langsung aja... :)
guggling aja 'blogger theme' atau 'blogger templates'

nz mengatakan...

wah seger templatenya... dan bahasannya, nyaooo

si miNyun mengatakan...

lebih seger lagi kalo baca ini sambil makan eskrim hehehe

iya nih bosen jadi diganti tampilannya :)

sebenernya ini re-post dari multiply dulu. karena uda ga keurus jadi ya isinya dipindah kesini hehehe makanya film2-nya jadul semua

Posting Komentar