Selasa, 09 Agustus 2011

Puisi Hujan

aaah...
hujan datang lagi 

hujan terkadang membawa sakit,
saat bulir-bulir kecilnya menerpaku
ketika aku sedang melaju, berkendara membelah jalanan kota
terasa pedas di wajah, pedih di mata
dan dingin yang dibawanya menusuk-nusuk sekujur tubuh

hujan juga terkadang membawa kesal,
"aaah...terlambat deh..."
karena membuatku harus menepi menunggunya reda
atau terburu-buru mengenakan jas hujan 
cepat-cepat menyelamatkan isi tasku supaya tidak ikut-ikutan kuyup
membiaskan coretan-coretan indah dalam buku catatan tebalmu

tapi hujan juga membawa senyum padaku,

ketika kita duduk di meja pojok dekat jendela,
hujan membuat kaca di dalam jadi berembun
dan aku, seperti anak kecil saja
tersenyum jahil sambil menuliskan sesuatu pada kaca yang berembun itu
sesuatu yang sanggup membuat hatiku berdebar 
saat kulihat pipimu memerah

di tengah hujan aku menari-nari
sementara kau duduk berteduh tak jauh dari sana,
mungkin sambil berpikir, "apa yang si bodoh itu lakukan?"
saat kumenatap wajahmu yang tersenyum itu,
aku merasa begitu hidup

pun di kala hujan,
di dalam bis kota itu,
saat aku meraih rokok dari jemarimu,
berbicara sebuah pelajaran tentang hidup
lewat kata-kata sederhana dalam percakapan singkat
sesaat aku merasa begitu arogan,
saat kau memandangku dengan tatapan tajammu
tapi sedikitpun aku tidak menyesal,
karena lebih menyakitkan bagiku 
untuk menyaksikanmu terus hidup dalam bayangan masa lalu

dan hujan yang turun kini,
memang seperti katamu,
membasuh semua serta melarutkan diri kita dahulu
membuat celah keterasingan di antara kita kini
membuat biru surat merah jambu itu

tapi hujan tetap membawa senyuman,

dengan meninggalkan jejak pelangi setelah ia pergi
meskipun hawa dingin masih menghembuskan sebuah elegi...

_________________________________________________________ 


"selamet yeee....akhirnya lu dapet pengikut" seseorang berkata pada perempuan itu. 
sambil mengernyitkan dahi tanda tak mengerti, perempuan itu membalas, "maksud lu?"
"bergaul sama lu bertahun-tahun, akhirnya virus lu nular sama dia" balas orang itu sambil tersenyum simpul
"hah?" perempuan itu masih bingung, siapa orang yang dimaksud.
"itu tuh....orang yang lu kasih amplop merah jambu itu" balas orang itu lagi.
s**l, darimana dia tahu soal amplop merah jambu itu! begitu batin perempuan itu.
"emang gue pembawa penyakit menular apa...sebar-sebar virus..." kata perempuan itu
"yeee...gitu aja marah..maksud gue, virus pujangga lu...gak nyangka gue, laki-laki itu bisa nulis hal-hal semanis itu" orang itu kembali berkata, "lu udah baca catatan di situs pribadinya?"
"belum...dan nggak minat" balas perempuan itu dingin.
orang itu tertawa ngakak, "halah...sok jual mahal lu. gue tau kok, alamat situs apa yang terdaftar di bookmark lu.." habis berkata begitu, kemudian orang itu melenggang pergi.

tepat sasaran. 
kata-kata orang itu sangat menohok dinding pertahanan perempuan itu. untungnya tak lama waktu istirahat siang tiba, dan orang-orang bergegas ke luar ruangan untuk mencari makan siang atau sekedar jalan-jalan. sehingga tak ada yang memperhatikan, bahwa pipi perempuan itu kini merah padam akibat kata-kata yang diucapkan orang itu.

perempuan itu menghela nafas panjang.
ruangan itu kini hening.
tangan kanannya menggerakan kursor bergambar panah pada icon browser, lalu mengklik dua kali pada suatu alamat yang ada di daftar bookmark-nya. tak lama kemudian, tampillah sebuah situs, berwarna biru laut. perempuan itu lalu mengklik pada daftar tulisan terbaru, berjudul "Puisi Hujan". perlahan tangan kanan menggerakan scroll, matanya mencerna kata demi kata pada tulisan itu.


tak terasa, air mata mengalir di pipinya.
hangat.



0 komentar:

Posting Komentar