Selasa, 09 Agustus 2011

Jarambah Bandung: Museum Pos

target ketiga: MUSEUM GEOLOGI dan MUSEUM POS

lhoo, kok dirapel?
iyadong kan museum geologi dan museum pos masih satu kawasan. dan lagi sebenarnya kami gagal mengunjungi museum geologi pada kesempatan kali ini *memalukan* 
pada saat kami tiba disana -di museum geologi kamsudnya- waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 waktu indonesia bagian gedung sate (lho?!). 

ternyata, setelah berada di sana kami baru tahu bahwa museum tutup pukul 15.00, jadi sudah tidak menerima pengunjung. hanya pada waktu libur sekolah saja museum buka hingga pukul 16.00. sayangs sekalis T_T

karena itulah kami langsung capcus -bukan sodaranya masakan capcay- ke seberangnya: museum pos.
syukurlah museum ini masih buka hingga pukul 16.00
tanpa basa-basi kami dipersilakan untuk segera memasuki museum, yang ternyata ada di ruang bawah tanah...hoooooh....


bolang Dwi mejeng di pintu masuk menuju museum pos

bolang Dali yang terobsesi mengisengi sepeda pak pos
lagi-lagi, museum ini pada akhirnya hanya menjadi sebuah ruangan dimana benda-benda jadul dari jawatan pos dikumpulkan. tidak ada guide. tapi, berhubung kami dibebaskan untuk berkeliling sendiri, kamipun akhirnya bernarsis ria dan berautis ria mengoprek dan jarambah terhadap barang display, hahahahaha *jangan ditiru*










gerobak pos yang konon digunakan di Maluku pada dekade 1870 
banyak barang yang lucu dan aneh sih disini :)
ada gerobak pos yang dipakai di Maluku pada zaman kolonial dulu. konon gerobaknya ditarik pake sapi/ kerbau. silakan saja bayangkan pak pos yang keliling desa ditemani kerbau dan gerobak *mau kemana, kisanak? hahahahaha*








bis surat jaman kolonial belanda, digunakan di Irian Barat
mesin pencetak perangko buatan jerman













ada macam-macam bisa surat jadul yang penampakannya udah kaya peninggalan zaman prasejarah XD 
ada mesin pembuat perangko buatan jerman 

radio milik mas Suharto yang legendaris
ada koleksi perangko dari macam-macam negara
ada display sepeda onthel yang dipakai pak pos jaman dulu, 
seragam para karyawan pos dari jaman ke jaman, mesin hitung yang digunakan pada jaman dahulu (semacam mesin kasir lah kalo sekarang mah....), 
kantong pos yang ternyata beda-beda menurut jenis barang yang dikirim
diorama 'pos keliling desa',
sampai radio antik milik mas Suharto, tokoh pos legendaris yang hilang pada saat perang kemerdekaan berkecamuk...*ngomong-ngomong, saya melihat radio yang mirip sewaktu menonton film dokumenter di museum KAA sebelumnya...*

aaah...saya jadi membayangkan bagaimana sosok kakek saya dahulu dalam seragam pos *curhaaaaat*


bolang Dwi, bolang Anjar, dan bolang Dali sedang bedebat soal pose yang pas untuk difoto (padahal kan yang difoto kepalanya doang, wkwkwkwkwkwk)

waktu berkunjung pun habis. kami pun pulang, tak lupa sebelumnya duduk manis dan berpose di depan kantor pos pusat bandung :)

bolang Dali, bolang Anjar, dan bolang Dwi bergaya ala fotomodel (gadungan) dan dipotret oleh bolang miNyun (yang terobsesi jadi fotografer) :D

2 komentar:

anjaroci mengatakan...

Duh, Nyun... Thanks banget postingannya kali ini... Menghiburku saat paginya ditinggal Duwik mudik. Sepi. Hehehe... Malemnya baca ini, jadi ketawa2 ndiri. Mengingat betapa cuek dan slebornya kita muter2 museum. Berempat menikamti dunia sendiri. Ga peduli ga ada guide juga.... Apalagi pas di Sri Baduga. Huahaha... Sueyem...^0^ Ayo part 2 nya diwujudkan juga!!

si miNyun mengatakan...

jangankan yang baca post ini, yang nulis juga uda ngikik2 sendiri depan leptop waktu nulisnya (andai ada orang yang lihat mungkin uda diduga 'agak2 miring' wkwkwk)

ayo kita agendakan lagi jalan2, habis lebaran ya :Dan leptop waktu nulisnya (andai ada orang yang lihat mungkin uda diduga 'agak2 miring' wkwkwk)

ayo kita agendakan lagi jalan2, habis lebaran ya :D

Posting Komentar