Senin, 12 April 2010

Senandung Sore


Sore begitu cerah.

Mentari lembut bersinar, angin pun bertiup pelan. Si Kerdil menghirup nafas dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan segarnya udara sore. Dikelilingi suasana yang begitu nyaman, hatinya tergelitik untuk ungkapkan rasa. Maka, menyanyilah ia, bersenandung sendiri. Sambil menatap birunya langit, ia nikmati saja kesendirian sementara udara menggemakan senandungnya.
Tak lama kemudian, datanglah seorang teman. Pertama-tama teman hanya merebahkan diri, duduk di sebelahnya tanpa berkata-kata. Tapi, sejurus kemudian, teman ikut bersenandung bersama si kerdil. Si kerdil terkejut, ia terdiam. Ia pun lalu menatap teman dengan sorot mata bertanya-tanya. Tapi teman hanya balas menoleh padanya, tersenyum, sambil terus bersenandung.
Sejenak si kerdil bingung. Tapi ia lalu teruskan bersenandung. Menyanyikan lagu yang sama bersama teman. Memang, pada awalnya Si Kerdil merasa sedikit terusik dengan kehadiran teman yang tiba-tiba saja ikut bersenandung bersamanya. Selama ini, bersenandung dalam kesendirian cukup menyenangkan baginya. Tapi ternyata, bersenandung bersama teman terbukti lebih mengasyikkan…

0 komentar:

Posting Komentar