Selasa, 27 Maret 2012

The Legend of 1900: A Melancholy of a Genius Pianist

All that world weighing down on you without you knowing where it ends. Aren't you scared of just breaking apart just thinking about it, the enormity of living in it?






Danny Boodman T.D Lemon 1900, begitulah Danny Boodman menamai bayi mungil yang ia temukan berada dalam peti jeruk lemon, di atas kapal pesiar Virginian. Nama tersebut ia ambil dari namanya sendiri, nama produsen jeruk lemon yang tertera di atas peti, dan tahun lahir si bayi - dan berasal pula dari selebaran iklan yang Danny temukan dalam kotak. Danny memutuskan untuk membesarkan bayi itu seorang diri, dan menyembunyikannya dari petugas kapal. Panjang nian yah namanya? ;)


Sayangnya, beberapa tahun kemudian Danny tewas dalam kecelakaan kerja yang tragis, meninggalkan 1900 yang masih kecil untuk bertahan hidup seorang diri sebagai yatim-piatu di atas kapal. Tahun berganti tahun,  ternyata 1900 menunjukkan bakat sebagai pianis jenius, dan akhirnya 1900 bergabung sebagai anggota orkestra resmi di kapal tersebut.

Reputasi 1900 sebagai pianis jenius sampai di teling Jelly Roll Morton, seorang yang dikenal sebagai pencipta musik jazz....dan ia pun menantang 1900 untuk duel piano di atas kapal. 1900 menang dengan gemilang, setelah memainkan original piece yang begitu menakjubkan, sampai-sampai membuat senar piano menjadi panas, cukup panas untuk menyalakan sebatang rokok!

Melihat duel tersebut, seorang produser menawari 1900 kontrak rekaman. Tetapi, 1900 menolak untuk turun dari kapan. Apaboleh buat, produser akhirnya memboyong peralatan rekaman ke atas kapal, dan meminta untuk 1900 memainkan kembali sebuah original composition untuk direkam. Ketika jari-jari 1900 mulai menari di atas tuts piano, tiba-tiba saja dari luar jendela ruang rekam ia melihat sesosok jelita. 1900 jatuh hati pada pandangan pertama pada sosok itu....dan jarinya pun mulai memainkan melodi indah.


Kapal laut dan piano, itulah arti dunia bagi 1900. 
The world passed me by, but two thousand people at a time. And there were wishes here, but never more than could fit on a ship, between prow and stern. You played out your happiness on a piano that was not infinite. I learned to live that way. Land is a ship too big for me. It's a woman too beautiful. It's a voyage too long. Perfume too strong. It's music I don't know how to make. I can't get off this ship. At best, I can step off my life. After all, it's as though I never existed.

__________________________


The Legend of 1900, atau La leggenda del pianista sull'oceano merupakan film produksi tahun 1998, disutradarai oleh Giuseppe Tornatore. Film ini merupakan film berbahasa inggris pertama bagi Tornatore. Berdurasi sekitar 180 menit, terinspirasi dari teater monolog Novecento yang ditulis oleh Alessandro Baricco. 
Film ini memenangkan beberapa penghargaan, seperti European Film Awards (1999) untuk Best Cinematographer, Golden Globes (2000) untuk Best Original Score, Guild of German Art House Cinemas (2000) untuk Foreign Film, Italian National Syndicate of Film Journalists (1999) untuk Best Director, Producer, Production Design, Costume Design, Best Screenplay dan memenangkan pula Satellite Award (2000) untuk Best Art Direction, Production Design, dan Best Original Score *ngeboroooong...*

Sejujurnya, film ini memiliki alur yang lambat...nyaris monoton, soalnya setting cerita hanya berkisar toko alat musik second, pelabuhan, dan kapal. Selain itu, dialog-dialognya beraaaat....
Tapi, berkat kemampuan akting yang piawai dari para pemeran, film ini menjelma menjadi film yang berkarakter; dialog-dialognya berat tapi sangat filosofis, juga cerdas. Sangat menunjukkan sisi melankoli dari seorang jenius piano :)
(Tapi kalau kamu nggak terlalu suka nonton film drama yang harus mikir sih, saya nggak rekomen film ini buat kamu, hehehe)
Buat saya, faktor penting dari sebuah film (selain isi film itu sendiri tentunya) adalah soundtrack yang menyertainya; dan bagi saya, soundtrack film ini...pas banget! musik yang muncul dalam adegan film, tidak menjadi "pengiring", tapi menjadi bagian yang tak lepas dari adegan itu sendiri, sebagai unsur yang memperkuat emosi yang ingin diutarakan dalam cerita *lebay....tapi fakta!*

Coba deh intip adegan dari film ini, dengan score berjudul "Playing Love"


 

2 komentar:

nz mengatakan...

kayanya menarik *lirik*

si miNyun mengatakan...

rame Ja!!
saya nongton sampe 2x

(pertama kali nongton cuma awal doang, kedua kalinya dari tengah sampe akhir..hehe)

Posting Komentar