Minggu, 28 Maret 2010

Tiga Puluh

30-12-2004



Satu, dua, tiga, empat…

Jari-jariku tak mencukupi lagi ‘tuk hitung bilangan hari yang telah terlewati. Kutatap kalender kecil yang teronggok di pojok meja belajarku. Di sana tertulis angka 31. Besok adalah hari terakhir di tahun 2004 ini. Kutarik nafas perlahan, lalu kuhela nafas panjang. Sepatah kata terlintas, penghujung tahun. Setidaknya, begitulah menurut penanggalan masehi.

Tubuhku meregang, sementara ingatanku berputar, mencoba mereka-reka kembali. Napak tilas. Kemudian, potongan-potongan ingatan mulai tergambar dalam imajiku. Seperti slide-show, gambar-gambar itu seakan menari-menari silih berganti. Duka, bahagia, tawa, tangis, perjumpaan, perpisahan...semua terangkum, walau tidak semua bisa kuingat jelas; tapi ada sebersit perasaan dekat, mungkin seperti de-ja-vu, seakan-akan semua itu baru saja terjadi kemarin.

Detik-detik berlalu. Tersentak aku dari lamunanku. Refleks, aku memandang jam yang terpajang di tepi tempat tidurku; sebuah tanda mata pemberian seorang teman pada peringatan hari lahirku , yang kebetulan jatuh pada bulan ini.

Kembali kupandang lekat-lekat benda itu. Aku berpikir, hidup kita mirip seperti mesin itu. Jarum jam selalu berputar sama, membentuk siklus, ada pengulangan di tiap titiknya. Sama halnya yang terjadi dalam hidup. Terkadang kita merasa maju, melewati hari demi hari. Tetapi ternyata, kita hanya memutari jalan yang sama; sehingga kita kembali menemui hal yang sama, lagi dan lagi. Seakan-akan jalur yang dilalui berupa lingkaran, bukan garis linear. Tetapi, mungkin saja aku salah. Mungkin beberapa orang di luar sana, menapaki jalur linear, bukan lingkaran.

Kembali kuhela nafas, panjang.

Suasana yang semakin sunyi seakan menjawil bahuku, menarikku keluar dari petualangan seru alam khayalku. Kupandang lagi jam itu. Menjelang tengah malam. Rupanya malam telah larut. Kurebahkan tubuh di kasur, kutarik selimut sebatas pinggang, dan kucoba pejamkan mata. Sementara alam bawah sadarku mulai merayap naik, sayup-sayup masih kudengar suara penyiar Metro TV memberitakan ”Indonesia Menangis”







Bandung, 02.01.2005


mengenang 3 tahun tsunami aceh, semoga teman-teman selalu diberi kekuatan, kesabaran,dan ketabahan 

0 komentar:

Posting Komentar