Rabu, 16 Desember 2009

Filosofi Saguaro


Perkenalkan, namanya Saguaro. Kalau suka lihat film-film koboi atau film-film bersetting gurun (atau padang pasir), pasti sudah kebayang siapa si Saguaro ini. IYA, itu tuh…kaktus tinggi plus begang (= kurus) kaya’ tiang listrik yang sering jadi icon padang pasir.
Saguaro emang gak cantik. Gak seputih melati, atau semenarik mawar merah. Warnanya cumaijoButek. Botak. Begang. Berduri lagi!. Tapi dia pintar. Dia istimewa. Padahal, asal tahu aja, ...badannyagak bohai. Cuma bentuk silinder. Sama sekali gak menarik. Tapi ternyata, itulah caranya meminimalisasi penguapan. Badannya juga gak mulus. Bergalur, mirip akordion. Tapi justru itulah yang membantunya tetap bertahan di iklim gurun. Galur-galur itu akan mengembang manakala menyerap air, lalu mengempis ketika cadangan air menipis. Saguaro juga berduri. Tapi itulah yang membuatnya pintar. Karena dengan duri itu dia bisa melindungi diri dari binatang haus yang bakal menggerogoti dirinya.
Saguaro emang sama sekali gak cantik....
tapi apa sih artinya sebuah keindahan fisik dibanding apa yang ada di dalam?
OK, penampilan bukan yang UTAMA, walaupun memang yang PERTAMA (dilihat). Tetapi bukankah lebih indah jika kita mengetahui dan dapat mengerti sebuah ESENSI, HAKIKAT, dibanding materi (baca: FISIK) yang suatu saat akan lekang, hilang, dan terlupakan?
Saguaro emang ga secantik mawar, melati, anggrek atau yang lainnya. Tapi dia ga MANJA. Dia PANDAI. Dia TAHAN BANTING. Dia sanggup bertahan di lingkungan yang ganas, panas dan gersang. Dengan segala ketidakcantikannya itu, dia sanggup bertahan lebih lama. Percaya atau ga, umurnya dapat mencapai dua ratus tahun lebih. Dua ratus mungkin cuma kuantitas semata. Cuma hitam di atas putih. Tapi bayangkan, dua ratus sebagai sebuah kesempatan besar, yang ga datang dua kali....
Betapa rugi kalau kita mengabaikannya, hanya karena kita berpikiran sempit; lalai menangkap nomenon, selalu terpaku pada fenomenon saja....

0 komentar:

Posting Komentar